Penjelasan Fikri soal Psywar kepada Duo Lawak Denmark yang Disebut Mirip Kevin Sanjaya

Penjelasan Fikri soal Psywar kepada Duo Lawak Denmark yang Disebut Mirip Kevin Sanjaya

Penjelasan Fikri soal Psywar kepada Duo Lawak Denmark yang Disebut Mirip Kevin Sanjaya

Score – Pada final Denmark Open 2023, Fikri/Bagas kalah dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia), 13-21, 17-21.

Namun pada French Open 2023, penampilan Fikri/Bagas lebih baik karena mampu memaksa terjadinya rubber game meski harus mengakui keunggulan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark), 14-21, 21-10, 18-21.

Di tengah laga, Fikri mencoba memberikan tekanan terhadap pasangan unggulan ketujuh itu dengan perang urat saraf yang dilakukan di atas lapangan.

Perang mental sudah terjadi sejak awal gim pertama.

Saat pasangan Indonesia tertinggal 1-6, Fikri yang berada di garis belakang permainan beberapa kali mendapatkan bola lob dari Rasmussen.

Namun saat dirasa shuttlecock yang diangkat Rasmussen akan jatuh di luar, Fikri membiarkan bola tersebut dan benar keluar.

Fikri kemudian melakukan aksi susulan yang berpura-pura memukul bola tersebut sesaat setelah shuttlecock jatuh duluan di luar garis permaian.

Aksi tengil dari Fikri itu yang kemudian membuat eks pemain bulu tangkis Denmark, Jim Laugesen, bereaksi saat menjadi komentator bagi televisi Denmark, TV2.

Laugesen menilai tindakan itu aneh dan sangat provokatif.

“Pelatihnya tertawa, tapi itu aneh dan sangat provokatif. Itu adalah perilaku seorang pemain junior,” kata Laugesen bersama komentator lainnya, Dennis Bostrup.

Gesture usil yang dilakukan Fikri itu bukan kali ini saja terjadi di bulu tangkis.

Senior Fikri di tim ganda putra utama, Kevin Sanjaya Sukamuljo, juga terkenal karena beberapa kali melakukan aksi serupa.

Laugesen sempat menilai bahwa gerakan pura-pura memukul kok Fikri merupakan cara menyalurkan semangat besarnya.

“Biarkan saja ia tetap berada dalam suasana hati seperti itu, meskipun itu aneh,” ucap Laugesen.

“Anda dapat melihat dari Fikri bahwa tingkat energinya sangat tinggi,” ujarnya.

Baca Juga  Pereli asing akui trek APRC Danau Toba cukup menantang

Laugesen terkesan respons dari Astrup/Rasmussen yang tetap tenang meladeni aksi tengil ganda putra Indonesia.

Fikri mengklarifikasi apa yang dia lakukan itu karena menyesuaikan lawan.

“Koh Ar (Aryono Miranat, pelatih ganda putra) sudah mengiatkan saya. ‘Kamu harus lawan lagi, harus berani lagi. Itupin mereka mulai duluan. Saya ikuti, tetapi ya hasilnya tetap kalah,” ucap Fikri sambil tersenyum.

“Permainan mereka semakin matang. Makin tua semakin matang.”

Performa energik pemain berusia 23 tahun selama turnamen Eropa juga didukung oleh pola latihan sebelum turnamen.

“Tidak ada (latihan khusus). Paling menambah sendiri dengan latihan lari. Biasa aja latihannya karena sudah kuat dari sananya, tetapi kemarin tenaganya habis juga ha-ha-ha,” tutur Fikri.

Secara umum, performa Astrup/Rasmussen meningkat karena sudah beberapa kali mencapai final dan menjadi juara dengan menjuarai Canada Open 2023, Hong Kong Open 2023, Arctic Open 2023, dan French Open 2023.

“Bicara permainan mereka bagus. Saat kami melawan mereka itu susah sekali menurut kami, bolanya rapi. Jadi, jarang melakukan kesalahan sendiri, itu yang membuat kami kewalahan,” tutur Bagas.

“Sekarang kami harus lebih siap lagi, lebih tenang lagi. Semua kekurangan kami perbaiki di latihan agar saat pertandingan bisa dimaksimalkan,” kata Fikri menambahkan.

“Sabar saja. Masih ada jalan,” ujar Bagas.

Berkat performa bagus di Denmark dan Prancis, Fikri/Bagas kini ada di peringkat 10 dunia bersama Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ranking ke-4) dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (ranking ke-9).

“Hasil ini jadi motivasi bagi kami. Kami akan mengejar senior kami seperti Daddies (Ahsan/Hendra), Fajri (Fajar/Rian). Mereka masih di atas kami. Kami harus mencoba lagi mendekati mereka (rannking),” ucap Fikri.

Baca Juga  Echeverri seolah mengajari Brazil U-17 menari Samba

“Kami melakukan yang terbaik saja untuk diri sendiri dan tandem. Orang mau menilai kami bagaimana, mau diperhitungkan atau tidak juga tidak apa-apa. Sekarang kami bisa buktikan kalau kami bisa.”

Persaingan ganda putra Indonesia secara internal di pelatnas PBSI yang sudah ketat juga memicu Fikri/Bagas mencapai performa terbaik.

“Pastinya kami terpacu pastinya. Di sini (pelatnas) ada 6 pasang. Kami tidak mau kalah juga pastinya karena persaingan ramai,” ujar Bagas.