SCORE.CO.ID – Dunia sepak bola Eropa pasti tidak asing lagi dengan profil Simon Tahamata. Legenda sepak bola yang lahir di Belanda ini ternyata memiliki darah Maluku. Berjuluk salah satu winger terbaik di Belanda, sosok kelahiran 26 Mei 1956 ini membuktikan bahwa teknik, kecepatan akan mengalahkan batasan fisik.
Mengenal Profil Simon Tahamata
Profil Simon Tahamata dibuka dengan perjalanannya di klub kecil TSV Theole sebelum memutuskan bergabung dengan Ajax Amsterdam. Sosok dengan tinggi 1,64 meter ini mulai dikait-kaitkan dengan Indonesia bahkan sejak awal Januari 2025.
Pria berdarah Maluku bahkan sempat termasuk staf pelatih Timnas Indonesia hingga digadang-gadang mengisi posisi Direktur Teknis PSSI. Paling baru, ia dirumorkan menjadi kepala pemandu bakat khusus Skuat Garuda. Kedatangannya pun akan segera diresmikan jajaran penting PSSI.
Menilik profil Simon Tahamata, orang tuanya memang datang ke Belanda pada tahun 1950 an. Mereka disebut sebagai simpatisan Republik Maluku Selatan atau RMS yagn terusir dari tanah air.
Perjalanan Karir
Sosok berdarah Maluku ini memilih sepak bola sebagai karirnya. Bergabung dengan Ajax Amsterdam pada tahun 1976 hingga 1980, ia juga sempat bergabung dengan Standard Liege pada kurun waktu 1980 hingga 1984.
Profil Simon Tamahata yaitu bergabung dengan Feyenoord pada rentang tahun 1984 hingga 1987. Sementara itu, ia juga bergabung dengan tim Germinal Ekeren mulai tahun 1990 hingga 1996.
Lelaki yang sempat mengenakan kostum orange tersebut tercatat dua kali menyumbang gol dari 22 permainan. Saat menjadi bagian dari Standard Liege, ia mencatat prestasi gemilang, seperti menyabet dua kali juara liga.
Bahkan tim Standard Liege berhasil menjadi finalis Piala Eropa II. Sedangkan pada level internasional, pria berdarah Indonesia ini membawa pulang penghargaan Man of the Season dan Beligan Fair Play Award.
Penampilan selanjutnya, ia sempat mencetak 22 penampilan sejak 1979 hingga 1986 membela Timnas Belanda. Debutnya melawan Argentina pada ultah FIFA ke-75 menjadi titik awal debutnya.
Kontribusi legenda Ajax ini tak terhenti di lapangan hijau. Setelah memutuskan untuk pensiun, ia mendalami dunia kepelatihan. Sejumlah klub besar pun menjadi tim di bawah kepelatihannya, seperti Standard Liege dan Al Ahli.
Bahkan ia sempat mendirikan akademi sepak bola yang sudah terkenal luas di Belanda sebagai salah satu tempat untuk mengembangkan bakat-bakat muda. Profil Simon Tahamata yang tidak diragukan lagi digadang-gadang akan segera diperkenalkan oleh PSSI lantaran akan terlibat dengan Timnas Indonesia.












