Pemain Timnas Jepang dan Klubnya
score.co.id – Perhatian dunia sepakbola kembali tertuju pada Samurai Blue. Bagaimana tidak? Jepang, sang raksasa Asia yang kini bercokol di peringkat 15 FIFA, tak hanya unggul secara teknikal, tetapi juga menunjukkan kedalaman skuad dan manajemen timnas yang brilian sepanjang 2025. Tahun ini menjadi bukti nyata strategi matang Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) dalam memetakan jalan menuju Piala Dunia 2026 sambil membangun fondasi jangka panjang. Rahasianya? Kebijakan “dual squad” yang memukau.
Gambaran Kekuatan Samurai Blue: Organisasi dan Filosofi
Di bawah kendali Hajime Moriyasu, sosok yang menjadi otak taktis sekaligus perekat tim sejak 2018, Samurai Blue bukan sekadar tim nasional biasa. Mereka adalah puncak piramida ekosistem sepakbola Jepang yang sangat terintegrasi. JFA tak hanya mengurusi tim senior putra, tapi juga membina Nadeshiko Japan (tim putri), berbagai level usia muda (U-15 hingga U-22), futsal, sepak bola pantai, bahkan esports. Pendekatan holistik inilah yang menjamin pasokan pemain berbakat tiada henti.

Stabilitas menjadi kunci. Moriyasu, dibantu staf ahli mulai dari asisten, pelatih fisik, hingga kiper, menjaga konsistensi filosofi permainan. Hasilnya? Performa stabil di kancah internasional dan peringkat FIFA yang bertengger di 15 besar dunia. Kepercayaan JFA pada Moriyasu untuk memimpin kedua skuad besar tahun 2025 (Kualifikasi Piala Dunia Maret dan EAFF E-1 Juli) menegaskan komitmen pada kontinuitas, pondasi vital menuju kesuksesan di Amerika Utara nanti.
Skuad Elit untuk Misi Utama: Kualifikasi Piala Dunia 2026 (Maret 2025)
Momen krusial datang pada Maret. Dengan hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk memastikan tiket ke Piala Dunia 2026 dari Grup C, Moriyasu memanggil skuad terkuatnya. Sinyalnya jelas: prioritas mutlak untuk kualifikasi.
Komposisi skuad mencerminkan ambisi tersebut. Dominasi pemain Eropa begitu mencolok: 21 dari 25 pemain berseragam klub top Eropa. Hanya 4 pemain J-League yang masuk, dengan dua di antaranya penjaga gawang (Osako dan Tani). Ini adalah pilihan taktis berbasis kualitas dan pengalaman. Para pemain yang terbiasa menghadapi tekanan liga elite seperti Premier League, Bundesliga, atau La Liga diharapkan membawa mentalitas juang yang sama ke timnas.
Tulang punggung tim terlihat jelas:
- Lini Tengah Berkelas Dunia: Wataru Endo (Liverpool) sang pengatur ritme, ditemani kreativitas Hidemasa Morita (Sporting CP) dan Daichi Kamada (Crystal Palace).
- Sayap Mematikan: Kecepatan dan dribel akrobatik Kaoru Mitoma (Brighton) serta kecerdikan Takefusa Kubo (Real Sociedad) menjadi senjata utama.
- Ujung Tombak Efisien: Ayase Ueda (Feyenoord) yang sedang percaya diri menjadi tumpuhan gol.
Satu catatan penting: absennya Koki Ogawa karena cedera. Joel Chima Fujita (St. Truiden) dipanggil sebagai pengganti, menunjukkan pentingnya fleksibilitas dalam skuad besar. Keputusan Moriyasu untuk mengandalkan mayoritas pemain Eropa bukan tanpa alasan.
Pertandingan seberat Kualifikasi Piala Dunia membutuhkan pemain yang terbiasa dengan intensitas, taktik kompleks, dan tekanan psikologis level tertinggi – pengalaman yang didapatkan langsung di liga Eropa setiap pekan.
