Pep Lijnders resmi berpisah dengan RB Salzburg setelah hanya enam bulan menjabat sebagai pelatih kepala.
Keputusan ini diambil pihak klub menyusul hasil mengecewakan yang dialami tim sepanjang musim ini.
Sebagai mantan asisten Jurgen Klopp di Liverpool, Lijnders sempat diharapkan membawa perubahan positif bagi Salzburg.
Akan tetapi, performa tim di berbagai kompetisi menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan musim-musim sebelumnya.
Salzburg, yang dikenal sebagai penguasa Bundesliga Austria selama sepuluh tahun terakhir, kini mengalami penurunan prestasi.
Pada musim sebelumnya, mereka hanya mampu finis di posisi kedua, dan musim ini situasinya semakin memburuk.
Saat ini, Salzburg tertahan di peringkat kelima klasemen sementara dan tertinggal sepuluh poin dari Sturm Graz sebagai pemuncak klasemen.
Kondisi ini menciptakan tekanan besar bagi Lijnders, yang dinilai gagal mempertahankan dominasi klub di kancah domestik.
Hasil Buruk di Liga Champions Menambah Tekanan
Tak hanya mengalami kesulitan di liga domestik, performa RB Salzburg di kompetisi Liga Champions juga jauh dari harapan.
Dalam enam pertandingan fase grup, tim hanya mampu mencatat satu kemenangan.
Hasil tersebut memperlihatkan ketidakmampuan Lijnders untuk membawa tim bersaing di level Eropa.
Hal ini semakin memperkuat keyakinan manajemen klub bahwa perubahan di kursi kepelatihan adalah langkah yang tidak bisa dihindari.
Situasi ini menjadi sorotan mengingat RB Salzburg selama ini memiliki reputasi sebagai klub pengembang talenta muda terbaik di Eropa.
Pep Lijnders dinilai belum mampu memaksimalkan potensi para pemain muda Salzburg untuk tampil konsisten dan kompetitif.
Oleh karena itu, keputusan untuk mengakhiri kerja sama dianggap sebagai solusi yang diperlukan guna memperbaiki situasi tim saat ini.
Rencana RB Salzburg Setelah Pemecatan Pep Lijnders
Setelah resmi melepas Pep Lijnders, RB Salzburg langsung bergerak cepat untuk mencari pengganti yang tepat.
Manajemen klub mengumumkan bahwa sesi latihan akan dimulai kembali pada awal Januari 2025 dengan pelatih baru.
Pencarian ini dianggap krusial agar Salzburg bisa kembali ke jalur kemenangan dan memperbaiki posisi mereka di klasemen.
Dalam pernyataannya, pihak klub menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kerja keras Lijnders selama masa kepelatihannya.
Meski hasil akhir tidak sesuai harapan, kontribusi Lijnders dalam mengembangkan tim tetap diakui oleh manajemen.
Akan tetapi, perubahan kepemimpinan dianggap perlu untuk memberikan dorongan baru serta menyuntikkan motivasi tambahan bagi para pemain.
Bagi Pep Lijnders, pengalaman ini menjadi tantangan besar dalam karier kepelatihannya di level klub.
Setelah sukses mendampingi Klopp di Liverpool, ekspektasi tinggi memang tak terhindarkan ketika ia memutuskan melangkah sebagai pelatih utama.
Meski demikian, pemecatan ini juga membuka peluang baru baginya untuk mengevaluasi dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan berikutnya.
RB Salzburg kini fokus untuk kembali ke jalur kesuksesan, baik di kompetisi domestik maupun di Eropa.
Dengan pelatih baru yang diharapkan dapat membawa perubahan signifikan, Salzburg bertekad merebut kembali dominasi mereka di Bundesliga Austria.