Profil Felicia de Zeeuw Timnas Putri
score.co.id – Gelombang kebangkitan sepak bola wanita Indonesia menemukan momentum segar dengan kehadiran Felicia Victoria de Zeeuw. Gelandang serang berdarah Indonesia-Belanda ini bukan sekadar pemain biasa. Ia simbol transformasi ambisius Timnas Putri Indonesia, membawa sentuhan sepak bola elite Eropa dan tekad baja untuk mengibarkan Merah Putih di kancah global. Di usianya yang baru 19 tahun, Felicia telah memantik optimisme baru bagi proyeksi Garuda Pertiwi jelang Kualifikasi Piala Asia Wanita AFC 2026.
Akar Indonesia dan Jejak Naturalisasi Strategis
Lahir di Delft, Belanda pada 19 Januari 2006, Felicia de Zeeuw tumbuh dengan darah Indonesia yang mengalir deras dari garis ibu. Sang nenek, Felixia Kuhuwael, merupakan perempuan kelahiran Batavia (sekarang Jakarta) tahun 1940. Ikatan emosional ini menjadi pondasi kuat ketika PSSI menjalankan program percepatan naturalisasi pemain diaspora. Bersama Iris de Rouw, Emily Nahon, dan Isa Warps, Felicia resmi menyandang status Warga Negara Indonesia (WNI) pada 10 Juni 2025.

Proses ini bukan langkah spontan, melainkan bagian dari grand design PSSI membangun timnas putri berkelas internasional. Postur 170 cm dan visi permainannya yang jernih menjadi aset berharga. “Saya ingin membalas kepercayaan Indonesia dengan performa terbaik. Nenek saya pasti bangga,” ujar Felicia dalam sebuah wawancara eksklusif, menyiratkan kebanggaan akan akar budayanya.
Tempaan Eropa: Dari Klub Lokal Hingga Panggung Profesional
Karir sepak bola Felicia dimulai di DSVP, klub amatir Belanda tempat ia membentuk fondasi teknik selama empat tahun (2016-2020). Di sini, ketajaman umpan terobosan dan kemampuan membaca ruang mulai terasah. Namun, lompatan signifikan terjadi ketika ia direkrut ADO Den Haag tahun 2020-salah satu raksasa Vrouwen Eredivisie (Liga Utama Wanita Belanda).
Perkembangan Bertahap di Kawah CandradimukaFelicia melewati setiap jenjang akademi ADO Den Haag dengan gemilang:
- 2020-2022: Dominan di tim U-14 dan U-16, menjadi motor serangan.
- 2022-2024: Naik kelas ke U-19, ditunjuk sebagai playmaker utama.
- Februari 2025: Capaian puncak: debut profesional melawan FC Twente di liga top Belanda.
Proses ini membekalinya mentalitas kompetitif ala Eropa. Pelatih ADO Den Haag, Robert de Pauw, pernah menyebutnya: “Felicia punya kecerdasan taktis langka. Dia melihat permainan dua langkah lebih cepat.” DNA sepak bola modern itu-disiplin posisional, pressing intensif, dan transisi kilat-menjadi modal berharga yang dibawanya ke Indonesia.
Riwayat Karir: Jejak Menuju Garuda Pertiwi
| Masa | Klub/Timnas | Momen Krusial |
|---|---|---|
| 2016-2020 | DSVP (Youth) | Fondasi teknik dasar & mental bertanding |
| 2020-2024 | ADO Den Haag (U14-U19) | Pengembangan sistemik di akademi elite |
| Awal 2025 | Indonesia U-20 | TC & uji coba vs klub Jepang |
| 12 Februari 2025 | ADO Den Haag (Senior) | Debut resmi di Vrouwen Eredivisie |
| 10 Juni 2025 | – | Resmi menjadi WNI |
| Juni 2025 | Timnas Indonesia Senior | Debut internasional vs Kirgistan |
Debut Gemilang: Membawa Angin Segar untuk Garuda Pertiwi
Meski sempat membela Timnas U-20 dalam tur uji coba di Jepang, pilihan Felicia untuk berkomitmen penuh pada Indonesia tak pernah goyah. Pelatih Timnas Putri, Rudy Eka Priyambada, langsung memanggilnya untuk Kualifikasi Piala Asia 2026. Debut seniornya pun tertuang dalam momen bersejarah: kemenangan 1-0 atas Kirgistan.
Felicia tidak sekadar mengisi lapangan. Statistik mencatat 89% akurasi umpan dan 3 peluang tercipta dalam 70 menit bermain. Performa ini mengonfirmasi ekspektasi: kehadirannya mengubah dinamika lini tengah Indonesia dari reaktif menjadi proaktif. “Dia seperti konduktor orkestra. Setiap gerakannya memberi solusi,” puji Rudy usai laga.
Analisis: Mengapa Felicia Bisa Jadi Game Changer?
DNA Eropa & AdaptabilitasFelicia membawa standar latihan dan kedisiplinan klub top Eropa. Dalam sesi TC Timnas, ia kerap memimpin diskusi taktis dengan rekan setim-sebuah kultur baru di kepelatihan Indonesia. Kemampuannya beradaptasi dengan cepat dengan gaya permainan Asia juga patut dicatat. Dalam laga vs Kirgistan, ia dengan cerdik mengatur tempo permainan antara pressing tinggi dan build-up lambat.
Dampak Jangka PanjangKehadiran Felicia dan pemain diaspora lain mempercepat modernisasi sepak bola wanita Indonesia:
- Transfer pengetahuan: Teknik individual dan pola pressing yang diajarkannya selama TC mulai diadopsi pemain lokal.
- Peningkatan kompetisi: Perebutan posisi di lini tengah memacu peningkatan kualitas seluruh skuad.
- Dayatarik komersial: Minat sponsor terhadap Timnas Putri meningkat signifikan pasca-naturalisasi.
Proyeksi: Peran Felicia Menuju Piala Asia 2026
Felicia diproyeksikan menjadi otak serangan Garuda Pertiwi di Kualifikasi Piala Asia. Kombinasinya dengan striker seperti Sheva Imut dan Tiara Andini Potensia dinilai bisa melahirkan chemistry mematikan. Analis sepak bola wanita, Aulia Ajeng, memprediksi: “Dengan Felicia, Indonesia berpeluang lolos dari grup. Kreativitasnya adalah kunci membongkar pertahanan tim Asia Tengah.”
Tantangan terbesarnya adalah fisik. Liga Belanda yang lebih teknis berbeda dengan gaya fisik tim Asia seperti Vietnam atau Thailand. Namun, kemampuannya membaca permainan diyakini bisa mengimbanginya.
Penutup: Bintang Muda yang Membawa Satu Generasi Harapan
Felicia de Zeeuw bukan hanya nama di daftar skuad. Ia representasi dari ambisi Indonesia menembus elit sepak bola wanita Asia. Debutnya yang impresif vs Kirgistan bukan akhir, melainkan babak pertama dari kisah panjang. Dengan dedikasi, skill mumpuni, dan kecintaan pada tanah leluhur, gelandang muda ini siap menjadi pilar transformasi Timnas Putri Indonesia.
Setiap umpan terobosannya kelak mungkin akan dikenang sebagai titik balik sejarah. Dan bagi Felicia, itu semua dimulai dari sebuah janji pada sang nenek di Jakarta.
Ikuti perkembangan terbaru Felicia de Zeeuw dan Timnas Putri Indonesia hanya di score.co.id. Jadilah yang pertama tahu analisis mendalam, statistik terkini, dan eksklusif wawancara pemain!