Daftar Lengkap Skuad Kualifikasi Piala Dunia Maret 2025:
| Posisi | Nama Pemain | Klub (Liga) |
|---|---|---|
| Kiper | Keisuke Osako | Sanfrecce Hiroshima (Jepang) |
| Kiper | Kosei Tani | Machida Zelvia (Jepang) |
| Kiper | Zion Suzuki | Parma Calcio 1913 (Italia) |
| Bek | Yuto Nagatomo | FC Tokyo (Jepang) |
| Bek | Ko Itakura | Borussia Mönchengladbach (Jerman) |
| Bek | Yukinari Sugawara | Southampton (Inggris) |
| Bek | Kota Takai | Kawasaki Frontale (Jepang) |
| Bek | Hiroki Ito | Bayern München (Jerman) |
| Bek | Ayumu Seko | Grasshopper (Swiss) |
| Bek | Hiroki Sekine | Reims (Prancis) |
| Gelandang | Wataru Endo | Liverpool (Inggris) |
| Gelandang | Junya Ito | Reims (Prancis) |
| Gelandang | Keito Nakamura | Reims (Prancis) |
| Gelandang | Takumi Minamino | Monaco (Prancis) |
| Gelandang | Hidemasa Morita | Sporting CP (Portugal) |
| Gelandang | Daichi Kamada | Crystal Palace (Inggris) |
| Gelandang | Kaoru Mitoma | Brighton & Hove Albion (Inggris) |
| Penyerang | Daizen Maeda | Celtic (Skotlandia) |
| Penyerang | Reo Hatate | Celtic (Skotlandia) |
| Penyerang | Ritsu Doan | Freiburg (Jerman) |
| Penyerang | Ayase Ueda | Feyenoord (Belanda) |
| Penyerang | Ao Tanaka | Leeds United (Inggris) |
| Penyerang | Takefusa Kubo | Real Sociedad (Spanyol) |
| Penyerang | Joel Chima Fujita | Sint-Truiden (Belgia) |
| Pelatih | Hajime Moriyasu |
Skuad Masa Depan untuk Ajang Regional: EAFF E-1 Championship (Juli 2025)
Berbanding terbalik dengan skuad Maret, pengumuman skuad Juli untuk Kejuaraan EAFF E-1 di Korea Selatan mengejutkan banyak pihak. Moriyasu memanggil 23 pemain, dan semuanya tanpa terkecuali berasal dari J-League! Ini bukan sinyal kelemahan, melainkan strategi visioner yang patut diapresiasi.
Turnamen regional ini menjadi panggung emas bagi bintang-bintang masa depan dan pemain yang belum mendapat banyak kesempatan. Enam pemain meraih debut pertama mereka untuk Samurai Blue: Tomoki Hayakawa (kiper), Alexandre Kouto Horio Pisano (kiper), Tomoya Ando (bek), Yuto Tsunashima (bek), Satoshi Tanaka (gelandang/penyerang), dan Taichi Hara (gelandang/penyerang). Pengalaman internasional ini tak ternilai harganya bagi perkembangan karier mereka.
Dinamika skuad juga terjadi. Sota Kawasaki mundur karena situasi timnya, sementara Takuma Nishimura terpaksa ditarik akibat protokol gegar otak. Satoshi Tanaka dan Taichi Hara masuk sebagai pengganti. Fleksibilitas ini menguji kedalaman tim dan kemampuan adaptasi pemain baru.
Makna di Balik Kebijakan “Full J-League”:
- Manajemen Pemain Elite: Kualifikasi Piala Dunia berhasil dilalui. Memaksa pemain berbasis Eropa kembali di tengah persiapan pra-musim atau liburan akan berisiko pada kebugaran dan hubungan dengan klub. Ini keputusan bijak.
- Uji Coba dan Pembangunan: EAFF E-1 menjadi laboratorium hidup bagi Moriyasu untuk mengevaluasi talenta lokal terbaik di level internasional. Siapa yang siap naik kelas?
- Memperdalam Kolam Pemain: Eksposur ini memperluas opsi pemain untuk masa depan, mengurangi ketergantungan pada satu kelompok saja.
- Menjaga Hubungan Baik dengan Klub: Menghormati jadwal dan prioritas klub Eropa membangun hubungan positif, memudahkan pelepasan pemain untuk turnamen besar nanti.
Daftar Lengkap Skuad EAFF E-1 Championship Juli 2025:
| Posisi | Nama Pemain | Klub (Jepang) |
|---|---|---|
| Kiper | Tomoki HAYAKAWA | Kashima Antlers |
| Kiper | Keisuke OSAKO | Sanfrecce Hiroshima |
| Kiper | Alexandre Kouto Horio PISANO | Nagoya Grampus |
| Bek | Yuto NAGATOMO | FC Tokyo |
| Bek | Naomichi UEDA | Kashima Antlers |
| Bek | Hayato ARAKI | Sanfrecce Hiroshima |
| Bek | Taiyo KOGA | Kashiwa Reysol |
| Bek | Tomoya ANDO | Avispa Fukuoka |
| Bek | Yuto TSUNASHIMA | Tokyo Verdy |
| Gel/Pen | Sho INAGAKI | Nagoya Grampus |
| Gel/Pen | Ryo GERMAIN | Sanfrecce Hiroshima |
| Gel/Pen | Hayao KAWABE | Sanfrecce Hiroshima |
| Gel/Pen | Takuma NISHIMURA (Wd) | FC Machida Zelvia |
| Gel/Pen | Yuki SOMA | FC Machida Zelvia |
| Gel/Pen | Yuki KAKITA | Kashiwa Reysol |
| Gel/Pen | Tojiro KUBO | Kashiwa Reysol |
| Gel/Pen | Taisei MIYASHIRO | Vissel Kobe |
| Gel/Pen | Shin YAMADA | Kawasaki Frontale |
| Gel/Pen | Sota KAWASAKI (Wd) | Kyoto Sanga FC |
| Gel/Pen | Mao HOSOYA | Kashiwa Reysol |
| Gel/Pen | Henry Heroki MOCHIZUKI | FC Machida Zelvia |
| Gel/Pen | Sota NAKAMURA | Sanfrecce Hiroshima |
| Gel/Pen | Zento UNO | Shimizu S-Pulse |
| Gel/Pen | Kota TAWARATSUMIDA | FC Tokyo |
| Gel/Pen | Yuto OZEKI | Kawasaki Frontale |
| Gel/Pen | Ryunosuke SATO | Fagiano Okayama |
| Gel/Pen | Satoshi TANAKA (In) | Sanfrecce Hiroshima |
| Gel/Pen | Taichi HARA (In) | Kyoto Sanga FC |
| Pelatih | Hajime Moriyasu | |
| (Wd) = Withdrawn (Ditarik), (In) = In (Pemain Pengganti) |
Membaca Strategi Besar: Dual Skuad, Satu Visi
Perbedaan mencolok antara skuad Maret dan Juli bukanlah pertanda kebingungan, melainkan puncak kecanggihan manajemen timnas Jepang. Mereka memahami betul hierarki turnamen dan kebutuhan pemain.
