Pemain terbaik Arsenal sepanjang masa
score.co.id – Siapa yang berhak menyandang gelar pemain terhebat dalam sejarah klub sekaya Arsenal? Pertanyaan ini memicu perdebatan sengit di setiap generasi suporter The Gunners. Di tahun 2025, setelah analisis mendalam terhadap jajak pendapat resmi klub, kajian media olahraga terkemuka, dan suara legenda sepakbola, akhirnya terkuak sebuah hierarki yang disepakati secara luas. Artikel eksklusif score.co.id ini mengupas tuntas 20 nama yang membentuk DNA kejayaan Arsenal, dengan data terkini dan perspektif segar.
Hierarki Ikon The Gunners: Lima Besar yang Tak Tergoyahkan
Menyaring warisan 138 tahun bukan pekerjaan sederhana, namun konsensus dari berbagai sumber otoritatif menunjukkan pola yang jelas. Lima nama ini mendominasi puncak hampir setiap pemeringkatan kredibel, membentuk lapisan elite yang statusnya hampir sakral di antara para Gooners.

Thierry Henry: Sang Revolusioner
Mahkota Tak TerbantahkanTak sekadar pencetak gol terbanyak sepanjang masa (228 gol), Henry adalah simbol transformasi Arsenal di era modern. Kecepatannya yang menghancurkan bertemu dengan kecerdasan taktis ala Arsène Wenger, menciptakan penyerang komplet pertama Premier League.
Momen AbadiSiapa lupa gol spektakulernya saat membalikkan tubuh untuk menaklukkan Manchester United (2000), atau dribel 70 meter melawan Tottenham (2002)? Ia bukan hanya bintang Invincibles, melainkan arsitek gaya menyerang mematikan yang jadi identitas klub.
Dennis Bergkamp: Sang Maestro
Seni dalam Sepatu BotBergkamp membuktikan bahwa sepakbola bisa setinggi puisi. Sentuhan pertamanya yang ajaib dan visi 360 derajatnya mengubah bek tangguh jadi penonton. Julukan “Non-Flying Dutchman” justru menegaskan dedikasinya: menciptakan keindahan di lapangan hijau.
Warisan TeknisGolnya ke gawang Newcastle (2002) – dimana ia mengontrol umpan panjang dengan sentuhan belakang, lalu menipu bek dengan putaran 180 derajat – tetap jadi rujukan pelatih akademi Arsenal hingga kini.
Tony Adams: Mr. Arsenal
Jiwa PertahananSelama 19 musim, Adams menjadi tulang punggung empat gelar liga berbeda. Kepemimpinannya tak cuma terasa di lapangan, tapi juga di ruang ganti. Gaya bertarung tanpa kompromi dan pengorbanannya mencerminkan semangat North London.
Momen PemersatuGolnya ke gawang Everton (1998) yang mengamankan gelar pertama era Wenger, sambil berlari dengan tangan terangkat, adalah gambaran sempurna hubungannya dengan fans.
Patrick Vieira: Sang Jenderal
Dominasi di Tengah LapanganVieira merevolusi peran gelandang bertahan. Fisik bak atlet balap dipadukan dengan teknik ala pemain kreatif. Duel epiknya melawan Roy Keane (Man United) jadi pertarungan filosofi sepakbola Inggris vs kontinental.
Kapten Tak TerkalahkanSebagai nakhoda Invincibles, keteguhannya mengatur ritme permainan jadi kunci 49 laga tak terkalahkan – rekor yang masih bertahan di 2025.
Ian Wright: Rakyat Jelata
Jiwa Pencetak GolSebelum Henry, Wright-lah raja Highbury. Rasio golnya (185 gol dalam 288 penampilan) mengalahkan semua legenda sebelum dan sesudahnya. Energinya yang meledak-ledak dan selebrasi spontan menjembatani klub dengan suporter jalanan.
Pemecah RekorGolnya ke gawang Bolton (1997) memecahkan rekor Cliff Bastin, disaksikan langsung oleh sang legenda. Momen itu menegaskan: pemain lokal bisa jadi ikon global.
Eselon Pendukung: Pilar Kejayaan yang Tak Terlupakan
Di bawah lima besar, terdapat kelompok pemain yang kontribusinya sama vitalnya. Mereka adalah penggerak di balik trofi-trofi besar.
