Pemain Termahal Liga 1 Sepanjang Masa
score.co.id – Rp17,38 miliar. Angka fantastis itu melekat pada diri Thom Haye, gelandang andalan Persib Bandung, dan memahkotainya sebagai aset paling berharga di Liga 1 Indonesia pada tahun 2025. Tetapi, apakah nilai pasar tersebut cukup untuk menyematkan gelar “pemain termahal sepanjang masa”? Pertanyaan ini membuka kotak Pandora yang kompleks, di mana definisi “termahal” bersinggungan dengan biaya transfer nyata dan nilai pasar spekulatif, diwarnai oleh legenda-legenda seperti Michael Essien dan rekor transfer Matheus Pato.
Artikel ini bukan sekadar daftar nama dan angka. Kami akan menyelami evolusi nilai pemain di kancah sepak bola Indonesia, menganalisis faktor-faktor pendorong melambungnya harga, dan memproyeksikan masa depan pasar transfer Liga 1. Siapakah sebenarnya yang memegang mahkota tertinggi?
Evolusi Nilai: Dari Sergio van Dijk ke Matheus Pato
Pemahaman tentang “pemain termahal” harus dimulai dari perspektif historis. Liga Indonesia telah mengalami transformasi finansial yang signifikan sejak era awal profesionalisasinya.

Era Perintis dan Rekor Awal
Pada awal 2010-an, konsep nilai pasar masih samar. Fokus utama berada pada biaya transfer, angka nyata yang dikeluarkan klub untuk memperkuat skuad. Sergio van Dijk, penyerang andalan Persib Bandung, tercatat mencatatkan biaya transfer sekitar €500.000 pada tahun 2013. Angka ini menjadi patokan awal yang menunjukkan keseriusan klub-klub Indonesia di pasar transfer. Namun, gelombang besar pertama yang benar-benar menggetarkan gawang sepak bola nasional terjadi pada tahun 2017.
Gelombang Bintang Internasional
Reformasi liga pasca-2017 membawa angin segar—dan nama-nama besar. Persib Bandung menjadi sorotan dunia dengan mendatangkan Michael Essien, mantan bintang Chelsea. Meskipun biaya transfernya mungkin tidak fantastis, nilai pasar Essien saat itu diperkirakan mencapai €2,5 juta, setara dengan sekitar Rp40 miliar pada kurs masa itu. Ini adalah level yang sama sekali berbeda. Kehadirannya, bersama Carlton Cole, bukan hanya meningkatkan kualitas permainan, tetapi juga menaikkan standar nilai dan gengsi liga. Mereka adalah bukti awal bahwa Liga Indonesia bisa menjadi tujuan.
Pecahnya Rekor Transfer Matheus Pato
Lompatan kuantum berikutnya terjadi pada 2023. Borneo FC, dengan ambisi yang tak terbendung, memecahkan rekor transfer dengan mendatangkan Matheus Pato dari klub Cina dengan harga yang mengguncang: €800,000 atau sekitar Rp13 miliar. Transfer ini melampaui rekor van Dijk dan menegaskan bahwa pasar transfer Liga 1 telah memasuki era baru, di mana klub-klup bersedia menginvestasikan dana besar untuk mendapatkan talenta pilihan. Rekor Pato inilah yang, hingga 2025, masih menjadi acuan tertinggi untuk biaya transfer aktual.
Pemegang Mahkota 2025: Dekonstruksi Nilai Pasar
Memasuki tahun 2025, lanskap berubah. Fokus bergeser dari biaya transfer yang kadang tertutup rapat ke nilai pasar yang lebih transparan, dengan Transfermarkt sebagai rujukan utama. Di sinilah Thom Haye dan nama-nama lain bersinar.
Thom Haye: Raja Nilai Pasar yang Tak Terkalahkan?
Dengan nilai Rp17,38 miliar, posisi Thom Haye di puncak bukanlah kebetulan. Gelandang bertahan keturunan Indonesia-Belanda ini adalah produk dari beberapa faktor kunci. Latar Belakang Eropa yang kuat, bermain di Eredivisie Belanda, memberinya fondasi teknikal dan taktis yang diakui secara internasional. Usianya yang masih berada di puncak performa fisik dan mental membuatnya menjadi aset jangka panjang. Selain itu, peran krusialnya di Persib Bandung, salah satu klub dengan basis pendukung terbesar, memperkuat nilai tambahnya. Dia bukan sekadar pemain impor; dia adalah pemain dengan kualitas Eropa yang memahami konteks sepak bola lokal.
