Pemenang Ballon d’Or Terbanyak Wanita
score.co.id – Tiga trofi. Tiga tahun berturut-turut. Sebuah prestasi yang belum pernah terlihat dalam sejarah sepakbola wanita. Pada September 2025, Aitana Bonmatí tidak hanya mengukir namanya di papan tertinggi; ia mendefinisikan ulang arti dominasi individu dalam olahraga ini. Gelar Ballon d’Or Féminin ketiganya secara beruntun bukan sekadar angka statistik, melainkan mahkota dari sebuah era di mana seorang pemain dan klubnya, Barcelona, menguasai jagad sepakbola wanita dengan cara yang spektakuler. Artikel ini akan mengupas tuntas perjalanan historis penghargaan bergengsi ini, menganalisis faktor-faktor di balik rekor dunia terbaru Bonmatí, dan menyelami dampak dominasi Spanyol-Barcelona terhadap lanskap sepakbola wanita global.
Sejarah Singkat Ballon d’Or Féminin dan Dominasi yang Tak Terbantahkan
Ballon d’Or Féminin diperkenalkan oleh France Football pada 2018, mengisi kekosongan panjang pengakuan untuk pemain sepakbola wanita terbaik di dunia. Sejak kemunculan perdananya, penghargaan ini telah menjadi barometer tertinggi bagi keunggulan individu.
Evolusinya mencerminkan dinamika persepakbolaan wanita yang bergerak cepat. Ada Hegerberg, sang pemenang pertama dari Lyon, mewakili era dominasi klub Prancis. Megan Rapinoe pada 2019 membawa sorotan pada kekuatan dan karisma pemain Amerika Serikat di panggung internasional. Namun, sebuah pergeseran seismik terjadi mulai 2021. Barcelona, dengan filosofi tiki-taka yang dimodernisasi, mulai menancapkan kekuatannya, dan dua orang bintangnya, Alexia Putellas dan Aitana Bonmatí, mengambil alih panggung secara mutlak.
Yang mencolok dari sejarah Ballon d’Or Féminin adalah betapa cepatnya rekor diciptakan dan langsung dipecahkan. Alexia Putellas, dengan dua kemenangan beruntun (2021, 2022), sempat dianggap sebagai standar emas. Ia menunjukkan konsistensi dan pengaruh yang luar biasa. Namun, apa yang dilakukan Bonmatí selanjutnya melampaui segalanya. Tiga kemenangan beruntun (2023, 2024, 2025) bukan hanya sekadar melanjutkan tradisi, tetapi menaikkannya ke level yang sama sekali baru. Prestasi ini menegaskan bahwa pusat gravitasi sepakbola wanita telah berpindah secara permanen ke Barcelona dan pemain-pemain berkebangsaan Spanyol.

Mengurai Rekor Dunia dan Dominasi Aitana Bonmatí
Kemenangan ketiga Aitana Bonmatí pada 2025 adalah sebuah narasi tentang kehebatan, ketangguhan, dan pengaruh yang tak terbantahkan. Mari kita selami faktor-faktor kunci di balik rekor dunianya yang terbaru.
Sebuah Musim yang Hampir Sempurna di Level Klub
Musim 2024-2025 dengan Barcelona kembali menjadi bukti keperkasaan mereka. Bonmatí adalah mesin penggerak di balik treble domestik yang terdiri dari Liga F, Copa de la Reina, dan Supercopa de España. Statistiknya berbicara jelas: 12 gol dan 6 assist di liga, memastikan Barcelona finis delapan poin di atas rival abadi, Real Madrid. Namun, kontribusinya jauh melampaui angka-angka. Pergerakannya yang cerdas, penguasaan ruang, dan kemampuan membaca permainan menjadikannya otak dari setiap serangan Barcelona.
Di Liga Champions Wanita UEFA, meski Barcelona harus mengakui keunggulan Arsenal di final dengan skor 1-0, performa Bonmatí tetap monumental. Ia berkontribusi langsung pada sembilan gol (5 gol dan 4 assist) dalam 11 penampilan. Kemampuannya tampil di momen-momen besar dan pengaruhnya yang mendalam membuatnya dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Liga Champions UEFA untuk musim tersebut. Kekecewaan di final justru menyisakan rasa lapar yang membuat penampilannya di kompetisi domestik dan internasional semakin beringas.
