Pemain Malut Dipalak Uang Jika Ingin Dapat Menit Bermain, Pihak Klub Ambil Tindakan Tegas

Pemain Malut Dipalak Uang Jika Ingin Dapat Menit Bermain

Pemain Malut Dipalak
Beberapa pemain Malut harus membayar uang untuk bisa main di lapangan dan langsung dijadikan starting line up

SCORE.CO.ID – Kabar mengejutkan datang dari klub promosi Liga 1, yaitu Malut United, Jumat (27/6/2025). Skandal tak terduga mencuat setelah sejumlah pemain lokal mengaku diminta menyetor uang demi mendapat kesempatan tampil di lapangan. 

Praktik memalukan ini langsung mengguncang ruang ganti dan membuat manajemen klub bertindak tegas.

Ini menyangkut beberapa pemain Malut harus membayar uang untuk bisa main di lapangan dan langsung dijadikan starting line up.

Tapi, Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh, menyatakan bahwa pihak klub menemukan berbagai pelanggaran serius yang menggerus integritas tim. Selain adanya permintaan “setoran” kepada pemain lokal, ditemukan pula indikasi pemotongan gaji hingga pengambilan fee dari dua pemain asing.

Asghar menilai bahwa tidak permintaan uang untuk bisa bermain menjadi tim inti, ini adalah pelanggaran diluar pihak klub.

Dua sosok penting langsung dicopot dari jabatannya: pelatih kepala Imran Nahumarury dan Direktur Teknik Yeyen Tumena. 

“Terjadi pelanggaran yang seharusnya tidak terjadi, tentu kami akan tindak tegas seluruh elemen di klub”, terangnya.

Padahal, keduanya sebelumnya sudah diberi kepercayaan besar dan kenaikan kompensasi hingga tiga kali lipat usai membawa tim promosi ke kasta tertinggi.

Namun, kepercayaan itu disalahgunakan. Pemain muda yang seharusnya dibina dan dikembangkan justru dijadikan ladang bisnis oleh oknum di dalam tim. 

Imran sendiri sudah menyampaikan permintaan maaf secara resmi dan mengakui kesalahan yang terjadi. Sementara itu, Yeyen Tumena masih belum memberikan klarifikasi atas tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Manajemen Malut United menegaskan tidak akan menoleransi praktik tidak profesional seperti ini. Bila perlu, mereka siap membawa kasus ini ke jalur hukum dan juga melaporkannya ke PSSI, jika tidak ada penyelesaian dan kejelasan dari pihak terkait.

Baca Juga  Malut United Rekrut Vico Duarte Sebagai Amunisi Baru

Apalagi Imran menjadi pelatih lokal terbaik di musim lalu, justru malah melakukan kecurangan yang tak harus terjadi.

Skandal ini menjadi peringatan keras bahwa profesionalisme di sepak bola tak boleh dikorbankan demi kepentingan pribadi. Klub, pemain, dan suporter layak mendapatkan transparansi dan keadilan.