Seorang analis sepak bola Indonesia menyatakan, “Nilai Haye adalah cerminan dari tren baru. Klub sekarang lebih menghargai pemain dengan kualitas teknis tinggi dan masa depan cerah daripada sekadar nama besar yang sudah memasuki masa senja.”
Dominasi Pemain Keturunan dan Asing
Melihat daftar 10 besar, pola yang menarik terlihat. Pemain keturunan dan asing masih mendominasi. Setelah Haye, ada Thijmen Goppel (Rp12,17 miliar) dan Jordi Amat (Rp11,3 miliar). Mereka membawa pengalaman dan kualitas yang diasah di liga-luga yang lebih kompetitif. Namun, ada pergeseran nuance.
Jika era Essien mendatangkan bintang yang sudah “tua”, era 2025 didominasi oleh pemain yang masih berada di atau mendekati puncak kariernya. Ini adalah strategi yang lebih berkelanjutan dan cerdas secara bisnis.
Fenomena Rizky Ridho: Kebanggaan Lokal
Di tengah gempuran nama asing, kehadiran Rizky Ridho dengan nilai Rp8,69 miliar adalah cerita yang menyegarkan. Bek tengah Persija Jakarta ini adalah bukti bahwa pemain lokal bisa menembus strata nilai yang sebelumnya didominasi pemain impor. Performa konsistennya di level klub, ditambah dengan peran vitalnya di Timnas Indonesia dalam perjalanan menuju Piala Dunia 2026, telah melambungkan nilai pasarnya. Ridho mewakili harapan baru bagi pemain lokal bahwa talenta dan kerja keras bisa dihargai setinggi langit.
Daftar 10 Pemain Termahal Liga 1 2025
Berikut adalah kompilasi nilai pasar berdasarkan data terkini (diformat sebagai daftar karena data asli memiliki lebih dari 3 kolom):
- 1. Thom Haye (Gelandang Bertahan, Persib Bandung, Indonesia-Belanda) – Rp17,38 Miliar
- 2. Thijmen Goppel (Sayap Kanan, Bali United, Belanda) – Rp12,17 Miliar
- 3. Jordi Amat (Bek Tengah, Persija Jakarta, Indonesia-Spanyol) – Rp11,30 Miliar
- 4. Eliano Reijnders (Sayap Kanan, Persib Bandung, Indonesia-Belanda) – Rp10,43 Miliar
- 5. Carlos França (Penyerang Tengah, Persijap Jepara, Brasil) – Rp9,56 Miliar
- 6. Rizky Ridho (Bek Tengah, Persija Jakarta, Indonesia) – Rp8,69 Miliar
- 7. Donny Warmerdam (Gelandang Bertahan, PSIM Yogyakarta, Belanda) – Rp8,69 Miliar
- 8. Federico Barba (Bek Tengah, Persib Bandung, Italia) – Rp8,69 Miliar
- 9. Alexis Messidoro (Gelandang Tengah, Dewa United, Argentina) – Rp7,82 Miliar
- 10. Jaime Moreno (Penyerang, Barito Putera, Nikaragua) – Rp7,82 Miliar
Kontroversi dan Realitas di Balik Angka
Nilai pasar bukanlah ilmu pasti. Ia adalah subjek dari berbagai dinamika dan kritik.
Nilai Pasar vs. Biaya Transfer: Polemik Abadi
Inilah inti debat. Thom Haye mungkin bernilai Rp17,38 miliar, tetapi berapa biaya yang dikeluarkan Persib untuk mendatangkannya? Seringkali, kedua angka ini tidak sejalan. Seorang pemain bisa bergabung secara gratis (free transfer) namun memiliki nilai pasar yang sangat tinggi karena gaji, usia, dan potensinya. Sebaliknya, biaya transfer Matheus Pato adalah angka nyata yang keluar dari kas klub. Banyak purwa berargumen bahwa “termahal” seharusnya merujuk pada biaya transfer, karena itulah pengorbanan finansial riil klub. Namun, nilai pasar dianggap lebih universal untuk membandingkan nilai intrinsik pemain di waktu tertentu.
Volatilitas yang Tinggi
Nilai pasar sangat dinamis. Sebuah cedera panjang, penurunan performa, atau bahkan konflik internal bisa membuat nilai seorang pemain anjlok dalam hitungan bulan. Alexis Messidoro, misalnya, pernah memuncaki daftar di akhir 2024 sebelum akhirnya tergeser. Sebaliknya, performa gemilang di Piala Dunia 2026 bisa melambungkan nilai Rizky Ridho atau pemain lokal lainnya melampaui perkiraan. Ini adalah pasar yang hidup dan selalu berubah.
