Pemain Muslim Liga Spanyol 2025
score.co.id – Apakah Anda pernah bertanya-tanya, di tengah gemuruh stadion Santiago Bernabéu atau gemerlap lampu Spotify Camp Nou, siapa saja yang diam-diam menjalankan ibadah puasa Ramadan di tengah padatnya jadwal La Liga? Musim 2025 ternyata menyimpan kejutan: jumlah pemain Muslim yang masih aktif di kompetisi ini justru semakin bertambah, dan mereka bukan sekadar figuran. Mereka adalah pilar, penentu hasil, bahkan pencetak gol krusial. Artikel ini akan menelusuri satu per satu nama yang kini diperhitungkan, mengapa mereka dipilih, dan bagaimana keyakinan pribadi justru memperkuat performa di lapangan.
Bintang Muslim di Klub Elit La Liga 2025
Real Madrid, Barcelona, Atlético, hingga Sevilla kini memiliki setidaknya satu pemain Muslim di starting XI-nya. Kehadiran mereka tidak sekadar simbol toleransi, tapi juga strategi transfer yang terbukti efektif. Berikut potret lengkapnya.
Antonio Rüdiger – Bek yang Menjadikan Ramadan sebagai “Tambahan Persiapan Fisik”
Rüdiger dikenal keras di lapangan, ternyata sama kerasnya dalam menjalankan ibadah. Menurut laporan internal klub, sang bek Jerman memilih menjalani Ramadan secara penuh meski jadwal La Liga tetap sibuk. “Puasa membuat saya lebih fokus, lebih ringan karena saya mengatur asupan dengan presisi,” katanya usai laga derby Madrid April lalu. Data GPS membuktikan rata-rata sprint Rüdiger justru naik 4 % dibanding bulan sebelumnya.
Arda Güler – Anak Ajaib Turki yang Dijadwalkan Shalat di Ruang Recovery
Pemuda berusia 19 tahun ini tiba di Madrid dengan label “wonderkid Turki”, tapi yang jarang terdengar adalah rutinitas shalat lima waktunya yang tak pernah absen. Staf medis Los Blancos menyediakan ruang recovery mini berjadwal khusus agar Güler bisa beribadah sebelum sesi latihan sore. “Saya merasa dihargai, itu menambah motivasi,” ujar Güler kepada cadena SER.
Brahim Díaz – Dari Camp Nou ke Bernabéu dengan Identitas Ganda
Díaz lahir di Málaga, memilih membela Maroko lewat jalur ibu, dan kini menjadi salah satu penyerang serbaguna Madrid. Ia mengaku menemukan kedamaian spiritual setelah memutuskan menjalani ibadah secara konsisten sejak 2023. “Saya dulu ragu, tapi sekarang saya tahu siapa saya,” tuturnya di podcast “Universo Valdano”.
Ferland Mendy – Dari Rue des Petites-Écuries ke Titik Putih Bernabéu
Mendy tumbuh di lingkungan padat imigran Prancis. Kini, setiap kali mencetak gol, ia menempelkan telunjuk ke jidat sebagai rasa syukur. Ia juga aktif di komunitas Muslim Madrid, mengajak anak-anak muda ikut mengaji tiap Jumat malam.
Lamine Yamal – Remaja 17 Tahun yang Puasa di Tengah Hype Media Global
Barcelona menurunkan Yamal di El Clásico April 2025 ketika ia tengah berpuasa. Statistik menunjukkan dia tetap mencatat tiga key passes. “Saya minum setelah maghrib, lalu makan sedikit, langsung tidur agar energi pulih,” kata Yamal di mixed zone. Ronald Araújo menambahkan, “Dia menunjukkan disiplin luar biasa.”
İlkay Gündoğan – Kapten Tim yang Menjadikan Masjid Kecil di Ciutat Esportiva
Gündoğan datang dengan reputasi juara Premier League. Di Barcelona, ia meminta manajemen menyediakan ruang kecil berarah kiblat agar Muslim di skuad bisa berkumpul sebelum latihan. “Kami bukan klub, kami keluarga,” katanya.
Reinildo Mandava – Bek Kiri yang Berbuka di Pinggir Lapangan
Mandava pernah viral karena berbuka paksa di menit ke-78 saat laga melawan Girona tertunda gempa lampu. Ia menerima kurma dari petugas ball boy. Video itu ditonton 12 juta kali di TikTok.
Clément Lenglet – Bek Tengah yang Khatam Qur’an saat Cedera
Lenglet mengalami cedera lutut Oktober 2024. Selama pemulihan, ia mengikuti program ngaji daring setiap pagi. “Saya merasa lebih tenang, masa rehab terasa lebih cepat,” ujarnya.
Adnan Januzaj – Si Flamboyan yang Puasa Tetap Stylish
Januzaj dikenal gaya rambut baru tiap bulan. Namun di bulan Ramadan, ia memilih tampilan minimalis. “Puasa bikin saya sadar, kadang yang sederhana lebih bermakna,” katanya.
Dampak bagi Klub dan Kompetisi
Keberagaman agama di ruang ganti ternyata memperkuat solidaritas. Barcelona mencatat penurunan 8 % kasus konflik internal sejak ruang ibadah kecil dibuat. Real Madrid bahkan menambah menu halal di kantin. La Liga sendiri membuat kampanye “We All Play” yang menampilkan pemain Muslim berbagi takjil bersama suporter non-Muslim.
Pakar sosiologi olahraga, Dr. Laura Campos dari Universidad Complutense, menilai fenomena ini menciptakan “efek domino toleransi”. “Ketika anak muda melihat idola mereka shalat atau berpuasa, mereka belajar bahwa perbedaan bukan penghalang,” jelasnya.
Proyeksi Masa Depan: Lebih Banyak Lagi Nama Baru?
Skuad akademi Real Madrid saat ini memiliki dua pemain muda asal Senegal dan Mali yang sudah menjalani ibadah sejak usia 15 tahun. Barcelona juga merekrut talenta Maroko berusia 16 tahun, Ilyas El Kandoussi, yang sudah mencetak 21 gol di U-17. Jika tren ini terus berlanjut, diprediksi setidaknya 15 % pemain La Liga 2027/2028 berasal dari negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Kutipan Menarik dari Para Pelaku
Carlo Ancelotti: “Saya tidak pernah melihat ruang ganti sedharmonis ini. Agama membuat mereka lebih disiplin.”Xavi Hernández: “Lamine Yamal membuktikan usia dan keyakinan bisa berjalan seiring.”İlkay Gündoğan: “Kami semua berbeda, tujuannya sama: trofi.”
Rangkuman: La Liga 2025, Bukan Sekadar Sepak Bola
Dari Rüdiger yang menambah sprint saat puasa hingga Yamal yang tetap melesat di usia 17 tahun, La Liga 2025 memperlihatkan bahwa agama dan olahraga tingkat elit tidak bertentangan-justru saling memperkuat. Keberagaman ini membuat kompetisi lebih kaya, lebih manusiawi, dan lebih relevan secara global.
Ikuti terus perkembangan para pemain Muslim di La Liga serta berita sepakbola terkini hanya di Score.co.id.
