Peringkat real madrid sekarang di ucl 2025, Wajib Tahu!

Update Peringkat Real Madrid di Liga Champions Tahun 2025

Peringkat real madrid sekarang di ucl 2025

Peringkat real madrid sekarang di ucl 2025

score.co.id –Real Madrid, raksasa Eropa dengan 15 gelar Liga Champions, menghadapi kenyataan pahit di musim 2024-2025. Bagaimana tim yang dihuni bintang-bintang mahal seperti Mbappé, Vinícius, dan Bellingham tersingkir lebih awal? Simak analisis mendalam perjalanan Los Blancos di format baru Liga Champions berikut ini.

Tinjauan Umum Kampanye 2024-2025: Antara Bintang dan Kegagalan Kolektif

Musim ini menjadi kisah kontradiktif bagi Real Madrid. Di satu sisi, mereka punya serangan mematikan dengan trio Mbappé-Vinícius-Bellingham yang mencetak 18 gol di fase liga. Di sisi lain, kelemahan taktis membuat mereka takluk dari tim “underdog” seperti Lille dan Atalanta. Carlo Ancelotti gagal menciptakan keseimbangan antara bakat individu dan kerja tim. Hasilnya? Potensi juara berubah jadi kekecewaan di perempat final.

Update Peringkat Real Madrid di Liga Champions Tahun 2025
Update Peringkat Real Madrid di Liga Champions Tahun 2025

Analisis Fase Liga: Peringkat ke-11 di Format Baru

Musim 2024-2025 memperkenalkan format “model Swiss” dengan 36 tim. Setiap klub bermain 8 laga melawan lawan berbeda. Real Madrid finis di posisi ke-11 klasemen dengan catatan:

  • 5 kemenangan, 0 imbang, 3 kekalahan
  • 15 poin dari 8 pertandingan
  • 20 gol mencetak, 12 gol kemasukan (+8 selisih gol)

Pencapaian Terbaik vs Kelemahan Fatal

Kemenangan Spektakuler:

  • 5-2 vs Borussia Dortmund (Bukti kekuatan serangan)
  • 5-1 vs Salzburg (Dominasi penuh)
  • 3-1 vs Stuttgart (Kontrol pertandingan)

Kekalahan Mengejutkan:

  • 0-1 vs Lille (Gagal bongkar pertahanan padat)
  • 1-3 vs AC Milan (Kekacauan lini tengah)
  • 2-3 vs Atalanta (Kerapuhan bertahan)
Baca Juga  Apakah Real Madrid Lolos 16 Besar Liga Champions 2025 dengan Mudah?

Tiga kekalahan itu membuktikan Madrid rentan vs tim yang terorganisir rapi. Mereka hanya menang 62.5% dari total laga, jauh di bawah standar juara bertahan.

Babak Gugur: Drama Penalti dan Tragedi vs Arsenal(Babak 16 Besar vs Atlético Madrid)

Derbi Madrid berlangsung dramatis:

  • Leg 1: Menang 2-1 di Santiago Bernabéu berkat gol Rodrygo.
  • Leg 2: Kalah 0-1 di Metropolitano (agregat 2-2).
  • Lolos setelah menang 4-2 lewat adu penalti.

Kemenangan ini menutupi masalah serius: Madrid kehilangan kontrol permainan dan hanya mengandalkan ketahanan mental.

(Perempat Final vs Arsenal: Akhir Pahit)

Kekalahan agregat 1-5 dari Arsenal menjadi titik nadir:

  • Leg 1: Dibantai 0-3 di Emirates Stadium.
  • Leg 2: Kalah 1-2 di kandang sendiri (gol kehormatan Jude Bellingham).

Analisis Taktis Kekalahan:

  1. Gagal Lawan Blok 4-4-2 Arsenal: The Gunners sengaja memberi penguasaan bola, lalu mematikan ruang di area vital.
  2. Serangan Monoton: Madrid 78% serangan lewat sayap, dengan 31 umpan silang gagal.
  3. Bintang Dibungkam: Mbappé hanya 1 tembakan tepat sasaran dalam dua laga, Vinícius 0 dribel berhasil.

Komentar Kritis:Thibaut Courtois tegas menyindir: “Kami banyak melepaskan umpan silang, tapi tahun ini tak ada penyerang murni seperti Joselu yang bisa menang duel udara.”

Performansi Pemain Kunci: Statistik Mengecoh

Meski tersingkir dini, lini serang Madrid tetap produktif:

  • Vinícius Júnior: Pencetak gol terbanyak (8 gol), tapi 5 gol dicetak vs tim lemah (Salzburg & Stuttgart).
  • Kylian Mbappé: 7 gol, namun gagal cetak gol vs Arsenal dan AC Milan.
  • Rodrygo: 5 gol, termasuk penyelamat di fase grup.
  • Jude Bellingham: 3 gol + 5 assist, tapi kehilangan pengaruh di big match.

Fakta Mengejutkan:

  • Hanya 2 gol berasal dari pemain non-penyerang (Rüdiger).
  • 85% serangan bergantung pada trio Vinícius-Mbappé-Bellingham.
Baca Juga  UEFA Jatuhkan Sanksi Wasit David Coote hingga Juni 2026

Pelajaran Pahit untuk Musim Depan

  1. Krisis Taktik: Ancelotti dinilai kaku. Saat lawan pakai low-block, Madrid tak punya plan B selain umpan silang.
  2. Ketergantungan pada Bintang: Tim ini 70% gol berasal dari aksi individu, bukan skema terstruktur.
  3. Masalah Komposisi: Tidak adanya striker target man (seperti Karim Benzema) jadi kelemahan fatal.

Proyeksi 2025-2026:

  • Manajemen didesak merekrut striker fisik (contoh: Victor Osimhen).
  • Ancelotti perlu evaluasi ulang formasi, kemungkinan beralih ke 3-5-2 untuk variasi serangan.
  • Generasi muda seperti Arda Güler harus diberi peran lebih besar.

Penutup

Perjalanan Real Madrid di Liga Champions 2025 adalah peringatan: Bakat individu tak cukup tanpa sistem kolektif solid. Peringkat ke-11 di fase grup dan tumbang di perempat final membuktikan bahwa Los Blancos perlu revolusi taktik, bukan sekadar mengoleksi bintang. Tantangan kini adalah membangun tim seimbang yang bisa beradaptasi dengan segala gaya permainan lawan.

Jangan lewatkan analisis eksklusif pergerakan transfer Real Madrid pasca-UCL hanya di score.co.id! Update harian berita panas sepakbola Eropa & Asia ada di genggaman Anda.

Artikel ini disusun berdasarkan analisis tim riset score.co.id. Data pertandingan dirangkum dari laporan resmi UEFA, wawancara pemain, dan statistik performa real-time