Pemain La Masia yang Sukses
score.co.id – Warisan sebuah akademi sepak bola sering kali hanya diukur dari seberapa banyak pemainnya yang berhasil di tim utama. Namun, untuk La Masia, ceritanya jauh lebih luas dan mendalam. Tempat yang melahirkan Lionel Messi, Xavi, dan Andrés Iniesta ini ternyata juga menjadi fondasi bagi puluhan pemain yang justru mencapai puncak kariernya jauh dari Camp Nou. Mereka adalah bukti nyata bahwa pendidikan teknis dan taktis dari akademi Barcelona bersifat universal, mampu menciptakan pesepakbola berkelas dunia yang bisa beradaptasi dan bersinar di liga mana pun.
Bersinar di Tempat Lain: Kisah Sukses Alumni La Masia
Meskipun sorotan utama sering kali tertuju pada para pemain yang berhasil di Camp Nou, warisan sejati La Masia mungkin lebih akurat diukur dari dampaknya yang luas di seluruh dunia sepak bola. Banyak alumni akademi yang tidak mendapatkan kesempatan di tim utama Barcelona justru telah menempa karier yang luar biasa di klub lain, memenangkan trofi-trofi paling bergengsi dan membuktikan bahwa fondasi pendidikan yang mereka terima bersifat universal.

Penakluk Panggung Eropa
Sejumlah lulusan La Masia telah menjadi pilar di beberapa klub terbesar di Eropa, sering kali mencapai puncak karier mereka jauh dari Catalonia.
Thiago Alcântara: Maestro yang Mendunia
Mungkin contoh paling ikonik dari seorang gelandang La Masia yang mencapai kehebatan di luar negeri. Thiago meninggalkan Barcelona pada 2013 untuk mencari waktu bermain reguler, bergabung dengan Bayern Munich di bawah asuhan mantan mentornya, Pep Guardiola. Di Jerman, ia menjadi salah satu gelandang terbaik di dunia, memenangkan tujuh gelar Bundesliga berturut-turut dan menjadi pusat dari tim yang memenangkan Liga Champions 2019/20. Kepindahannya ke Liverpool pada 2020 membawanya ke lingkungan Premier League yang menuntut fisik, di mana ia memenangkan FA Cup dan League Cup. Karier Thiago adalah bukti nyata bahwa kecerdasan teknis dan visi permainan La Masia dapat diterjemahkan ke liga-liga paling kompetitif.
André Onana: Sang Modern Sweeper-Keeper
Onana adalah produk dari evolusi peran penjaga gawang modern, yang sangat dipengaruhi oleh filosofi Barcelona. Setelah lulus dari La Masia pada 2015 tanpa bermain untuk tim utama, ia pindah ke Ajax. Di Amsterdam, ia berkembang menjadi penjaga gawang kelas dunia, memenangkan tiga gelar Eredivisie dan terkenal karena kemampuan luar biasa dalam memainkan bola dengan kakinya. Perjalanannya berlanjut ke Inter Milan, di mana ia membawa klub mencapai final Liga Champions 2023. Kesuksesan ini membawanya ke Manchester United, di mana ia memenangkan FA Cup 2024.
Mauro Icardi: Perjalanan Sang Penyerang Murni
Meskipun masa baktinya di La Masia singkat (bergabung di usia 15, pergi di usia 18), fondasi teknisnya ditempa di sana. Merasa gaya permainan Barcelona tidak cocok untuknya sebagai penyerang tengah, ia pindah ke Sampdoria di Italia. Di sana, ia berkembang menjadi salah satu penyerang paling mematikan di Eropa, menjadi top skorer Serie A dua kali bersama Inter Milan. Ia kemudian menikmati kesuksesan besar di Paris Saint-Germain, memenangkan berbagai gelar domestik. Namun, di Galatasaray, ia mencapai status legenda, memimpin klub meraih tiga gelar Süper Lig berturut-turut (2022/23, 2023/24, 2024/25) dan menjadi top skorer liga.
Álex Grimaldo: Kebangkitan Sang Spesialis Bola Mati
Kisah Grimaldo adalah tentang kesabaran dan menemukan lingkungan yang tepat. Sebagai kapten Barcelona B, ia tidak pernah diberi kesempatan di tim utama. Kepindahannya ke Benfica pada 2016 menjadi awal kebangkitannya, memenangkan empat gelar Primeira Liga. Namun, kepindahannya ke Bayer Leverkusen pada 2023 melambungkannya ke status elite Eropa. Di musim debutnya, ia menjadi pemberi assist terbanyak di Bundesliga dengan 13 assist dan menjadi kunci dalam tim Xabi Alonso yang memenangkan gelar ganda Bundesliga dan DFB-Pokal tanpa terkalahkan. Keahliannya dalam bola mati menjadikannya bek sayap paling berbahaya di dunia.
