Score – Melalui rilis resmi klub, PSIS dikenakan sanksi pertandingan kandang tanpa penonton hingga akhir musim.
PSIS dianggap melanggar Kode Disiplin PSSI Tahun 2023 karena terjadi pengulangan kejadian yang sama yakni keributan PSIS dan suporter tim tamu.
Adapun saat PSIS menang 1-0 atas PSS, kericuhan antar suporter pecah saat laga memasuki injury time yang membuat ofisial dan pemain di bench kedua tim masuk ke lapangan karena takut terkena lemparan dari tribune.
“Merujuk kepada Pasal 70 Ayat 1, Ayat 4 dan Lampiran 1 Nomor 5 Kode Disiplin PSSI Tahun 2023, Klub PSIS Semarang dikenakan sanksi larangan menyelenggarakan pertandingan dengan penonton saat menjadi tuan rumah, sejak keputusan ini diterbitkan dan berlaku pada pertandingan terdekat sampai dengan Kompetisi BRI Liga 1 Tahun 2023-2024 berakhir,” bunyi Surat Komdis PSSI yang ditujukan untuk PSIS.
PSIS juga mendapat tambahan sanksi sebesar Rp 25 juta.
Kericuhan terjadi antara tribun utara Stadion Jatidiri yang dihuni Snex dan tribun barat yang dihuni pendukung PSS Sleman.
“Nyanyian pertama sudah terabaikan, lalu nyanyian kedua terulang.”
“Saya sudah coba untuk datang ke Snex untuk mengimbau tidak menyanyikan sesuatu yang sifatnya provokasi.”
“Tapi mereka malah marah bahkan hampir ada pemukulan ke saya.”
“Tapi Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa, kami steward dan keamanan bisa mengatasi itu secara cepat sehingga tidak terjadi keributan yang berkepanjangan,” imbuhnya.
Liga 1 2023-2024 sebenarnya melarang suporter lawan untuk bertandang.
Namun, Agung berdalih kehadiran suporter PSS di tribune barat Stadion Jatidiri digolongkan penonton umum karena tidak beratribut.
“Pendukung PSS yang hadir sekitar 1600 orang, mereka sebenarnya dari berbagai macam tiket,” kata Agung Bawono.
“Tapi kami menimbang dari segi keamanan karena mereka berjumlah lumayan banyak sehingga saya anggap jadi sebuah kekuatan.”
“Maka saya alokasikan jadi satu tribune di barat selatan.”
“Mereka tanpa atribut tergolong penonton umum tapi pendukung Sleman,” tambahnya.
Atas hukuman ini, PSIS berencana melakukan banding.
CEO PSIS, Yoyok Sukawi merasa hukuman sangat memberatkan timnya.
“Ini hukuman sangat berat dan tidak adil karena larangan menggelar pertandingan dengan penonton hingga akhir musim,” kata Yoyok.
“Yang kami sesalkan, kami itu justru jadi korban disini, kenapa justru dihukum seberat itu.”
“Usaha Panpel juga sudah maksimal, dari awal hingga pada saat kejadian gerak cepat dan apa yang terjadi di stadion bisa segera diatasi dengan baik hingga semua pihak yang berada di stadion bisa pulang dengan selamat.”
“Kami akan mengajukan banding karena di dalam surat juga disebutkan bahwa kami dapat banding,” tambahnya.