SCORE.CO.ID – Performa Pemain Naturalisasi Timnas U22 mulai menjadi topik yang panas setelah laga lawan Timnas Mali U-22 Mali dengan hasil imbang. Laga uji coba ini berlangsung di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa (23/11/2025).
Kesempatan Terakhir Indra Sjafri Sebelum SEA Games
Laga melawan Mali menjadi kesempatan terakhir bagi Pelatih Indra Sjafri untuk mengevaluasi kesiapan skuat U-22 sebelum bertolak ke SEA Games. Berbeda dengan kekalahan telak di pertemuan pertama, kali ini Garuda Muda tampil lebih agresif dan terstruktur, mampu memberikan ancaman nyata.
Namun, masalah utama yang mengemuka adalah inkonsistensi. Indonesia yang sempat dominan justru harus puas dengan hasil imbang 2-2 karena gagal mempertahankan momentum kemenangan. Situasi ini menegaskan adanya pekerjaan rumah besar.
Indra Sjafri berani bereksperimen dengan menurunkan empat pemain naturalisasi. Ivar Jenner (kapten), Dion Markx, Mauro Zijlstra, dan Rafael Struick diplot sebagai pilar utama. Meskipun lini tengah tampil menjanjikan dan Zijlstra serta Struick menjadi pembeda di lini depan, lini belakang kembali menjadi titik lemah.
Permainan Indonesia menjanjikan, berani menekan dan mengontrol tempo. Namun, koordinasi di pertahanan masih menyimpan celah. Mali sukses memanfaatkan kelengahan ini, termasuk mencetak gol cepat lewat Sekou Kone di menit ke-12.
Meskipun Markx, Arel, dan Ferrari solid dalam duel, keterlambatan membaca pergerakan lawan menjadi sorotan tim pelatih. Uji coba ini memberikan gambaran jelas mengenai performa pemain naturalisasi Timnas U22.
Performa Pemain Naturalisasi Timnas U22 yang Menjanjikan
Lini depan Timnas Indonesia U-22 tampil mengesankan dan menjadi antitesis dari kerapuhan pertahanan. Dua motor kebangkitan adalah pemain naturalisasi, Mauro Zijlstra dan Rafael Struick, yang sukses mencuri perhatian.
Mauro Zijlstra mencatatkan gol perdananya untuk Indonesia pada menit ke-38, menyamakan kedudukan setelah menerima umpan matang dari Hoky Caraka. Gol ini spesial karena menjadi yang pertama sejak ia resmi menjadi WNI. Permainan agresif Mauro dan keahliannya mencari ruang mendapat banyak pujian.
Momentum kebangkitan kemudian dilanjutkan oleh Rafael Struick di babak kedua. Pada menit ke-53, ia membawa Garuda Muda berbalik unggul 1-2 melalui penyelesaian rapi setelah menerima umpan silang Raka Cahyana. Gol ini menambah koleksi gol Struick untuk Timnas di berbagai kelompok umur.
Sayang, kebobolan kembali terjadi pada menit ke-70 melalui gol kedua Sekou Kone, membuat skor berakhir imbang 2-2. Kombinasi serangan mematikan, keberanian bermain menyerang, dan peningkatan karakter tim harus dijaga, sambil terus memperbaiki performa pemain naturalisasi Timnas U22.












