Score – Pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Selasa (21/11/2023) sore tersebut menjadi pintu yang mendekatkan Les Aigles ke trofi Piala Dunia U-17.
Secara tak langsung juga mengubur mimpi Meksiko untuk meneruskan perjuangnnya di ajang bergengsi dua tahunan itu.
Dengan kemenangan tersebut, Mali menjadi perwakilan Afrika pertama yang melaju ke babak 8 besar sebelum disusul oleh Maroko.
Lolosnya Maroko ke perempat final juga langsung disambut dengan Les Aigles sebagai calon lawan.
Yang mana keduanya akan dipertandingkan di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (25/11/2023) malam.
Sebagai penampilan sebuah tim, skuad asuhan Soumalia Coulibaly itu tampak memukau bagi penonton yang memadati Stadion GBT.
Bagaimana tidak, pada kurun waktu babak pertama saja Ibrahim Diarra dkk sudah mampu mencetak empat gol.
Bahkan tiga golnya tercipta dalam waktu yang berdekatan.
Tepatnya pada menit ke-9 dan 13′, Mahamoud Barry, sosok gelandang serang Mali sukses menciptakan brace pertamanya.
Selang tiga menit berlangsung, pada 15′ kapten kesebelasan Les Aigles pun turut mencatatkan namanya di papan skor.
Sementara gol keempat Mali diciptakan oleh Ibrahim Kanate pada menit ke-37 berkat tendangan penaltinya.
Dan gol terakhir kemenangan Les Aigles tercipta oleh Ange Martial Tia di awal-awal babak kedua, menit 50.
Bagi sang pelatih Soumaila Coulibaly, rencana permainannya sejak awal adalah mencoba untuk mengejar Meksiko, terutama ketika mereka tidak menguasai bola.
“Kami bisa mengatakan itu sekarang karena kami memulai dengan sangat baik dan mencetak gol dengan cepat, menekan mereka dengan tinggi,” katanya.
Secara penguasaan bola pun terlihat tim berseragam putih-putih ini mampu memiliki ball possession hingga 72 persen.
Mali mampu bergerak cepat, berlari dan mengoper ke arah pemain-pemain yang posisinya ideal.
Hal ini tentu berkebalikan dengan sang lawan, Meksiko.
Di mana dalam waktu 90 menit normal tersebut, skuad berjuluk El Tri itu hanya mampu melesatkan empat tendangan ke arah gawang Mali.
Sementara Les Aigles jauh di atasnya hingga mencapai 28 shoot selama pertandingan berlangsung.
Yang lebih mengesankan lagi adalah Mali menampilkan performa seperti itu tanpa penembak jitu utama mereka, Mamadou Doumbia.
Seperti yang diketahui usai mencetak hattrick saat melawan Uzbekistan di pertandingan pembuka, pada Jumat (10/11/2023) lalu, Mamadou Doumbia harus berhenti berlaga.
Hal tersebut lantaran kartu merah yang diganjarkan wasit kepadanya pada saat laga kedua menghadapi Spanyol di Stadion Manahan, Solo, pada Senin (13/11/2023).
Dengan kartu tersebut, ia mendapatkan larangan bermain sebanyak tiga pertandingan.
“Doumbia memulai dengan sangat baik tetapi mendapat skorsing,” kata coach Coulibaly.
“Namun, kami menemukan cara untuk mengatasinya.”
“Para pemain yang masuk dari bangku cadangan selalu siap membantu starting XI.”
“Kami kembali menemukan target di pertandingan terakhir kami dan itu membuat kami lega. Mereka melakukan pekerjaannya (menggantikan bermain) sampai Doumbia dapat kembali,” pungkas pelatih Mali tersebut.