Pertarungan antara Real Madrid dan Arsenal di perempat final Liga Champions 2024/2025 menjadi ajang uji taktik dua pelatih dengan gaya berbeda.
Laga Penentu di Bernabeu
Pertandingan leg kedua perempat final Liga Champions musim ini mempertemukan Real Madrid dan Arsenal dalam suasana penuh tekanan.
Bertempat di Santiago Bernabeu, Real Madrid menghadapi misi sulit untuk membalikkan kekalahan telak 0-3 di leg pertama.
Modal kemenangan besar yang dimiliki Arsenal menempatkan mereka di posisi unggul, tetapi Real Madrid tetap menyimpan potensi kejutan.
Real Madrid berada dalam situasi yang menuntut efisiensi maksimal. Untuk melangkah ke semifinal tanpa perpanjangan waktu, mereka harus menang dengan selisih empat gol.
Di bawah arahan Carlo Ancelotti, strategi ofensif dan penguasaan bola menjadi rencana utama.
Sementara itu, Mikel Arteta tetap berpegang pada filosofi sepak bola progresif milik Arsenal yang terbukti efektif di leg pertama.
Pertarungan ini tidak hanya tentang mencetak gol, tetapi juga pengendalian ritme permainan dan efektivitas taktik.
Arsenal Tampil Dominan dengan Serangan Sayap
Pada leg pertama perempat final Liga Champions tersebut, Arsenal menunjukkan dominasi dalam penguasaan bola dan eksploitasi ruang.
Dengan formasi 4-3-3 yang fleksibel, tim asal London ini mampu menekan balik lini belakang Madrid melalui sisi sayap.
Kombinasi antar pemain seperti Bukayo Saka, Gabriel Martinelli, Declan Rice, dan Martin Odegaard menjadi kunci kekuatan mereka.
Arsenal kerap memanfaatkan kelemahan Madrid dalam bertahan melebar. Serangan dari sisi kiri maupun kanan sering kali memaksa bek Madrid keluar dari posisinya.
Selain itu, lini tengah Madrid sempat kesulitan menjaga kedalaman karena fokus bertahan terhadap pergerakan pemain sayap.
Keunggulan Arsenal semakin nyata ketika Rice dan Merino berhasil menciptakan peluang dari bola mati dan serangan balik cepat. Keberhasilan ini menjadi modal kuat menjelang laga penentuan di Bernabeu.
Strategi Balasan Real Madrid di Perempat Final Liga Champions
Jelang leg kedua perempat final Liga Champions, Real Madrid diperkirakan melakukan perubahan signifikan pada susunan pemain.
Carlo Ancelotti disebut akan menekankan penguasaan bola dengan menurunkan gelandang berteknik tinggi.
Modric, Ceballos, dan Valverde menjadi nama-nama yang dianggap mampu menjaga ritme permainan agar tetap berada dalam kendali Madrid.
Langkah ini bisa mengorbankan kekuatan fisik yang biasa ditawarkan oleh Camavinga atau Tchouameni.
Meski begitu, strategi ini dianggap penting demi mengurangi peluang Arsenal mengendalikan jalannya pertandingan.
Kembalinya kontrol lini tengah akan menjadi penentu apakah Madrid mampu menghidupkan kembali peluang lolos ke semifinal.
Jika strategi tersebut berjalan sesuai rencana, Real Madrid diyakini bisa menciptakan malam yang penuh kejutan di Bernabeu.
Pertarungan ini tidak hanya menjadi pertarungan skor, tetapi juga pertarungan kecerdasan taktik di tingkat tertinggi Eropa.