Score – Saat itu, PSM Makassar kalah 2-3 dari Persija Jakarta pada laga yang dilangsungkan di Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare, Jumat (3/11/2023) malam WIB.
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares mengaku hasil ini bukanlah yang diinginkan di hari ulang tahun PSM Makassar.
“Selamat malam, pertama saya mengucapkan terima kasih kepada suporter yang telah datang ke stadion dalam kondisi hujan untuk mendukung kami,” ujar Bernardo Tavares usai pertandingan lawan Persija.
“Mereka memberikan dukungan yang fantastis kepada tim kita.”
“Tim kita tentu sangat sedih, karena kita tidak bisa memberikan tiga poin untuk suporter, terima kasih dan selamat ulang tahun PSM Makassar,” ujarnya.
Bernardo Tavares pun menyoroti kepemimpinan wasit Armyn Dwi Suryathin yang kerap melakukan kesalahan yang merugikan timnya.
Bernardo Tavares pun mengaku kerap memperingatkan sosok wasit tersebut.
Salah satu momen yang membuat Bernardo Tavares terjadi saat Muhammad Ferarri menarik baju dari Victor Mansaray di dalam kotak penalti.
Wasit pun tidak memberi hukuman apapun untuk Persija Jakarta.
Dirinya pun menyoroti kesalahan wasit saat pertemuan pertama lawan Persija. Saat itu alat vital Yance Sayuri ditendang oleh salah satu pemain Persija sebelum gol penyeimbang tercipta.
“Kita tahu saat bermain lawan Persija itu sangat sulit dan dalam tujuh tahun terakhir kita belum menang lawan mereka Jika kamu ingat pada laga away pertama kita lawan Persija, kamu pasti ingat bagaimana mereka mencetak gol,” ujar Bernardo Tavares.
“Saat itu satu pemain nomor 73 mereka atau saya juga tidak ingat nomor punggungnya menendang alat vital Yance Sayuri dan wasit tidak menghentikan pertandingan dan setelah itu mereka masuk kotak penalti kita dan mencetak gol.”
“Lalu kita sampaikan bahwa wasit yang sama akan memimpin kita dan kita telah memberi kesempatan yang lain. Mereka melakukan banyak kesalahan yang merugikan kita.”
“Ini adalah wasit yang sama yang merugikan PSM Makassar saat lawan Persib dan PSS Sleman. Jika kamu ingat salah satu pemain PSS keras ke Arfan dan mereka keras kepada Ananda Raehan dan kemudian terjadilah gol untuk mereka.”
“Gol mereka jadi gol terbaik pekan tersebut dan sejarah itu berulang lagi dengan wasit yang sama dengan kesalahan yang sama dan hari ini saya harus menunjukkan padamu.”
“Coba kamu pikirkan, di benua Eropa, Afrika, dan banyak negara lainnya bahwa hukuman apa lagi yang bisa diberikan selain penalti.”
“Nomor 41 yaitu Muhammad Ferarri tidak berniat untuk mengincar bola. Dia hanya berniat menarik jersey Victor Mansaray.”
“Jadi, jika itu tadi penalti dan itu terjadi pada menit ketiga atau keempat, itu bakal memberikan perbedaan besar disini.”
“Wasit tidak menghargai kita disini, berkali-kali kamu tahu mereka menarik jersey kita dan tidak pernah memberi penalti.”
“Saya tidak bermaksud berkata bahwa ini bukanlah alasan karena kita kalah, kita menciptakan banyak peluang, tetapi kita tidak mencetak gol dan kurang beruntungnya kita membuat kesalahan dalam situasi transisi, tetapi jika kamu pikir jika itu terjadi di dalam kotak penalti, kamu pikir itu bakal terjadi pada musim ini. Saya tidak tahu,” ujarnya.
Bernardo Tavares pun tidak menyembunyikan kemarahannya atas kepemimpinan wasit.
Pelatih asal Portugal tersebut terdengar juga menggebarak meja sebagai reaksi kesal atas kepemimpinan wasit.
“Sayangnya kita membuat kesalahan dalam pertandingan hari ini. Kita kalah pada dasarnya karena kita mencetak hanya dua gol dan lawan mencetak tiga,” ujar Bernardo Tavares.
“Tapi bagaimana bisa pada saat kita memimpin (pada laga pertama), wasit ini ingin cepat-cepat menjalankan laga dan pada saat pemain mereka memimpin, mereka mengulur waktu.”
“Game berjalan, pemain mereka tiba-tiba terjatuh, dan wasit pun menghentikan pertandingan. Dan pemain bek tengah mereka, menarik, mendorong, Victor Mansaray didepan mata sendiri, tetapi wasit tidak memutuskan apa-apa.”
“Saat saya bertanya kepada wasit keempat, ia bilang bahwa itu foul dan tidak ada komunikasi diantara para wasit yang ada di lapangan.”
“Tolonglah respek dengan pekerjaan kita, hormati pekerjaan kita, karena kita sudah bekerja keras tiap saat sebelum pertandingan. Kita bisa kalah, menang, dan imbang, tetapi bukan begini caranya.”
“Kita coba menghargai setiap orang dengan baik, tapi tolong hargai. Ini tidak boleh terjadi, saya tau bagaimana caranya menghandle kemenangan dan kekalahan, tetapi kalau seperti ini, ini jelas tidak menghargai kita, kerja keras kita,” ujarnya.