Pemenang El Clasico Terbanyak
Score.co.id – Apa yang membuat El Clasico begitu istimewa? Bagi sebagian orang, ini hanya pertandingan sepak bola biasa—90 menit penuh aksi di lapangan hijau. Namun, bagi jutaan penggemar di seluruh dunia, duel antara Barcelona dan Real Madrid adalah lebih dari itu: sebuah perang budaya, sejarah, dan identitas yang telah berlangsung selama lebih dari satu abad. Setiap tendangan, setiap gol, bahkan setiap kontroversi, membawa beban emosional yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Tapi di balik semua drama itu, ada satu pertanyaan yang selalu menggantung: siapa yang benar-benar mendominasi rivalitas abadi ini?
Hingga Mei 2025, catatan sejarah memberikan jawaban yang jelas, namun tidak sederhana. Real Madrid mungkin memimpin dalam jumlah kemenangan secara keseluruhan, tapi Barcelona menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang tak bisa diabaikan. Mari kita gali lebih dalam, dari angka-angka dingin hingga kisah-kisah panas yang membentuk salah satu pertempuran terbesar dalam olahraga dunia.
Berita Utama
Hingga Mei 2025, El Clasico telah mempertemukan Barcelona dan Real Madrid sebanyak 261 kali dalam pertandingan resmi—mulai dari La Liga, Copa del Rey, hingga kompetisi Eropa. Real Madrid memegang keunggulan tipis dengan 105 kemenangan, sementara Barcelona berada tepat di belakang dengan 104 kemenangan. Sebanyak 52 pertandingan berakhir tanpa pemenang, menunjukkan betapa ketatnya persaingan ini. Dalam hal gol, Real Madrid juga unggul sedikit dengan 437 gol, dibandingkan 431 gol milik Barcelona.

Namun, statistik sepanjang masa hanyalah satu sisi cerita. Musim 2024/2025 telah menjadi panggung bagi Barcelona untuk membalikkan narasi. Dalam empat pertemuan terakhir melawan Real Madrid, tim asal Katalan itu tampil dominan. Salah satu sorotan adalah kemenangan dramatis 4-3 di La Liga pada 11 Mei 2025, di mana Barcelona bangkit dari ketertinggalan dua gol berkat aksi gemilang pemain muda mereka. Tak sampai di situ, mereka juga mengukir kemenangan 3-2 di final Copa del Rey pada 27 April 2025, sebuah laga yang disebut-sebut sebagai salah satu final paling mendebarkan dalam dekade ini.
Secara keseluruhan, Barcelona mencetak 16 gol dalam empat laga El Clasico musim ini, sementara Real Madrid hanya mampu membalas dengan 6 gol. Ini bukan sekadar angka—ini adalah pernyataan bahwa Barcelona, di bawah arahan Xavi Hernandez, sedang membangun era baru yang bisa mengguncang dominasi historis rival mereka.
Analisis & Opini
Jika kita mundur ke belakang, keunggulan Real Madrid dalam sejarah El Clasico memang sulit disangkal. Salah satu momen paling ikonik adalah kemenangan 11-1 pada tahun 1943 di Copa del Generalísimo—sebuah hasil yang hingga kini masih menjadi bahan perdebatan. Ada yang menyebutnya sebagai kemenangan sah, ada pula yang menganggapnya produk tekanan politik era Franco. Apa pun kebenarannya, skor itu tetap menjadi bagian dari mitologi rivalitas ini.
Di sisi lain, Barcelona punya catatan yang tak kalah mengesankan, terutama di era modern. Kemenangan 5-0 pada tahun 1994, 2010, dan 2018 adalah bukti bahwa mereka mampu menghancurkan Real Madrid di panggung terbesar. Khususnya pada 2010, di bawah Pep Guardiola, Barcelona memamerkan tiki-taka yang memukau dunia, membuat Real Madrid tak berdaya di Camp Nou.
Pemain-pemain legendaris juga menjadi penutur cerita dalam rivalitas ini. Lionel Messi, yang kini telah gantung sepatu, meninggalkan jejak abadi dengan 26 gol—rekor yang mungkin tak akan terpecahkan dalam waktu dekat. Di kubu Real Madrid, Alfredo Di Stéfano adalah simbol kejayaan pada 1950-an dan 1960-an, membawa klub meraih lima gelar Piala Eropa beruntun. Nama-nama seperti Cristiano Ronaldo, Johan Cruyff, dan Zinedine Zidane juga turut mewarnai laga ini dengan keajaiban masing-masing.