- Prioritas Utama (Kualifikasi Piala Dunia): Memaksimalkan kekuatan dengan pemain terbaik yang tersedia, mayoritas dari Eropa, untuk misi krusial.
- Pengembangan & Manajemen (EAFF E-1): Memanfaatkan turnamen regional untuk menguji bakat domestik, memberi pengalaman, sekaligus mengistirahatkan pemain kunci Eropa.
Kedua pendekatan ini saling melengkapi. Skuad berbasis Eropa menjamin performa kompetitif jangka pendek, sementara investasi pada pemain J-League melalui turnamen seperti EAFF E-1 adalah jaminan keberlanjutan. Jepang membangun bukan hanya untuk Piala Dunia 2026, tapi untuk siklus sepuluh hingga lima belas tahun ke depan. Kedalaman skuad yang mampu menurunkan dua tim kompetitif untuk level berbeda dalam satu tahun adalah kemewahan yang hanya dimiliki segelintir negara sepakbola.
Proyeksi dan Tantangan Menuju Puncak
Keberhasilan strategi “dual squad” tahun 2025 membawa Jepang pada posisi yang sangat kuat. Tantangan berikutnya adalah integrasi. Bagaimana memadukan bintang-bintang mapan Eropa dengan bakat segar J-League yang mendapat suntikan kepercayaan diri di EAFF E-1 menjadi satu mesin tempur yang solid untuk Piala Dunia 2026? Moriyasu perlu memastikan filosofi permainan dipahami oleh semua pemain, baik yang rutin tampil maupun yang baru masuk.
J-League, melalui perannya sebagai inkubator talenta seperti yang terlihat di skuad Juli, adalah nadi kehidupan masa depan Samurai Blue. Pemberian kesempatan dan kepercayaan pada pemain domestik di level internasional adalah investasi tak ternilai. Ini memastikan regenerasi berjalan mulus, mengurangi risiko kevakuman saat generasi pemain Eropa saat ini memasuki masa senja. Kebijakan ini juga mengirim pesan kuat kepada pemain muda di Jepang: performa bagus di J-League akan membuka pintu ke timnas, bahkan jika belum bermain di Eropa.
Penutup: Cetak Biru Kesuksesan yang Terus Berdenyut
Tahun 2025 menjadi bukti nyata kematangan sepakbola Jepang. Kebijakan dua skuad yang berbeda untuk dua tujuan berbeda bukanlah kebetulan, tapi hasil perencanaan strategis bertahun-tahun oleh JFA di bawah kepemimpinan Moriyasu. Mereka berhasil menyeimbangkan ambisi jangka pendek (lolos dan bersaing di Piala Dunia) dengan visi jangka panjang (pembangunan bakat berkelanjutan). Dominasi pemain Eropa untuk laga penting dan pemberian panggung bagi bintang J-League di turnamen regional adalah strategi simbiosis mutualisme yang cerdas.
Dengan kedalaman skuad yang mengagumkan, manajemen pemain yang humanis, dan sistem pembinaan berjenjang yang solid, Samurai Blue bukan hanya ancaman di Asia, tapi kekuatan yang semakin disegani di panggung global. Mereka tak hanya datang untuk berpartisipasi, tapi untuk membuat sejarah. Perjalanan menuju Piala Dunia 2026 dan seterusnya dipenuhi optimisme.
Jangan lewatkan perkembangan terkini skuad Samurai Blue, analisis mendalam performa pemain, dan berita panas sepakbola Asia serta dunia!
Pantau terus update eksklusif hanya di score.co.id – sumber terpercaya sepakbola Indonesia.












