SCORE.CO.ID – Polemik terjadi dalam kasus Liga 2 Indonesia dimana Mantan Asisten Pelatih Persiku Kudus, Denny Rumba, blak-blakan terkait bonus musim lalu yang belum dibayarkan manajemen Persiku. Di luar dugaan, bonus yang dijanjikan Rp 500 juta hingga saat ini belum lunas.
Rumba menyebut, sisa bonus yang belum dibayarkan ada sebesar Rp 400 juta. Hal ini lah yang memicu keluhan hingga viral di media sosial.
Rumba menjelaskan janji bonus ini muncul saat jeda babak pertama laga playoff degradasi Liga 2 antara Persiku melawan Persekat Tegal, pada Selasa (25/2/2025) lalu.
Kala itu, Persiku tertinggal 0-1, dan Direktur PT Relasi Sport Muria Indonesia, Abdul Fuad Amirul Adha, datang ke ruang ganti untuk membakar semangat para pemain.
”Saat itu Mas Amirul membakar semangat pemain di ruang ganti kalau ada bonus ketika bisa memenangkan laga,” kata Rumba saat dikonfirmasi dilansir dari laman Murianews, Kamis (4/9/2025).
Kala itu, pemain dan ofisial dijanjikan bonus Rp 500 juta untuk semua skuad. Saat itu Denny Rumba berstatus sebagai asisten pelatih. Pelatih Persiku pada saat itu yakni Afiat.
Alhasil, Persiku berhasil membalikkan keadaan dan menang 2-1. Kemenangan itu memastikan tim Macan Muria bertahan di Liga 2. Dari situ, bonus yang dijanjikan sebesar Rp500 juta untuk seluruh skuad mulai ditagih.
Menurut Rumba, dari total Rp 500 juta, Rp100 juta sudah dicairkan sebelum Lebaran Idul Fitri. Namun, sisa Rp 400 juta yang dijanjikan akan dicairkan sebelum persiapan tim berikutnya, belum ada kejelasan hingga kini.
Beberapa pemain bahkan sudah menanyakan kejelasan sisa bonus tersebut. Menurutnya apabila manajemen keberatan sebaiknya disampaikan.
”Kalaupun manajemen keberatan dengan nominalnya sebaiknya disampaikan,” jelasnya.
Ia juga sudah mencoba untuk bertanya ke Amirul. Namun belum ada respon. Mantan asisten pelatih Persiku itu mengaku sudah ikhlas kontraknya tidak diperpanjang. Hanya, ia ingin ada komunikasi lanjutan terkait bonus.
Apabila tak dibayarkan, dia berjanji untuk membawa polemik ini naik ke kasus penggugatan, dimana hak dirinya seharusnya sudah dibayar ini justru ditunda.