Tapi El Clasico bukan hanya soal statistik atau individu. Ada lapisan yang lebih dalam—politik dan identitas. Barcelona sering dipandang sebagai representasi Katalunya yang mencari kebebasan, sementara Real Madrid diasosiasikan dengan kekuatan sentral Spanyol. Transfer kontroversial Di Stéfano pada 1953, yang awalnya akan bergabung dengan Barcelona sebelum “ditarik” ke Madrid, adalah salah satu contoh bagaimana rivalitas ini melampaui lapangan. Begitu pula dengan represi era Franco, yang membuat Barcelona menjadi simbol perlawanan bagi banyak orang Katalan.
Musim 2024/2025 menawarkan perspektif baru. Dominasi Barcelona dalam empat laga terakhir bukan kebetulan. Ada perubahan taktik, semangat juang yang diperbarui, dan generasi muda yang lapar kemenangan. Real Madrid, meski tetap tim yang ditakuti, tampak kehilangan ritme—mungkin karena transisi pasca-kepergian beberapa bintang veteran mereka.
Dampak & Prediksi
Kemenangan Barcelona di final Copa del Rey pada April 2025 bukan sekadar trofi ke-32 dalam sejarah klub di kompetisi itu. Lebih dari itu, kemenangan ini memperkuat mentalitas juara di skuad mereka. Xavi Hernandez, yang kembali ke Camp Nou sebagai pelatih pada 2021, tampaknya telah menemukan formula untuk membawa Barcelona ke puncak lagi. Pemain muda seperti Pedri dan Gavi, ditambah rekrutan cerdas di bursa transfer, membuat tim ini semakin sulit dihentikan.
Bagi Real Madrid, kekalahan beruntun dari Barcelona adalah panggilan untuk introspeksi. Tim yang pernah mendominasi Eropa dengan tiga gelar Liga Champions beruntun di bawah Zidane kini menghadapi tantangan baru. Pelatih Carlo Ancelotti, meski berpengalaman, harus menemukan cara untuk menyeimbangkan skuad yang mulai menua dengan talenta muda seperti Vinicius Jr. dan Eduardo Camavinga.
Ke depan, sulit memprediksi siapa yang akan menguasai El Clasico dalam lima atau sepuluh tahun mendatang. Sejarah menunjukkan bahwa dominasi sering bergantian. Real Madrid mungkin bangkit dengan kekuatan finansial mereka yang tak tertandingi, tapi Barcelona punya akademi La Masia yang terus melahirkan bakat-bakat kelas dunia. Yang pasti, rivalitas ini akan tetap menjadi magnet bagi penggemar sepak bola global.
Kutipan Penting
Pelatih Barcelona, Xavi Hernandez, tak bisa menyembunyikan kebanggaannya usai final Copa del Rey. “Kemenangan ini bukan sekadar trofi, tetapi simbol dari semangat dan identitas kami. Kami bermain untuk para penggemar dan untuk Katalunya,” katanya dalam konferensi pers, nada suaranya penuh emosi.
Di kubu seberang, kapten Real Madrid, Karim Benzema, menunjukkan sikap seorang pemimpin sejati meski dalam kekalahan. “Barcelona tampil lebih baik kali ini. Tapi, kami adalah Real Madrid. Kami akan bangkit dan membalas di pertemuan berikutnya,” ujarnya dengan tatapan tajam, seolah menantang Barcelona untuk bersiap.
Analis sepak bola veteran, Juan Morales, juga memberikan pandangannya. “El Clasico selalu tentang momentum. Real Madrid punya sejarah, tapi Barcelona punya api baru. Ini akan jadi dekade yang menarik,” katanya dalam wawancara eksklusif dengan Score.co.id.
Tabel Statistik El Clasico (Hingga Mei 2025)
Berikut adalah ringkasan statistik terbaru dalam format tabel sederhana:
| Kategori | Real Madrid | Barcelona |
|---|---|---|
| Total Kemenangan | 105 | 104 |
| Total Gol | 437 | 431 |
| Hasil Imbang | 52 | |
| 4 Laga Terakhir (2024/2025) | 0 Menang (6 Gol) | 4 Menang (16 Gol) |
Penutupan
El Clasico adalah lebih dari sekadar pertandingan—ia adalah cerminan dari sejarah yang penuh gejolak, identitas yang bertabrakan, dan semangat yang tak pernah padam. Real Madrid mungkin masih memegang keunggulan dalam buku sejarah, tapi Barcelona, dengan dominasi mereka di 2025, telah menulis babak baru yang penuh harapan. Satu hal yang pasti: rivalitas ini tak akan pernah kehilangan daya tariknya. Setiap gol, setiap kartu merah, setiap sorak sorai dari tribun adalah bagian dari saga yang terus berlanjut.
Ingin tahu lebih banyak tentang perkembangan terbaru El Clasico dan berita sepak bola lainnya?
Kunjungi Score.co.id untuk analisis mendalam dan update terkini dari dunia sepak bola!