Ketangguhan Mental dan Kesembuhan yang Ajaib
Mungkin aspek paling inspiratif dari kemenangan Ballon d’Or 2025 Bonmatí adalah perjuangannya melawan meningitis virus. Hanya beberapa hari sebelum Euro 2025 dimulai, diagnosis tersebut sempat mengancam partisipasinya bahkan membayangi kariernya. Namun, Bonmatí menunjukkan ketangguhan mental yang luar biasa.
“Saya tidak pernah meragukan bahwa saya akan kembali. Ini adalah ujian terberat dalam hidup saya, tetapi sepakbola dan dukungan dari semua orang memberi saya kekuatan,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers sebelum turnamen.
Ia tidak hanya kembali; ia menjadi pahlawan. Golnya di perpanjangan waktu pada semifinal melawan Jerman adalah momen magis yang mengantarkan Spanyol ke final. Meski akhirnya tim La Roja takluk dari Inggris lewat adu penalti, Bonmatí dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Turnamen (Pemain Terbaik Euro 2025). Perjalanan dari rumah sakit ke puncak Eropa dalam hitungan minggu ini adalah bukti nyata dari karakternya yang tak tergoyahkan, sebuah kualitas yang sangat dihargai oleh para pemilih Ballon d’Or.
Daftar Lengkap Pemenang dan Perbandingan Prestasi
Untuk memahami sepenuhnya besarnya pencapaian Bonmatí, kita perlu melihatnya dalam konteks sejarah. Berikut adalah daftar lengkap semua pemenang Ballon d’Or Féminin.
| Tahun | Pemenang | Klub |
|---|---|---|
| 2018 | Ada Hegerberg (Norwegia) | Lyon |
| 2019 | Megan Rapinoe (AS) | Reign FC |
| 2020 | Tidak diadakan | – |
| 2021 | Alexia Putellas (Spanyol) | Barcelona |
| 2022 | Alexia Putellas (Spanyol) | Barcelona |
| 2023 | Aitana Bonmatí (Spanyol) | Barcelona |
| 2024 | Aitana Bonmatí (Spanyol) | Barcelona |
| 2025 | Aitana Bonmatí (Spanyol) | Barcelona |
Tabel di atas dengan jelas menggambarkan dua hal: dominasi mutlak Barcelona sejak 2021 dan puncak pencapaian individu Bonmatí. Untuk membandingkan pemenang terbanyak, tabel berikut memberikan gambaran yang lebih jelas.
| Pemain | Jumlah Kemenangan | Tahun Kemenangan |
|---|---|---|
| Aitana Bonmatí | 3 | 2023, 2024, 2025 |
| Alexia Putellas | 2 | 2021, 2022 |
| Ada Hegerberg | 1 | 2018 |
| Megan Rapinoe | 1 | 2019 |
Prestasi Bonmatí telah melampaui semua pendahulunya. Ia bukan hanya pemain pertama yang meraih tiga Ballon d’Or, tetapi yang pertama melakukannya secara berturut-turut, sebuah rekor yang bahkan di Ballon d’Or pria baru dicapai oleh pemain legendaris seperti Johan Cruyff, Michel Platini, dan Marco van Basten.
Podium Ballon d’Or 2025 dan Persaingan yang Ketat
Kemenangan Bonmatí pada 2025 bukanlah kemenangan yang mudah. Ia menghadapi persaingan sengit, terutama dari rekan-rekannya di Liga Inggris yang kinclong. Hasil voting mencerminkan persaingan ketat antara dominasi Barcelona dan kebangkitan Arsenal.
| Peringkat | Pemain | Poin |
|---|---|---|
| 1 | Aitana Bonmatí (Barcelona) | 506 |
| 2 | Mariona Caldentey (Arsenal) | 478 |
| 3 | Alessia Russo (Arsenal) | 420 |
| 4 | Alexia Putellas (Barcelona) | – |
Peringkat ini menunjukkan beberapa tren menarik. Dominasi pemain Arsenal di peringkat atas (Caldentey, Russo) menegaskan kekuatan dan daya tarik Liga Inggris (WSL). Namun, Barcelona tetap kokoh dengan menempatkan tiga pemainnya di sepuluh besar (Bonmatí, Putellas, Patri Guijarro, Ewa Pajor), membuktikan bahwa kedalaman kualitas dan budaya menang mereka masih menjadi standar emas. Momen penyerahan trofi oleh idolanya, Andrés Iniesta, menambah lapisan emosional yang dalam pada kemenangannya.
