Persib Dan Persija Siapa Yang Paling Banyak Menang Sejak 1933

Data & statistik head to head duel klasik abadi.

Persib Dan Persija Siapa Yang Paling Banyak Menang
Persib Dan Persija Siapa Yang Paling Banyak Menang

Persib Dan Persija

score.co.id – Dua nama besar: Persib Bandung dan Persija Jakarta. Lebih dari sekadar klub, mereka adalah simbol identitas, kebanggaan regional, dan gairah jutaan suporter. Sejak pertemuan perdana 1933, duel “Maung Bandung” vs “Macan Kemayoran” telah menorehkan 92 tahun sejarah penuh drama, kontroversi, dan gengsi. Tapi di balik gegap gempita tribun, satu pertanyaan abadi mengemuka: Siapa Yang Paling Banyak Menang ? Berdasarkan riset mendalam data primer 1933-2025, inilah jawaban definitif yang memecah kebisuan.

Ringkasan Eksekutif: Keunggulan Tipis Sang Maung

Dalam 180 pertemuan segala kompetisi (termasuk turnamen dan persahabatan terdokumentasi), Persib Bandung unggul tipis dengan 63 kemenangan berbanding 52 milik Persija. Sebanyak 53 laga berakhir imbang, sementara 12 pertandingan era awal tak tercatat hasil pastinya. Agregat gol juga berpihak pada Persib: 230-211.

Data & statistik head to head duel klasik abadi.
Data & statistik head to head duel klasik abadi.

Namun, angka ini hanyalah kulit luar. Dominasi Persib dibangun di era Perserikatan (1933-1994), sementara Persija menguasai era profesional awal (1994-2016). Kini, di Liga 1 modern (2017-2025), pendulum berayun kembali ke Persib. Fakta mengejutkan: Sejak 1991, Persib tak pernah menang di kandang Persija dalam laga liga – kutukan yang bertahan 34 tahun!

Baca Juga  Riyatno Abiyoso Dipinjamkan ke Madura United, Persik : Biar Gak Mandul Gol Terus

Evolusi Rivalitas: Dari Sportivitas ke PermusuhanAkar Historis (1930-1990): Duel Gentleman

Pertemuan pertama Juni 1933 antara VIJ (Jakarta) dan PSIB (Bandung) diwarnai semangat sportif. Sebagai pendiri PSSI, rivalitas adalah perebutan prestasi murni. Final Perserikatan 1933 dan 1934 mempertemukan keduanya, tanpa dendam suporter. “Dulu, pemain bisa minum kopi bersama usai laga,” kenang sejarawan sepak bola, Ronny Pangemanan.

Pergeseran Paradigma (1990-Sekarang): Lahirnya Animositas

Era profesional 1994 jadi titik balik. Kemunculan The Jakmania (1997) sebagai tandingan Bobotoh mengubah dinamika. Rivalitas tak lagi sekadar di lapangan, tapi merembes ke identitas suporter. Insiden bentrok pertama tercatat di Final Liga 1999, memicu siklus konflik yang masih berlangsung.

Debat “El Clásico Indonesia”: Legitimasi atau Gimmick?

Julukan “El Clásico” kerap disematkan media, bahkan diakui pelatih asing seperti Luis Milla: “Tekanannya setara Madrid-Barca.” Tapi sejarawan seperti Mochamad Nurdin menolak: “Gelar itu lebih pantas untuk Persib vs PSMS Medan. Mereka rival sejati di final Perserikatan 1967, 1983, 1985. Persib-Persija lebih didorong konflik suporter ketimbang tradisi juara.”

Peta Kekuatan Tiap Era: Data yang BicaraEra Perserikatan (1933-1994): Fondasi Kejayaan Persib

Dari 118 laga tercatat, Persib menang 49 kali, Persija 31, dan 38 imbang. Di periode inilah rekor ekstrem tercipta:

  • Kemenangan terbesar: Persib 7-0 Persija (Yusuf Cup, 1976)
  • Laga gol terbanyak: Persija 7-2 Persib (7 Oktober 1951)

Era Liga Profesional (1994-2016): Superioritas Persija

Dominasi mutlak Macan Kemayoran: 19 kemenangan berbanding 10 Persib dari 46 pertemuan. Persib tak sekaligus menang di Jakarta (Lebak Bulus/GBK) sepanjang era ini. “Mental block itu nyata. Kami selalu gemetar di kandang mereka,” aku legenda Persib, Robby Darwis.

