Profil Hendri Susilo, Satu-Satunya Pelatih Berdarah Indonesia di Super League

Profil Hendri Susilo, Satu-Satunya Pelatih Berdarah Indonesia di Super League

Profil Hendri Susilo
Profil Hendri Susilo

SCORE.CO.ID – Catatan apik dalam profil Hendri Susilo salah satunya yaitu 20 tahun tidak pernah absen melatih klub di Indonesia. Ia juga memiliki catatan rekor pribadi yang menarik. Sejak mengundurkan diri sebagai pemain, pria asal Bukittinggi ini juga dipercaya menukangi Timnas Indonesia U17 di Piala Asia 2005.

Profil Hendri Susilo

Nama Hendri Susilo mungkin tidak sepopuler Bambang Pamungkas atau Kurniawan Dwi Yulianto, namun kiprahnya patut dihargai. Di musim 2025/2026, ia menjadi satu-satunya pelatih lokal di antara 17 pelatih asing di Super League.

Malut United memilih Hendri setelah memutus kerja sama dengan Imran Nahumarury, keputusan yang cukup mengejutkan banyak pihak.

Beberapa musim terakhir, karier Hendri penuh dinamika. Ia kerap berpindah klub dan sempat dipecat di tengah musim. Pada 2024, Hendri diberhentikan dari Semen Padang setelah kalah dari Malut United.

Namun, tak lama kemudian direkrut Sriwijaya FC untuk menyelamatkan klub dari degradasi.

Perjalanan Panjang di Dunia Kepelatihan

Karier kepelatihan Hendri dimulai pada awal 2000-an. Pada 2005, ia dipercaya melatih Timnas Indonesia U-17 hingga 2007. 

Setelah itu, ia menangani tim PON DKI Jakarta dan berhasil membawa timnya ke semifinal. Pengalaman profesional pertamanya datang bersama Persisam Samarinda hingga 2011.

Hendri juga pernah menjadi asisten pelatih Benny Dolo di Persija Jakarta dan Sriwijaya FC. Hubungan keduanya begitu erat karena Benny adalah sosok yang membawa Hendri dari PSP Padang ke Pelita Jaya pada 1986. 

Di bawah bimbingan Benny, Hendri menjelma menjadi striker tajam dan sempat memperkuat Timnas Indonesia pada 1991/1993.

Baca Juga  3 Pemain Kunci Persija di BRI Super League 2025/2026

Konsistensi dan Tekad di Lapangan

Setelah Benny Dolo pensiun, Hendri mulai meniti karir sebagai pelatih utama. Ia menangani PS Sumbawa Barat, PSPS Riau, hingga akhirnya membawa Persiraja Banda Aceh promosi ke Liga 1 pada 2020. 

Prestasi itu membuat namanya mulai diperhitungkan di kancah nasional. Selama dua dekade, Hendri telah melatih berbagai klub dan menghadapi pasang surut karier tanpa henti. 

Kini, di usia hampir 60 tahun, ia mendapat tantangan besar bersama Malut United di Super League. Hendri harus membuktikan bahwa pelatih lokal masih mampu bersaing dengan pelatih asing di kompetisi tertinggi. 

Tekad dan pengalaman panjangnya menjadi modal utama untuk membawa Malut United bertahan di papan atas musim ini. Jika berhasil, profil Hendri Susilo bukan hanya mempertahankan reputasinya, tetapi juga mengangkat kembali kebanggaan pelatih Indonesia di kancah sepak bola nasional.