Pengamat Manchester United
Bayang-Bayang di Old Trafford
Score.co.id – Sebuah bayangan kelam masih menyelimuti teater Old Trafford. Di mana semangat juang yang dulu menjadi legenda? Di mana mentalitas pemenang yang menjadi identitas klub? Pertanyaan-pertanyaan ini terus menggema di antara para pendukung setia Manchester United yang menyaksikan klub kesayangannya terperosok dalam krisis berkepanjangan. Musim 2024/2025 dan awal 2025/2026 telah menjadi saksi bisu titik nadir baru bagi raksasa yang sedang terjatuh ini. Sebuah pemeriksaan mendalam diperlukan untuk memahami akar permasalahan yang sebenarnya.
Membedah Musim Bencana 2024/2025
Statistik yang Memilukan
Tidak ada kata lain untuk menggambarkan musim lalu selain bencana total. Secara statistik, ini adalah catatan terburuk Manchester United di era Premier League. Berikut adalah gambaran menyedihkan dari performa tim:

| Metrik | Statistik |
|---|---|
| Posisi Akhir | Ke-15 |
| Jarak dari Degradasi | 3 tingkat |
| Kekalahan | 18 |
| Gol Dicetak | 44 |
| Gol Kebobolan | 54 |
| Selisih Gol | Negatif (-10) |
Klub yang dulunya ditakuti itu harus puas finish di posisi ke-15 klasemen, hanya berjarak tiga tingkat dari jurang degradasi. Angka-angka ini mencerminkan kerapuhan tim di semua lini.
Kegagalan di Kompetisi Lain
Kegagalan tidak hanya terjadi di liga. Upaya mempertahankan trofi Piala FA kandas di Babak 16 Besar oleh Fulham. Nasib serupa juga terjadi di Piala Carabao. Musim itu berakhir tanpa satupun silverware, sebuah kenyataan pahit yang sangat sulit diterima para pemegang saham dan fans.
Pemecatan Erik ten Hag
Puncak dari semua kekacauan ini adalah pemecatan Erik ten Hag pada Oktober 2024. Masa jabatannya yang diawali dengan harapan besar harus berakhir dengan kepedihan dan kegagalan.
Era Baru Ruben Amorim: Harapan yang Tertunda
Awal yang Penuh Optimisme
Kedatangan Ruben Amorim pada November 2024 diibaratkan seperti oase di tengah padang gurun. Pelatih muda dari Sporting CP ini membawa reputasi cemerlang dengan filosofi permainan menyerang, formasi 3-4-3 yang solid, pressing tinggi, dan transisi cepat. Pendukung United menyambutnya dengan optimisme besar.
Realitas yang Menyakitkan
Sayangnya, harapan itu sirna begitu cepat. Alih-alih membaik, performa tim justru semakin terpuruk. Berikut adalah catatan di bawah asuhan Amorim:
- Pertandingan Liga: 25
- Kemenangan: 6
- Kekalahan: 13
- Gol Kebobolan per Pertandingan: Rata-rata 1,5
Pertahanan tim menunjukkan kerapuhan yang sangat parah, kebobolan rata-rata 1,5 gol per pertandingan.
Harapan di Liga Europa
Sinar harapan sempat muncul di Liga Europa, di mana United mampu melaju hingga ke partai puncak. Namun, mimpi itu kembali pupus setelah mereka takluk 0-1 dari Tottenham Hotspur. Kekalahan ini memastikan mereka absen dari semua kompetisi Eropa musim 2025/2026.
Awal Musim 2025/2026 yang Buruk
Krisis ini terbawa ke musim baru. United memulai tanpa kenyamanan, kalah dari Arsenal dan ditahan imbang Fulham. Pukulan terberat datang saat mereka dipermalukan oleh tim kasta bawah, Grimsby Town, lewat adu penalti di Piala Carabao.
Akar Krisis: Pembusukan yang Sistemik
Masalah Taktis dan Manajerial
Para pengamat sepakbola melihat bahwa masalah Manchester United jauh lebih dalam dari sekadar hasil pertandingan yang buruk. Ini adalah kerusakan sistemik yang terjadi di semua lini:
- Identitas Taktis Tidak Jelas: Tidak ada visi permainan yang konsisten.
- Strategi Rekrutmen Salah Kaprah: Pembelian pemain yang tidak sesuai kebutuhan.
- Filosofi Manajerial Tidak Konsisten: Pergantian pelatih yang terus berulang menciptakan ketidakstabilan.
Setiap pelatih datang dengan ide berbeda, meninggalkan skuad yang merupakan campuran tidak serasi dari berbagai filosofi permainan.
Kebijakan Transfer yang Bermasalah
Sir Jim Ratcliffe, pemilik baru, secara terbuka menyoroti pemborosan dana untuk pemain seperti:
- Casemiro
- Antony
- Jadon Sancho
Menurutnya, mereka “tidak cukup baik” dan “dibayar secara berlebihan”. Rekrutmen yang cacat ini membebani keuangan klub tanpa memberikan dampak signifikan di lapangan hijau.
Masalah Struktural
Masalah lain yang memperburuk situasi meliputi:
- Kerugian Finansial: Laporan keuangan klub menunjukkan kerugian yang signifikan.
- Kebutuhan Renovasi Old Trafford: Stadion legendaris ini membutuhkan pembaruan mendesak.
- Ketidaksesuaian Skuad dengan Sistem Amorim: Skuad saat ini adalah mosaik dari pemain pilihan Mourinho, Solskjaer, dan Ten Hag, yang tidak cocok dengan sistem 3-4-3 Amorim.
Langkah ke Depan: Perombakan Radikal
Strategi Jendela Transfer 2025
Krisis ini memaksa klub untuk melakukan perombakan radikal, dimulai dari jendela transfer musim panas 2025. Langkah-langkah yang diperlukan:
- Rekrutmen Pemain Sesuai Visi Amorim: Datangkan pemain yang mendukung sistem 3-4-3.
- Pembersihan Skuad: Lepaskan pemain yang tidak berkontribusi.
- Pengurangan Beban Gaji: Optimalkan keuangan klub untuk investasi jangka panjang.
Pentingnya Kesabaran
Memberikan waktu dan kepercayaan penuh kepada Amorim untuk mencetak pemain muda dan membangun tim sesuai idenya adalah satu-satunya jalan keluar. Proses ini akan menyakitkan dan membutuhkan waktu, tetapi diperlukan untuk mengembalikan Manchester United ke tempat yang semestinya.
Kesimpulan: Jalan Panjang Menuju Pemulihan
Krisis Manchester United adalah cerita tentang klub yang kehilangan jalannya. Ini adalah peringatan bahwa kesuksesan tidak dibangun dengan jalan pintas atau pembelian nama besar semata. Butuh kesabaran, perencanaan matang, dan konsistensi dalam menjalankan filosofi.
Pemulihan tidak akan terjadi dalam semalam. Fans harus siap melalui proses yang mungkin masih penuh dengan lika-liku. Namun, dengan manajemen yang tepat dan komitmen untuk membangun dari dasar, cahaya di ujung terowongan masih mungkin untuk diraih. Untuk sekarang, semua mata tertuju pada langkah-langkah strategis yang akan diambil oleh Sir Jim Ratcliffe dan tim manajemennya dalam membangun kembali istana yang telah runtuh.
Jangan lewatkan perkembangan berita sepakbola terbaru dan analisis mendalam lainnya hanya di Score.co.id.