Robert Pires: Penari Sayap
Pires membawa keanggunan ala Prancis ke Premier League. Kemitraannya dengan Henry di sisi kiri jadi senjata paling mematikan era Invincibles. 84 gol dari posisi winger membuktikan efektivitasnya.
David Seaman: Penjaga Gawang Legendaris
“Safe Hands” Seaman adalah benteng terakhir tim Double Winner 1998 dan Invincibles. Penyelamatannya melawan Sheffield United (2003) dalam laga FA Cup jadi bukti refleks luar biasa di usia senja.
Sol Campbell: Pengkhianat yang Dikuduskan
Kepindahannya dari Tottenham pada 2001 mengguncang dunia sepakbola. Tapi 196 penampilan solid dan dua gelar Premier League mengubahnya dari pengkhianat jadi pahlawan.
Analisis Mendalam: Mengapa Era Wenger Mendominasi?
Pola mencolok terlihat dari 20 nama tersebut: 12 di antaranya bermain di era Arsène Wenger (1996-2018). Ini bukan kebetulan.
Revolusi Gaya Bermain
Wenger tak cuma memenangkan trofi; ia mengubah DNA Arsenal. Dari tim bertahan fisik jadi ensemble teknis. Pemain seperti Henry, Bergkamp, dan Pires adalah prototipe “Seniman Asing” – membuktikan keindahan bisa selaras dengan hasil.
Kekosongan Pasca-2010
Menariknya, hanya sedikit nama pasca-2010 yang masuk jajaran elit. Bukayo Saka dan Martin Ødegaard diakui berbakat, tapi belum menyamai status legenda pendahulunya. Penyebab utamanya jelas: absennya gelar Premier League sejak 2004.
Arketipe Legenda
Analisis mengungkap pola berulang di antara para ikon:
- Seniman Asing (Henry, Bergkamp, Pires)
- Prajurit Lokal (Adams, Wright, Rice)
- Jenderal Tengah (Vieira, Brady)
- Penghancur Rival (Campbell, Ljungberg)
Daftar Lengkap 20 Legenda Terbesar Arsenal
- Thierry Henry – Penyerang (1999-2007, 2012)
- Dennis Bergkamp – Penyerang (1995-2006)
- Tony Adams – Bek (1983-2002)
- Patrick Vieira – Gelandang (1996-2005)
- Ian Wright – Penyerang (1991-1998)
- Robert Pires – Gelandang (2000-2006)
- David Seaman – Kiper (1990-2003)
- Liam Brady – Gelandang (1973-1980)
- Charlie George – Penyerang (1969-1975)
- Pat Jennings – Kiper (1977-1984)
- Freddie Ljungberg – Gelandang (1998-2007)
- Marc Overmars – Penyerang (1997-2000)
- Kanu – Penyerang (1999-2004)
- David O’Leary – Bek (1975-1993)
- Sol Campbell – Bek (2001-2006, 2010)
- David Rocastle – Gelandang (1985-1992)
- Pat Rice – Bek (1966-1980)
- Cliff Bastin – Penyerang (1929-1946)
- Ray Parlour – Gelandang (1992-2004)
- Martin Keown – Bek (1984-1986, 1993-2004)
Penutup: Kriteria Abadi Sebuah Legenda
Status legenda di Arsenal tak cuma diukur dari statistik, tapi dari kemampuan mengubah takdir klub. Lima besar bukan sekadar pemain hebat; mereka adalah katalisator yang mengangkat Arsenal ke panggung elit Eropa. Data 2025 mempertegas: trofi besar tetap mata uang utama. Saka, Ødegaard, atau Rice mungkin suatu hari masuk daftan ini, tapi hanya gelar Premier League atau Liga Champions yang bisa membuka pintu panteon legenda.
Sementara kita menunggu penerus baru, nama-nama seperti Henry dan Adams akan terus menjadi patokan emas – pengingat bahwa di Emirates, keabadian harus diraih dengan lebih dari sekadar bakat.
Jangan lewatkan analisis eksklusif legenda klub lainnya hanya di score.co.id – sumber berita sepakbola terkini dan terpercaya !