Alumni Lain yang Bersinar
Selain nama-nama besar di atas, banyak alumni lain yang juga membangun karier solid:
- Héctor Bellerín: Setelah satu dekade di Arsenal (memenangkan tiga FA Cup), ia kembali ke Spanyol dan pada 2025 menjadi bek kanan andalan untuk Real Betis.
- Marc Cucurella: Bersinar di Eibar, Getafe, dan Brighton sebelum mendapatkan transfer besar ke Chelsea.
Pulang ke Rumah: Kisah Spesial Dani Olmo
Kisah Dani Olmo mewakili paradigma baru hubungan antara La Masia dan alumninya. Pada 2014, di usia 16 tahun, Olmo membuat keputusan berani: meninggalkan La Masia untuk bergabung dengan Dinamo Zagreb demi waktu bermain di tim utama. Di sana, ia memenangkan lima gelar liga Kroasia dan mendapatkan pengalaman Eropa.
Pada 2020, ia pindah ke RB Leipzig, di mana ia menjadi salah satu gelandang serang terbaik di Eropa, memenangkan dua gelar DFB-Pokal. Puncaknya datang di Euro 2024, di mana ia menjadi salah satu top skorer turnamen saat Spanyol juara. Pada musim panas 2024, Barcelona merekrutnya kembali sebagai pemain kelas dunia. Di musim pertamanya (2024/25), Olmo menjadi bagian integral dari tim Hansi Flick yang memenangkan treble domestik: La Liga, Copa del Rey, dan Supercopa de España.
Daftar Prestasi Alumni La Masia di Klub Lain (Per 2025)
| Nama Pemain | Klub Saat Ini (2025) | Gelar Utama yang Dimenangkan di Luar Barcelona |
|---|---|---|
| Thiago Alcântara | Liverpool | 7x Bundesliga, 4x DFB-Pokal, 1x Liga Champions, 1x Piala Dunia Antarklub (Bayern). 1x FA Cup, 1x League Cup (Liverpool). |
| André Onana | Manchester United | 3x Eredivisie, 2x KNVB Cup (Ajax). 1x Coppa Italia (Inter). 1x FA Cup (Man Utd). |
| Mauro Icardi | Galatasaray | 2x Ligue 1, 2x Coupe de France (PSG). 3x Süper Lig, 1x Piala Turki (Galatasaray). |
| Álex Grimaldo | Bayer Leverkusen | 4x Primeira Liga, 1x Taça de Portugal (Benfica). 1x Bundesliga, 1x DFB-Pokal (Leverkusen). |
| Dani Olmo | FC Barcelona | 5x Liga Kroasia, 3x Piala Kroasia (Dinamo Zagreb). 2x DFB-Pokal (RB Leipzig). 1x Euro, 1x UEFA Nations League (Spanyol). |
| Héctor Bellerín | Real Betis | 3x FA Cup, 3x Community Shield (Arsenal). 1x Copa del Rey (Betis). |
Analisis: Mengapa Mereka Sukses di Tempat Lain?
Kesuksesan para pemain ini bukan kebetulan. Ada beberapa faktor kunci:
- Fondasi Teknik Luar Biasa: La Masia memberikan penguasaan bola, visi, dan pemahaman posisi yang menjadi bekal berharga.
- Kecerdasan Taktis: Pemain dibiasakan memahami sistem permainan kompleks, sehingga mudah beradaptasi dengan filosofi pelatih mana pun.
- Mentalitas Kompetitif: Berkompetisi di Barcelona sejak usia dini membentuk mental tangguh yang siap menghadapi tekanan.
Masa Depan La Masia: Tetap Relevan
La Masia terus berevolusi. Di bawah tekanan finansial Barcelona, akademi ini juga menjadi aset ekonomi melalui penjualan pemain dan klausul jual-beli kembali. Namun, La Masia tetap setia pada filosofi dasarnya: menciptakan pesepakbola pintar yang bermain indah. Generasi baru seperti Lamine Yamal, Gavi, dan Pau Cubarsí adalah bukti bahwa La Masia tetap relevan di sepak bola global yang semakin cepat dan atletis.
Kisah sukses di luar Barcelona memperkaya legenda La Masia. Nilai-nilai yang diajarkan di Ciutat Esportiva Joan Gamper adalah paspor untuk sukses di panggung sepak bola dunia.
Ikuti terus perkembangan berita sepakbola terkini dan analisis mendalam lainnya hanya di score.co.id, sumber terpercaya untuk para pecinta sepakbola sejati!












