Score – Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur terus berupaya menekan angka stunting, salah satunya dengan melaksanakan program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Pusyangatra).
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dalam keterangannya di Mojokerto, Selasa, mengatakan program Gelora Cinta dan Pusyangatra yang diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto ini menjadi salah satu program yang selaras dengan program nasional dalam menekan angka stunting.
“Stunting ini diawali saat kondisi hamil, jadi ibu-ibu yang sedang hamil ini jangan sampai kekurangan gizi, sehingga janinnya juga akan tercukupi gizinya,” tuturnya di sela kegiatan tersebut di Mojokerto.
Bupati Ikfina mengatakan, kondisi stunting akan berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Sehingga, akan berakibat generasi muda yang akan datang tidak mampu bersaing dengan negara lain.
Ia mengatakan, kondisi stunting pada balita juga berdampak pada tingkat kecerdasannya yang di bawah rata-rata.
“Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi dan infeksi berlanjut, jika anak pada posisi stunting, maka tingkat kecerdasannya 20 persen lebih rendah dari anak kondisi normal,” ujarnya.
Ia mengatakan, ketika ibu sedang hamil, maka lengannya tidak boleh kurang dari 23,5 centimeter karena hal tersebut, menjadi tanda minimal kecukupan gizi bagi ibu hamil. Selain itu, pasangan usia subur (PUS) yang terlalu tua atau lebih dari 35 tahun diharapkan sudah tidak hamil lagi, karena usia ibu di atas 35 tahun sangat berpotensi melahirkan bayi stunting.
“Karena ada masa sel telur, makin tua usia ibu, kualitas sel telurnya sudah kurang baik. Maka dari itu apabila masih mengalami menstruasi, dianjurkan memakai KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP),” ucapnya.