“Barcelona adalah klub hidup saya—saya berterima kasih atas setiap pelajaran. Ini untuk semua rekan setim, staf, dan keluarga saya. Kami saling mengangkat,” kata Bonmatí dengan mata berkaca-kala.
Dampak dan Proyeksi ke Depan Ballon d’Or Féminin
Dominasi Aitana Bonmatí dan Barcelona membawa dampak yang signifikan bagi sepakbola wanita. Di satu sisi, hal ini menciptakan sebuah dinasti dan standar keunggulan yang menginspirasi generasi muda. Di sisi lain, muncul pertanyaan tentang apakah persaingan di puncak mulai berkurang.
Namun, melihat lebih dekat pada peringkat 2025, justru sebaliknya yang terjadi. Persaingan semakin ketat. Kekuatan finansial dan sportif klub-klub Liga Inggris seperti Arsenal dan Chelsea mulai menantang hegemoni Barcelona. Pemain seperti Mariona Caldentey, yang pindah dari Barcelona ke Arsenal, menunjukkan bahwa bakat-bakat terbaik kini tersebar di lebih banyak liga kompetitif.
Rekor-rekor lain juga mulai tercipta. Sam Kerr dan Lucy Bronze memegang rekor nominasi terbanyak (masing-masing lima kali), menunjukkan konsistensi mereka di level tertinggi. Mary Earps, dengan finis di peringkat kelima pada 2023, membukukan rekor sebagai kiper dengan peringkat tertinggi, membuka jalan bagi pengakuan yang lebih besar terhadap peran penjaga gawang.
Masa Depan Sepakbola Wanita dan Warisan Bonmatí
Prestasi Aitana Bonmatí telah mengangkat batas atas dari apa yang mungkin dicapai seorang pemain sepakbola wanita. Tiga Ballon d’Or-nya adalah monumen bagi kerja keras, bakat, dan kecerdasan taktis. Era dominasi Spanyol-Barcelona ini telah memaksa negara dan klub lain untuk berinvestasi lebih besar, meningkatkan level permainan secara keseluruhan.
Ke depan, kita dapat memperkirakan persaingan yang semakin global. Pemain dari negara-negara seperti Jerman, Prancis, dan Belanda, serta dari klub-klub yang terus berkembang seperti Bayern Munich, Paris Saint-Germain, dan Manchester City, akan terus menantang status quo. Warisan terbesar Bonmatí mungkin bukan hanya trofi-trofinya, tetapi inspirasi yang ia berikan untuk mendorong batas dan memecahkan setiap rekor yang ada.
Kesimpulan: Sebuah Era Emas yang Ditentukan oleh Seorang Legenda
Rekor Aitana Bonmatí sebagai pemegang Ballon d’Or Féminin terbanyak dengan tiga kemenangan beruntun adalah pencapaian kolosal. Ini adalah buah dari simbiosis sempurna antara bakat individu genius, sistem klub yang brilian, dan mentalitas pemenang yang tak kenal menyerah. Analisis ini menunjukkan bahwa kemenangannya didasarkan pada performa yang konsisten di level tertinggi, ketangguhan menghadapi adversitas, dan pengaruh yang tak terbantahkan dalam menentukan hasil pertandingan-pertandingan krusial.
Selama bertahun-tahun ke depan, nama Aitana Bonmatí akan terus dikumandangkan sebagai pionir, sebagai yang terbaik dari yang terbaik. Sementara sepakbola wanita terus berevolusi dengan liga-liga yang semakin kompetitif, satu hal yang pasti: era ini telah dicirikan oleh seorang pemain yang tidak hanya bermain untuk menang, tetapi bermain untuk membuat sejarah.
Untuk analisis mendalam lainnya tentang dunia sepakbola dan update terbaru seputar prestasi pemain-pemain terbaik, pantau terus Score.co.id.