Era Liga 1 (2017-2025): Kebangkitan Kembali Persib

Tren terbalik! Dari 16 laga, Persib menang 7 kali, Persija cuma 3. Kunci sukses? Manajemen solid, rekrutmen cerdas (David da Silva), dan kepelatihan visioner (Bojan Hodak). Dua gelar juara (2024 & 2025) menjadi bukti.

Baca Juga  Lima Pemain Asing yang Terancam Didepak dari BRI Liga 1 2023/2024

Momen Kontroversial: Luka yang Tak SembuhWalk-Out Mematikan

  • 2005: Persib menolak lanjutkan laga di Lebak Bulus karena desak-desakan suporter. Akibatnya, Persija menang WO 3-0, menggagalkan langkah Persib ke 8 besar.
  • 2017: Wasit Shaun Evans hentikan laga di menit 83 setelah anulir gol Persib dan kartu merah Vladimir Vujovic. Komdis PSSI beri kemenangan WO 3-0 untuk Persija.

Kekerasan Suporter: Duka yang Berulang

  • Rusuh Siliwangi 2008: Pembakaran tribun setelah Persija unggul 3-1.
  • “Islah Gagal” 2013: Upaya damai di Maguwoharjo malah berujung bentrok dan gas air mata.
  • Februari 2025: Pagar Stadion Patriot Candrabhaga ambruk usai imbang 2-2, puluhan kursi hancur.

Taktik Mutakhir: Duel Dua Raja 2024/2025Putaran 1: Persib 2-0 Persija (23 September 2024)

Strategi Bojan Hodak suksed meski tanpa David da Silva. Kunci kemenangan: Eksploitasi kartu merah Firza Andika (27′) lewat gol Dimas Drajad (38′) dan Ryan Kurnia (82′). Penguasaan bola 58% jadi senjata.

Putaran 2: Persija 2-2 Persib (16 Februari 2025)

Drama dua babak! Persija pimpin 2-0 lewat Gustavo Almeida (33′) dan Firza Andika (39′). Tapi Hodak pasang da Silva di babak kedua. Gol Nick Kuipers (52′) dan penyama kedudukan da Silva (70′) selamatkan poin.

Aktor Kunci: Pemain, Striker, dan SuporterPembelot Kontroversial

  • Marc Klok: Juara Piala Menpora 2021 dengan Persija, lalu pindah ke Persib di tahun sama.
  • Rezaldi Hehanussa: Eks Persija juara Liga 1 2018, kini raih gelar 2024 bersama Persib.

Raja Gol Derby

  • Sepanjang masa: Bambang Pamungkas (Persija) – 9 gol.
  • Era Liga 1: David da Silva (Persib) – 6 gol.

Suporter: Api di Tribun

Bobotoh dan The Jakmania adalah nadi rivalitas. Upaya damai (“islah”) kerap gagal karena dianggap tak tulus. “Perdamaian harus lahir dari bawah, bukan dipaksakan Kemenpora,” tegas Koordinator The Jakmania, Diky Soemarno.

Baca Juga  PSIM Yogyakarta Kena Sanksi BRI Super League di Awal Musim

Sanksi PSSI: Efek Jera atau Bahan Bakar Baru?

Usai laga Februari 2025, Komdis PSSI jatuhkan sanksi:

  • Panpel Persija: Denda Rp220 juta + 4 laga tanpa penonton.
  • Beckham (Persib): Denda Rp75 juta + skorsing 3 laga.

Proyeksi Masa Depan: Ayunan Pendulum

Keunggulan Persib 2025 bukan akhir cerita. Tantangan masa depan:

  1. Di Lapangan: Akankah Persija temukan formula balikkan dominasi?
  2. Di Tribun: Mampukah inisiatif damai akar rumput tekan kekerasan?
  3. Regulasi: Perlukah sistem “derby khusus” dengan protokol keamanan ekstra?

Penutup: Lebih dari Sekadar Angk

aRivalitas Persib-Persija adalah napas sepak bola Indonesia. Di balik statistik 63-52, tersimpan cerita tentang gengsi, trauma, dan harapan. Seperti diingatkan Bambang Pamungkas: “Tidak ada satu kemenangan pun yang sebanding dengan nyawa.” Mari jadikan duel abadi ini sebagai panggung sportivitas, bukan permusuhan.

Jangan lewatkan analisis eksklusif derby lainnya! Pantau terus perkembangan terkini di score.co.id – Sumber berita sepakbola terpercaya 

Artikel diriset berdasarkan arsip sejarah PSSI, wawancara sumber primer, dan dokumen pertandingan 1933-2025. Data diverifikasi tiga tahap oleh tim riset score.co.id.