Kekuatan Klub dan Keadilan Kompetisi
Tabel 10 besar dengan jelas menunjukkan dominasi klub-klub dengan kekuatan finansial superior: Persib Bandung, Persija Jakarta, dan Bali United. Kemampuan mereka untuk merekrut dan mempertahankan pemain bernilai tinggi menciptakan kesenjangan kompetitif.
Di satu sisi, ini meningkatkan kualitas liga secara keseluruhan. Di sisi lain, hal ini bisa membuat persaingan gelar menjadi kurang seimbang. Kesehatan kompetisi jangka panjang bergantung pada kemampuan klub-klub lain untuk mengejar ketertinggalan ini, baik melalui manajemen yang cerdas maupun pembinaan akademi yang unggul.
Masa Depan Pasar Transfer Liga 1
Lantas, ke mana arah nilai pemain Liga 1? Beberapa tren mulai terlihat.
Eksodus ke Eropa: Pertanda Baik?
Kisah sukses seperti Jay Idzes yang bergabung ke Sassuolo dengan nilai transfer €8,5 juta pada Agustus 2025 adalah lampu hijau bagi masa depan. Ini membuktikan bahwa Liga 1, atau setidaknya pemain yang pernah berkarier di Indonesia, bisa menjadi batu loncatan menuju liga Eropa. Jika semakin banyak pemain seperti Idzes atau bahkan pemain yang langsung direkrut dari Liga 1, maka nilai pasar pemain-pemain bintang di Indonesia akan ikut terdongkrak. Liga akan dipandang sebagai pasar talenta yang layak dipertimbangkan.
Peningkatan Kualitas Pemain Lokal
Kenaikan nilai Rizky Ridho dan beberapa pemain lokal lainnya adalah sinyal positif. Jika liga dapat secara konsisten memproduksi talenta lokal berkualitas tinggi, ketergantungan pada pemain asing mahal akan berkurang. Investasi pada akademi dan pembinaan usia dini adalah kunci untuk menciptakan lebih banyak “Rizky Ridho” di masa depan, yang pada akhirnya akan membuat nilai pasar pemain Indonesia secara keseluruhan semakin kompetitif.
Proyeksi Nilai dan Rekor ke Depan
Dengan momentum positif dari performa Timnas Indonesia dan semakin profesionalnya manajemen klub, bukan tidak mungkin rekor nilai pasar Thom Haye akan segera terpecahkan. Bahkan, rekor biaya transfer Matheus Pato juga terancam jika sebuah klub decides untuk melakukan investasi besar-besaran pada seorang pemain bintang. Liga 1 sedang berada pada trajectory menanjak, dan nilai pemain adalah salah satu barometer terbaik untuk hal tersebut.
Kesimpulan: Siapa Pemegang Mahkota Sejati?
Jadi, kembali ke pertanyaan awal: Siapa pemain termahal Liga 1 sepanjang masa? Jawabannya bergantung pada sudut pandang.
Jika “termahal” diartikan sebagai biaya transfer tertinggi yang pernah dibayarkan, maka gelar itu masih dipegang oleh Matheus Pato dengan €800,000.
Namun, jika “termahal” dilihat sebagai nilai intrinsik dan potensi jual tertinggi yang pernah melekat pada seorang pemain di Liga 1, maka perbincangan menjadi lebih menarik. Michael Essien dengan nilai €2,5 juta di era-nya adalah legenda. Tetapi, pada tahun 2025, Thom Haye dengan nilai Rp17,38 miliar (sekitar €1 juta) adalah pemegang tongkat estafet terkini. Dengan mempertimbangkan konteks perkembangan liga, stabilitas ekonomi, dan potensi jualnya ke luar negeri, posisi Haye sebagai pemain dengan nilai pasar tertinggi sepanjang masa sangat kuat.
Evolusi dari van Dijk, Essien, Pato, hingga Haye adalah cerita tentang pematangan sebuah liga. Ini adalah pertanda baik bagi sepak bola Indonesia. Nilai yang tinggi mencerminkan minat, investasi, dan keyakinan bahwa kualitas sepak bola tanah air bisa sejajar dengan region. Perjalanan masih panjang, tetapi trennya jelas: nilai terus merangkak naik.
Ikuti terus analisis mendalam dan berita ter-update seputar Liga 1 Indonesia hanya di Score.co.id.












