Pemain Leeds United Keturunan Indonesia
score.co.id – Di tengah gelombang naturalisasi yang melanda Timnas Indonesia, satu nama terus-menerus mencuat dengan intensitas tinggi, namun masih diselubungi kabut ketidakpastian: Pascal Struijk. Bek andalan Leeds United ini bukan sekadar nama asing yang dikait-kaitkan; darah Indonesia mengalir dalam nadinya, warisan dari kakek dari pihak ibu yang lahir di tanah Hindia Belanda. Artikel ini menyelami secara mendalam profil pemain bertinggi 190 cm ini, menelusuri jejak rumor naturalisasi yang memanas sepanjang 2025, dan menganalisis dampak potensial serta tantangan kompleks yang menghadang prosesnya. Bagi Anda yang haus akan analisis taktis dan strategis di balik headline, inilah pembahasan komprehensif yang menjawab “mengapa” dan “bagaimana” di balik saga Pascal Struijk.
Profil Lengkap: Siapa Sebenarnya Pascal Struijk?
Pascal Augustus Struijk bukanlah pemain biasa. Lahir di Deurne, Belgia, pada 11 Agustus 1999, dan membawa paspor Belanda, perjalanan kariernya dibentuk di akademi terkemuka Eropa seperti ADO Den Haag dan Ajax Amsterdam. Namun, Leeds United-lah yang menjadi rumah profesionalnya sejak 2018. Di klub itu, ia berevolusi dari seorang prospect menjadi tulang punggung pertahanan yang tangguh. Posisi utamanya adalah bek tengah, tetapi fleksibilitasnya memungkinkannya bermain dengan sama meyakinkannya sebagai bek kiri. Musim 2024/2025 menjadi saksi kontribusi vitalnya dalam membawa Leeds promosi kembali ke kasta tertinggi sepak bola Inggris, Premier League.

Yang membuatnya istimewa dalam konteks Indonesia adalah silsilah keluarganya. Darah Indonesia itu berasal dari garis keturunan ibu, tepatnya dari kakeknya yang dilahirkan di Hindia Belanda pada era kolonial. Dalam sebuah wawancara, Struijk bahkan mengaku heran bagaimana masyarakat Indonesia bisa mengetahui latar belakangnya tersebut, sebuah pertanyaan yang justru menguatkan hubungan emosional yang mungkin belum sepenuhnya ia eksplorasi.
Profil Statistik Pascal Struijk (Hingga November 2025)
| Aspek | Detail |
|---|---|
| Nama Lengkap | Pascal Augustus Struijk |
| Tanggal Lahir | 11 Agustus 1999 |
| Tempat Lahir | Deurne, Belgia |
| Kewarganegaraan | Belanda |
| Posisi | Bek Tengah / Bek Kiri |
| Klub Saat Ini | Leeds United |
| Tinggi Badan | 190 cm |
| Nilai Pasar (Transfermarkt) | €15 juta |
| Kontrak Berlaku | Hingga 2027 |
| Total Penampilan (Leeds) | 150+ |
| Keturunan Indonesia | Kakek dari pihak ibu (Hindia Belanda) |
Jejak Keturunan Indonesia dan Minat Awal PSSI
Akar Indonesia Pascal Struijk adalah fakta yang tidak terbantahkan, meski terpisah oleh generasi dan geografi. Kakek dari ibunya adalah seorang yang lahir dan besar di Hindia Belanda, yang kemudian menjadi Republik Indonesia. Garis keturunan inilah yang membuka pintu bagi PSSI untuk mulai meliriknya. Proses naturalisasi pemain keturunan telah menjadi strategi utama PSSI dalam beberapa tahun terakhir untuk secara cepat meningkatkan daya saing Timnas Indonesia di kancah regional dan Asia.
Minat PSSI terhadap Struijk bukanlah isu baru. Sejak 2023, namanya sudah tercatat dalam daftar panjang pemain keturunan potensial yang ingin ditarik. Namun, gelombang rumor yang sesungguhnya mulai menguat pada awal 2025. Pada Maret 2025, ia secara resmi masuk dalam daftar lima pemain keturunan prioritas yang belum dinaturalisasi. Lalu, pada April 2025, angin segar berhembus.
