Ramai Damian Lillard Minta Keluar dari Blazers, Inilah 3 Kasus Serupa yang Pernah Terjadi di NBA

1532319057 SCORE.CO.ID

Score – Damian Lillard telah meminta trade dari Portland Trail Blazers . Dia menjelaskan melalui perwakilannya bahwa dia hanya berminat untuk pindah ke Miami Heat. Terlepas dari kenyataan bahwa permintaan trade Lillard datang hampir sebulan yang lalu, kesepakatan di antara keduanya pun belum tercium hingga saat ini.

Kasus seperti ini bukanlah kasus yang asing di NBA . Beberapa pemain bintang lainnya pun pernah meminta trade kepada timnya. Dari kesepakatan trade tersebut, ada pemain yang sukses saat berpindah tim, tapi ada pula yang gagal di tim barunya.

Berikut adalah 3 permintaan trade yang akhirnya menjadi bumerang bagi pemain bintang NBA .

ADVERTISEMENT

Shaquille O’Neal menghabiskan delapan musim bersama Los Angeles Lakers dari musim 1996-1997 hingga musim 2003-2004. Selama membela Lakers, dia berhasil masuk play off sebanyak delapan kali dan juara pada 2000, 2001, dan 2002 bersama Kobe Bryant yang dikenal sebagai salah satu duo terhebat dalam sejarah NBA .

Walaupun memiliki kenangan yang manis selama membela Lakers, ternyata O’Neal justru pernah meminta dua kali untuk ditukar kepada Lakers.

Akan tetapi, O’Neal baru disetujui untuk ditukar pada 2004 ke Miami Heat ketika dia berusia 32 tahun. Miami mengirim Lamar Odom, Caron Butler, Brian Grant dan dua draft picks dalam kesepakatannya.

Saat di Miami Heat, O’Neal pernah menjadi juara pada musim 2005-2006 ketika berhasil mengalahkan Dallas Mavericks. Sementara dalam lima musimnya bersama Miami Heat, O’Neal masih mencetak rata-rata 18,5 poin, 9,0 rebound, dan 1,7 block serta menjadi All-Star NBA sebanyak empat kali.

Walaupun selama di Miami, O’Neal bisa terbilang sukses, tapi dengan tinggal di Los Angeles dan melanjutkan apa yang telah dia dan Bryant bangun akan menjadi pilihan yang lebih baik baginya.

Baca Juga  Terinspirasi dari Stephen Curry, Under Armour Asah Bibit Atlet Basket Indonesia di Curry Day

LeBron James telah bermain dengan sejumlah pemain terbaik NBA sepanjang kariernya, meskipun mungkin tidak ada yang sebaik ketika dirinya berduet dengan Kyrie Irving. Chemistry ketika mereka bermain dari 2014 hingga 2017 sangat istimewa. Pada masa itu, LeBron masih dalam jayanya, sementara Kyrie baru saja memulai kariernya di NBA .

Keduanya mampu membawa Cleveland mencapai Final NBA dalam tiga musim berturut-turut dan memenangkan gelar NBA pada 2016. Dalam game kelima di partai final tersebut, LeBron dan Kyrie sama-sama mencetak 41 poin, dan Irving melakukan tembakan tiga poin yang ikonik di Game 7.

Kemudian pada 2017, Kyrie Irving ingin keluar dari bayang-bayang LeBron James dan meminta trade pada Cleveland. Terlepas dari catatan rekor pribadinya yang saat itu berhasil mengungguli LeBron James, Cleveland akhirnya merelakan Kyrie.

Kyrie akhirnya pindah ke Boston Celtics untuk ditukar dengan Isaiah Thomas, Jae Crowder yang cedera dan unprotected 2018 first-round pick milik Brooklyn Nets yang berada di urutan 8 dengan Collin Sexton sebagai pemain yang dipilihnya.

“Saya ingin menjadi pemimpin. Saya ingin menjadi semua itu dan bertanggung jawab untuk menjadi yang terbaik di dunia,” kata Kyrie yang mengatakan melalui Tim Bontemps tentang kepindahannya ke Celtic.

Sejak kepindahannya ke Lakers, keduanya sering dirumorkan untuk bermain bersama kembali di suatu tim. Terakhir, pada beberapa waktu yang lalu LeBron mencoba untuk mendatangkan Kyrie ke Lakers, tapi usaha tersebut gagal. Sebaliknya, Kyrie juga mencoba meyakinkan LeBron untuk kembali bermain bersamanya di Dallas Mavericks.

Waktu Carmelo Anthony sebagai pemain dari New York Knick ditandai dengan kesuksesan individunya tetapi gagal dalam urusan tim. New York hanya tiga kali mencapai babak play off dalam tujuh tahun.

Baca Juga  FIBA World Cup 2023: Ini Rute Bis Listrik dari Kantong Parkir ke Indonesia Arena

Jika seandainya Anthony dapat menunggu beberapa bulan lagi untuk bergabung dengan Knicks, mungkin segalanya yang akan terjadi bisa jauh berbeda.

Di musim 2010-2011, Anthony hanya memiliki sisa tahun di kontraknya dan menolak perpanjangan kontrak tiga tahun bersama Denver. Lalu dia akhirnya pindah ke Knicks pada Februari 2011 sebagai bagian dari kesepakatan tiga tim yang juga melibatkan Minnesota Timberwolves.

New York telah merelakan Danilo Gallinari, Wilson Chandler, Raymond Felton, Timofey Mozgov, 2014 first-round pick, 2016 first-round pick swap, dan dua second-round picks untuk ‘mendaratkan’ Anthony.

Kesepakatan tersebut pada akhirnya mengirimkan banyak bakat dan aset ke Denver, yang akan menyelesaikan musim dengan rekor 18-7 sementara Knicks tersapu di babak pertama play off.

Jika Anthony bisa menunggu sedikit lebih lama untuk bertahan dengan Denver, maka bukan tidak mungkin nasib Anthony akan lebih baik pada waktu itu. (Barkah Hijratul Asyuro)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *