Ramadhan Sananta tim saat ini
score.co.id – Gerbang bursa transfer Liga 1 2025 baru saja ditutup, namun kejutan terbesar justru datang dari arah tak terduga. Siapa sangka, Ramadhan Sananta-penyerang andalan Timnas Indonesia yang namanya kerap menghiasi deretan top skor domestik-tiba-tiba memilih hijrah ke liga tetangga? Dalam sekejap, jagad sepak bola Tanah Air gempar.
Tanpa gembar-gembor rumor media, tanpa drama negosiasi berbulan-bulan, Sananta resmi berseragam DPMM FC Brunei untuk mengarungi Liga Super Malaysia musim 2025/2026. Apa yang membuat kepindahan ini begitu istimewa? Bagaimana implikasinya bagi karier sang striker dan masa depan Garuda? Simak analisis eksklusif dari score.co.id.
Kepindahan Resmi ke DPMM FC: Menjajal Liga Malaysia
Mei 2025 menjadi bulan bersejarah bagi Ramadhan Sananta. Setelah kontraknya di Persis Solo berakhir pada 31 Mei, penyerang berusia 27 tahun itu tak memperpanjang masa bakti. Alih-alih bertahan di Liga 1, ia memilih tantangan baru dengan menandatangani kesepakatan bersama Duli Pengiran Muda Mahkota Football Club (DPMM FC), klub kebanggaan Brunei Darussalam yang bersaing di kancah Malaysia. Keputusan ini menghentak publik, mengingat Sananta baru saja mencetak 15 gol musim lalu dan menjadi tulang punggung lini serang “Laskar Sambernyawa”.

DPMM FC bukan klub sembarangan. Di bawah kepemilikan Pangeran Al-Muhtadee Billah, tim ini punya DNA petualang. Mereka pernah mendominasi liga domestik Brunei, lalu pindah ke Malaysia, sebelum meraih dua gelar juara Liga Singapura. Kini, kembalinya mereka ke Liga Super Malaysia diwarnai ambisi besar-dan Sananta adalah puzzle utama strategi itu. Sebagai pemain asing kuota ASEAN, perannya vital.
Klub Brunei ini dikenal dengan pendekatan taktis disiplin dan infrastruktur mumpuni, termasuk lapangan berstandar FIFA dan fasilitas pelatihan berteknologi tinggi. Bagi Sananta, ini bukan sekadar perubahan klub, melainkan loncatan ke ekosistem sepak bola yang lebih global.
Analisis Transfer: Keheningan yang Mengguncang
Yang paling mencuri perhatian bukan hanya tujuannya, tapi bagaimana transfer ini terjadi. Di tengah hiruk-pikuk bursa transfer Liga 1-di mana nama-nama seperti Marselino Ferdinan atau Rizky Ridho dikaitkan dengan klub Eropa-kepindahan Sananta berlangsung bak operasi intelijen. Situs-situs otoritatif macam Transfermarkt bahkan tak mencatat sinyal rumor sebelumnya. Padahal, ia termasuk aset berharga dengan nilai pasar sekitar €500.000.
Fakta ini mengungkap dua hal: pertama, profesionalisme tingkat tinggi dari semua pihak. Agen Sananta, manajemen Persis Solo, dan DPMM FC mampu menjaga kerahasiaan negosiasi hingga detik final. Tidak ada kebocoran, tidak ada perang pernyataan di media. Kedua, efisiensi waktu yang langka. Proses dari pembicaraan awal hingga penandatanganan konon hanya makan waktu dua pekan-sebuah rekor di tengah budaya transfer Indonesia yang kerap berlarut-larut.
Bandingkan dengan saga transfer pemain lokal lain yang bisa mencapai 2-3 bulan penuh spekulasi. Kecepatan ini menunjukkan kesiapan matang Sananta menerima tantangan baru, sekaligus sinyal bahwa DPMM FC memang serius membangun tim kompetitif.
Prospek dan Implikasi Karier
Bagi Sananta, langkah ini adalah katalisator karier. Di Liga Super Malaysia, ia akan berhadapan dengan bek-bek tangguh seperti Dion Cools (Malaysia) atau pemain naturalisasi asal Brasil. Tingkat kompetisi lebih tinggi, ritme permainan lebih cepat, dan tekanan mental lebih besar. Namun, DPMM FC sudah menyiapkan panggung untuknya. Kabar internal menyebut mereka sedang gencar memburu Akhyar Rashid, winger Timnas Malaysia yang punya 8 assist musim lalu. Duet Sananta-Rashid berpotensi menjadi mimpi buruk bagi pertahanan lawan.
Dampaknya bagi Timnas Indonesia juga tak bisa dianggap remeh. Sebagai pencetak 7 gol dalam 15 penampilan untuk Garuda, Sananta kini punya peluang mengasah insting gol di liga yang diakui AFC sebagai salah satu yang paling berkembang di Asia Tenggara. Jika beradaptasi dengan baik, ia akan kembali membawa pengalaman taktis berharga-mirip dengan apa yang didapat Egy Maulana Vikri di Slovakia atau Asnawi Mangkualam di Korea Selatan. Dalam jangka panjang, ini bisa membuka jalan bagi talenta Indonesia lain untuk menjelajahi liga ASEAN sebagai batu loncatan sebelum melangkah ke Eropa.
“Transfer Sananta adalah bukti bahwa pemain Indonesia punya daya saing global. Liga Malaysia mungkin bukan tujuan akhir, tapi ini langkah strategis untuk membangun mentalitas dan eksposur internasional,” ucap Bima Sakti, mantan pelatih Timnas U-19 Indonesia, dalam wawancara eksklusif dengan score.co.id.
Penutup
Kepindahan Ramadhan Sananta ke DPMM FC lebih dari sekadar transfer biasa. Ia adalah simbol pergeseran paradigma: bahwa pemain Indonesia tak harus terpaku pada Liga 1 atau Eropa untuk berkembang. Dengan keberanian mencoba liga tetangga, Sananta tak hanya menantang dirinya sendiri, tapi juga membuka mata dunia tentang potensi sepak bola Tanah Air. Jika sukses, jalan ini bisa menjadi blueprint bagi striker muda seperti Hokky Caraka atau Rabbani Tasnim. Satu hal pasti-dengan tekad dan kerja keras, babak baru Sananta di Malaysia akan jadi cerita yang pantas kita saksikan bersama.
Pantau terus perkembangan transfer dan berita sepak bola terkini hanya di score.co.id!