“Pascal Struijk absen dari skuad Leeds United akhir pekan ini. Ia dikabarkan sedang berada di Indonesia untuk mengurus proses naturalisasi.” – Laporan media nasional, April 2025.
Kabar tersebut, meskipun akhirnya diklarifikasi dan ternyata tidak akurat, sempat membakar antusiasme para pendukung Timnas Indonesia. Ini menunjukkan betapa sensitif dan dinamisnya topik naturalisasi Struijk dalam pemberitaan.
Perjalanan Rumor Naturalisasi Sepanjang 2025: Timeline yang Penuh Gejolak
Tahun 2025 bisa dikatakan sebagai tahun dimana nama Pascal Struijk paling sering menghiasi headline media olahraga Indonesia. Rumor berkembang dengan cepat, berubah-ubah, dan seringkali kontradiktif.
- Awal 2025: Pemanasan. Setelah Leeds United memastikan promosi ke Premier League, wacana untuk membawa Struijk ke Timnas Indonesia semakin mengemuka. Logikanya sederhana: memiliki pemain yang tampil reguler di liga top Eropa adalah sebuah aset tak ternilai.
- April-Mei 2025: Puncak Rumor dan Harapan yang Pupus. Ketika Struijk tidak tampil dalam satu pertandingan Leeds, media langsung berspekulasi bahwa ia sedang “mengurus administrasi naturalisasi” di Indonesia. Bahkan, ada harapan kuat bahwa ia akan segera debut di Stadion Gelora Bung Karno. Kenyataannya, hal itu tidak terjadi. Ia tetap absen dari pemanggilan Timnas, mengindikasikan bahwa prosesnya masih jauh dari kata final.
- Juni-Juli 2025: Momentum dan Kendala. Menjelang babak krusial Kualifikasi Piala Dunia 2026, laporan menyebut PSSI sedang mempercepat proses naturalisasi untuk empat pemain, dan Struijk adalah salah satu nama kunci di dalamnya. Namun, kemudian datang kabar kurang menggembirakan: Struijk mengalami cedera ringan di klubnya. Cedera ini, meski minor, sempat meredam desas-desus dan mengingatkan semua pihak bahwa komitmen kepada klub selalu menjadi prioritas utama seorang pemain.
- Agustus-September 2025: Keteguhan PSSI dan Isyarat Positif. Di tengah ketidakpastian, PSSI disebut-sebut tetap “ngotot” untuk menaturalisasi Struijk. Analisis di media menyoroti bahwa kehadirannya akan menutupi celah defensif Timnas yang kerap rapuh. Pada September 2025, muncul indikasi baru dari sebuah video yang menyatakan bahwa Struijk “semakin yakin” untuk bergabung dengan Timnas Indonesia. Pernyataan ini, meski bukan berasal dari sang pemain secara langsung, kembali memberi energi positif bagi publik.
- Oktober-November 2025: Status Quo. Hingga akhir November 2025, kenyataannya tetap sama: Pascal Struijk belum dinaturalisasi. Ia tidak termasuk dalam skuad Timnas Indonesia untuk pertandingan internasional pada periode itu, dan tidak ada pengumuman resmi dari PSSI ataupun Kementerian Hukum dan HAM RI yang mengonfirmasi pemberian status Warga Negara Indonesia (WNI) kepadanya.
Mengurai Tantangan dan Kompleksitas Proses Naturalisasi
Mengapa proses naturalisasi pemain sekaliber Pascal Struijk bisa begitu berlarut-larut dan penuh liku? Jawabannya terletak pada sejumlah tantangan mendasar yang tidak bisa dianggap enteng.
- Prosedur Administratif dan Hukum. Naturalisasi bukan sekadar urusan olahraga. Ini adalah proses hukum yang melibatkan pemeriksaan ketat terhadap dokumen kewarganegaraan, silsilah keluarga, dan persetujuan dari berbagai instansi pemerintah. Keterbatasan waktu dan sumber daya manusia di tubuh PSSI seringkali menjadi kendala dalam mempercepat proses-proses semacam ini.
