Perubahan Taktik dan Formasi Jadi Kunci Kemenangan Napoli Melawan Braga

Perubahan Taktik dan Formasi Jadi Kunci Kemenangan Napoli Melawan Braga

SCORE.CO.ID – Pelatih Napoli Walter Mazzarri menguraikan strategi kunci timnya meraih kemenangan saat melawan SC Braga. Strategi itu adalah mengubah taktik dan formasi pemain. 

Posisi Napoli di pertandingan grup terakhir sangatlah kuat, tapi anak-anak asuhan Mazzarri tetap bertempur habis-habisan demi bisa mengalahkan anak-anak asuhan Artur Jorge. Hasilnya, dua pemain Napoli – Giovanni Di Lorenzo dan Victor Osimhen – sukses menjebol gawang Braga sebanyak dua kali.

Ini menjadi kemenangan kandang pertama sejak September 2023, sekaligus mengamankan posisi mereka di grup persis dibawah Real Madrid. Sedangkan, SC Braga berada di tempat ketiga dan mampir ke Liga Eropa.

“Selain kualifikasi, saya fokus pada tidak kebobolan tujuan. Karena, tim ini kurang soliditas untuk sementara waktu. Kami ingin menemukan lebih banyak keseimbangan. Beberapa hal bekerja lebih baik dibanding hal lainnya. Dan, kami mengizinkan beberapa orang juga beristirahat. Itu adalah hari yang positif,” kata Mazzarri, dikutip dari Football Italia, (12/12/23).

Perubahan Taktik dan Formasi Jadi Kunci Kemenangan Napoli Melawan Braga

Ia juga mengungkapkan tentang perubahan formasi yang dilakukannya dalam pertandingan tersebut. Biasanya, Mazzarri kerap memakai formasi 3-4-3, tetapi ia mengubah formasi menjadi 4-3-3 pada pertandingan melawan Braga. 

Mazzarri memang terkenal dengan pertahanan tiga orang. Karena itu, perubahan formasi itu memicu pertanyaan, sekaligus menanyakan apakah ia juga akan memiliki rencana untuk mengubah formasi Napoli menjadi 3-5-2 di masa depan. 

“Tidak banyak yang tahu ini, tetapi 4-3-3 adalah sistem favorit saya!” ungkap Mazzarri, “Saya selalu berkata, Anda membutuhkan pemain yang tepat untuk melakukannya. Bahkan, kehilangan Kim Min-jae, kami masih memiliki Stanislav Lobotka dan dua pemain pusat yang cepat, jadi kami pasti masih bisa melakukan ini.”

Dalam penjelasannya, Mazzarri mengungkapkan alasannya mengubah formasi pemain menjadi 4-3-3, alih-alih mengubahnya ke formasi 3-5-2. Hal ini lantaran formasi 4-3-3 memiliki kemiripan dengan formasi 3-4-3. 

Baca Juga  Bursa Transfer Serie A: Juventus di Ambang Rekrut Francisco Conceicao dari Porto

Ia akan menugaskan seseorang, yaitu Lobotka, untuk melihat kondisi permainan. Karena posisinya sebagai gelandang tengah, Lobotka harus mampu bergerak diantara garis depan dan garis belakang. 

“Saya tahu, orang-orang berasumsi bahwa kami akan segera pindah ke 3-5-2. Tetapi, jika Anda memikirkannya, 3-4-3 mirip dengan 4-3-3. Jika, Anda memiliki Lobotka yang mengantisipasi diantara garis, itu membuatnya menjadi 3-4-3.”

Dan sebagai alternatifnya, ia juga bisa menempatkan Valon Behrami di bagian depan pertahanan jika terjadi hal yang membahayakan lini bertahan. Sehingga, formasi akan menjadi 4-3-3. 

“… [Jika] hal-hal tidak berjalan dengan baik, saya akan menempatkan Valon Behrami di depan pertahanan, melepas lini tengah dan itu akan menjadi 4-3-3 . Ini bentuk yang sama, tetapi gerakan defensifnya sedikit berbeda.”

Lebih lanjut, Mazzarri juga menjelaskan mengungkapkan tentang kinerja Natan yang ditugaskan mengisi posisi bek kiri, menggantikan Mario Rui dan Mathias Olivera yang cedera. Menurut penilaiannya, sejak pindah dari Red Bull Bragantino ke Napoli musim panas lalu, Natan telah berevolusi menjadi pemain yang berbeda dengan potensi besar yang menjanjikan.

“Anak itu memiliki kualitas nyata, dia sedikit mengalami demoralisasi dan membutuhkan dukungan. Saya tahu bagaimana rasanya, karena saya memiliki Bremer di Torino yang merasakan hal yang sama. Tidak mudah datang dari Brasil ke Italia dan [bermain] di liga yang sangat berbeda,” jelas Mazzarri, “Dia terlihat sebagai pemain yang berbeda sekarang. Potensinya sangat besar. Ia membutuhkan dukungan dan saya yakin ia akan menjadi lebih baik.”

Kemenangan atas SC Braga memastikan Napoli sukses lolos ke babak 16 besar Liga Champions untuk ketiga kalinya. Sebelumnya, mereka berhasil lolos sampai babak 16 besar di Liga Champions musim 2011/2012 dan musim 2018/2019.