SCORE.CO.ID – Juara bertahan Liga Italia Serie A, Napoli, dan presidennya, Aurelio De Laurentiis, dilaporkan menyambut baik gagasan pembentukan Liga Super Eropa atau Europe Super League. Mereka menjadi satu-satunya klub di Italia yang secara terang-terangan memberikan dukungan terhadap proyek ini.
Sementara, dalam pernyataannya, AS Roma mengecam format baru Liga Super Eropa. Karena mereka percaya untuk bekerja dalam koordinasi dengan struktur yang ada saat ini dan tidak ingin bertentangan dengan nilai-nilai olahraga dan sistem yang ada saat ini.
Selain Roma, Inter Milan termasuk salah satu klub Italia yang menolak pembentukan tersebut. Disisi lain, klub-klub besar seperti Manchester United, Manchester City, Bayern Munich, dan Paris Saint-Germain (PSG) dilaporkan telah menjauhkan diri dari proyek ambisius tersebut.
Sementara, ada dua klub asal Spanyol Real Madrid dan Barcelona dilaporkan turut mendukung Europe Super League dan menyebut keputusan pengadilan Uni Eropa sebagai “hari yang baik untuk sepak bola”.Dan, mereka bisa saja bergabung dengan Napoli, yang “siap berpartisipasi” dalam diskusi dengan klub-klub besar Eropa lainnya untuk membangun proyek ini bersama.
Meskipun proyek Manajemen Olahraga A22 mendapat kecaman luas, Simon Jordan, memberikan sudut pandang alternatif. Dia mengungkapkan pemikirannya kepada talkSPORT yang dikutip dari Sportible, (21/12/23).
Menurutnya, dunia sepak bola yang dimonopoli akan mendapat tantangan hukum dari pihak lain. Sehingga, dia tidak mengerti alasan dari kehebohan orang-orang pada kemunculan Europe Super League ini, padahal ajang kompetisi sama seperti kompetisi lainnya.
“Saya pikir sebagian besar orang dewasa di ruangan itu tahu bahwa ini akan menjadi hasil yang diterapkan kembali.”
“Karena, ketika Anda keluar dari sepak bola, masuk ke sistem hukum, lalu Anda melihat anti-kompetisi dan monopoli, Anda akan selalu menemukan diri Anda dalam situasi dimana badan-badan pemerintahan yang memonopoli aliran pendapatan komersial sepak bola Eropa akan melakukan hal yang sama, ditantang secara hukum.”
“Belum ada seorang pun yang berani melakukan hal itu sebelumnya. Sepak bola sedang dalam perjalanan yang berbeda dan saya benar-benar tidak mengerti apa yang menyebabkan kehebohan itu.”
Lebih lanjut, eks ketua Crystal Palace FC, menambahkan bahwa tak ada seorang pun yang tahu apa-apa tentang isi dari Liga Super Eropa. Disaat bersamaan juga tak ada yang tahu apakah kompetisi ini akan merugikan kompetisi yang telah ada atau tidak.
“Kesampingkan reaksi awal dari kurangnya meritokrasi, karena itu adalah satu-satunya masalah yang ada. Semua histeria dan seruan agar para penggemar terlibat, hanya tentang satu hal – kurangnya kemampuan untuk mencapai prestasi kompetitif Anda.”
“Setelah itu dihapus, di mana histerianya? Tidak ada yang tahu apa isi Liga Super Eropa ini. Tidak ada yang tahu bahwa hal itu merugikan lanskap domestik, sama seperti pembentukan Liga Premier yang merugikan piramida sepak bola Inggris.”
“Siapa pun yang berpikir mereka lebih disukai FIFA dan UEFA karena memiliki kendali penuh pasti sudah gila!” katanya mengakhiri.