- Persetujuan FIFA. Meski Struijk tidak pernah membela tim nasional senior Belanda, ia memiliki pengalaman membela tim juniornya. FIFA memiliki regulasi spesifik mengenai pergantian asosiasi negara, yang mensyaratkan bahwa seorang pemain tidak boleh pernah tampil untuk timnas senior negara sebelumnya dalam pertandingan resmi. Meski secara teknis ia memenuhi syarat, seluruh dokumen harus diverifikasi dan disetujui oleh FIFA sebelum ia boleh mengenakan jersey Garuda.
- Komitmen Pemain dan Prioritas Klub. Ini mungkin faktor terbesar. Pada usia 25-26 tahun, Struijk berada di puncak kariernya. Fokus utamanya adalah mempertahankan tempatnya di starting eleven Leeds United di Premier League. Bergabung dengan Timnas Indonesia, dengan jadwal perjalanan panjang ke Asia dan komitmen yang intens, bisa menjadi pertimbangan serius yang mempengaruhi performa dan kesehatannya di klub. Selain itu, komitmen emosional untuk benar-benar “menjadi bagian dari Indonesia” adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksakan.
Dampak Potensial: Bagaimana Struijk Bisa Mengubah Wajah Lini Belakang Timnas?
Bayangkan sebuah lini pertahanan Timnas Indonesia yang diisi oleh pemain dengan pengalaman ratusan pertandingan di Championship dan Premier League. Itulah potensi yang dibawa Pascal Struijk.
Secara teknis, profilnya sempurna untuk kebutuhan Timnas. Postur tubuhnya yang 190 cm memberikan keunggulan absolut dalam duel udara, baik saat bertahan maupun menyerang dari umpan mati. Kemampuannya dalam membaca permainan, intercept bola, dan membangun serangan dari belakang (build-up play) adalah level di atas rata-rata bek Indonesia saat ini. Ia adalah bek tengah modern yang tidak hanya jago menghalau serangan, tetapi juga menjadi inisiator permainan.
Jika naturalisasi ini terwujud, ia bisa membentuk partnership yang solid dengan pemain naturalisasi lain seperti Jordi Amat atau Elkan Baggott, atau dengan bek lokal andalan. Kehadirannya tidak hanya memperkuat secara teknis, tetapi juga memberikan dampak psikologis: meningkatkan kepercayaan diri seluruh tim dan menaikkan level persaingan di skuad.
Proyeksi ke Depan
Analisis Penutup: Antara Harapan dan Realitas
Perjalanan naturalisasi Pascal Struijk adalah sebuah drama sepak bola yang merepresentasikan ambisi besar PSSI di satu sisi, dan realitas kompleks dunia sepak bola modern di sisi lain. Hingga detik ini, statusnya tetap adalah calon potensial yang belum terwujud. Rumor yang terus bergulir menunjukkan bahwa minat dari PSSI sangat nyata, namun ketiadaan konfirmasi resmi dan keabsensiannya dari skuad Timnas membuktikan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Masa depan saga ini bergantung pada tiga pilar utama: kesungguhan PSSI dalam menyelesaikan proses hukum yang berbelit, komitmen pribadi Struijk untuk mengabdikan diri bagi Indonesia, dan tentu saja, faktor manajemen Leeds United yang harus merestui keikutsertaan pemainnya dalam perjalanan internasional yang panjang.
Satu hal yang pasti: jika suatu saat nanti Pascal Struijk resmi mengenakan jersey merah putih, itu akan menjadi sebuah kemenangan diplomasi sepak bola yang monumental. Namun, hingga saat itu tiba, kita hanya bisa menunggu, menganalisis, dan berharap.
Ikuti terus perkembangan terbaru seputar dunia sepak bola Indonesia dan internasional hanya di Score.co.id.












