Pemain Keturunan Indonesia di Eropa dan Klubnya
score.co.id – Sepak bola Indonesia tidak hanya berbicara tentang talenta lokal, tetapi juga diaspora yang berhasil menembus kompetisi elit Eropa. Dari bek tangguh hingga gelandang kreatif, pemain keturunan Indonesia semakin menunjukkan taring mereka di klub-klub top Benua Biru. Artikel ini mengulas secara mendalam kiprah tujuh bintang berdarah Nusantara yang sedang bersinar di liga-liga Eropa, serta potensi mereka untuk memperkuat Timnas Indonesia melalui proses naturalisasi.
Bek Tangguh Penjaga Gawang Eropa
Lini belakang menjadi posisi paling banyak diisi oleh pemain keturunan Indonesia di Eropa. Konsistensi dan ketahanan fisik menjadi kunci keberhasilan mereka bertahan di kompetisi bergengsi.
Kevin Diks: Andalan FC Copenhagen di Liga Champions
Bek kanan berdarah Maluku ini telah menjadi pilar penting FC Copenhagen sejak bergabung pada 2021. Hingga Maret 2025, Diks mencatatkan 145 penampilan dengan kontribusi 16 gol dan 18 assist—angka luar biasa untuk seorang bek. Musim 2023/2024 menjadi momen bersejarah saat ia membantu timnya melaju ke babak 16 besar Liga Champions.
Kelebihan Diks terletak pada kemampuan duel udara dan overlapping yang agresif. Performanya menarik minat Borussia Monchengladbach, yang siap membajaknya musim panas 2025 menyusul berakhirnya kontrak.

Jay Idzes: Kebanggaan Venezia FC di Serie A
Setelah membawa Venezia FC promosi ke Serie A musim lalu, Idzes terus membuktikan diri sebagai bek tengah berkualitas. Dengan 1.890 menit bermain di musim 2024/2025, ia sukses menepis 72% serangan udara lawan. Nilai pasarnya yang mencapai €2 juta menjadikannya diaspora Indonesia termahal menurut Transfermarkt.
Mees Hilgers: Batu Karang FC Twente di Eredivisie
Bek serba bisa ini menjadi pengaman pertahanan FC Twente di Eredivisie dan Europa League. Dengan akurasi operan 90% dan 32 intersepsi, Hilgers menunjukkan kematangan di usia 23 tahun. Darah Indonesia dari sang ibu membuat PSSI terus memantau perkembangan pemain yang pernah dilatih di akademi PSV ini.
Gelandang Visioner di Liga Top Eropa
Kreativitas dan visi lapangan menjadi senjata utama gelandang keturunan Indonesia yang bersaing di kompetisi elit.
Tijjani Reijnders: Otak Permainan AC Milan
Sejak dibeli dari AZ Alkmaar senilai €19 juta, Reijnders langsung menjadi andalan Stefano Pioli di lini tengah AC Milan. Musim ini, gelandang berdarah Maluku itu mencatatkan 94% akurasi operan dan 12 peluang tercipta di Serie A. Meski sudah membela Timnas Belanda, PSSI tetap berharap bisa membujuknya untuk beralih kewarganegaraan.
Kemampuannya membaca permainan dan mengatur tempo membuatnya sering dibandingkan dengan legenda Milan, Andrea Pirlo.
Penjaga Gawang: Emil Audero dan Tantangan di Inter Milan
Duduk sebagai cadangan Yann Sommer di Inter Milan tidak menyurutkan semangat Emil Audero. Kiper keturunan Mataram ini tetap menunjukkan kualitasnya ketika diberi kesempatan, termasuk dua penyelamatan krusial melawan Atletico Madrid di Liga Champions.
Dengan refleks cepat dan kemampuan membaca pergerakan penyerang, Audero menjadi opsi menarik untuk Timnas Indonesia. Proses naturalisasinya sedang dalam tahap finalisasi oleh PSSI.
Penyerang Muda yang Menjanjikan
Lini depan menjadi area yang masih jarang diisi pemain keturunan Indonesia. Namun, dua nama berikut mulai mencuri perhatian.
Ragnar Oratmangoen: Striker Multifungsi FC Groningen
Setelah resmi menjadi WNI pada 2024, Oratmangoen langsung menjadi tumpuhan serang Groningen di Eredivisie. Dengan 5 gol dan 3 assist musim ini, ia membuktikan diri sebagai penyerang serba bisa yang bisa diandalkan dalam situasi satu lawan satu.
Sandy Walsh: Bek Sayap yang Naik Daun di Belgia
Walsh tidak hanya andal dalam bertahan, tetapi juga produktif membantu serangan KV Mechelen. Dua assistnya musim ini menjadi bukti mobilitas tinggi bek kanan berdarah Indonesia-Suriname tersebut. Naturalisasi yang telah ia selesaikan membuatnya jadi pilihan pasti Shin Tae-yong di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dampak Naturalisasi pada Timnas Indonesia
Keberhasilan pemain keturunan Indonesia di Eropa membuka peluang besar untuk meningkatkan kualitas Timnas. Proses naturalisasi yang dijalankan PSSI sejak 2023 mulai menunjukkan hasil, dengan Sandy Walsh dan Ragnar Oratmangoen sudah berseragam Garuda.
Kehadiran mereka diharapkan bisa mengatasi masalah klasik Timnas seperti lemahnya pertahanan udara dan kurangnya kreativitas di lini tengah. Kombinasi antara pengalaman bermain di Eropa dan semangat kebangsaan menjadi nilai tambah yang sulit diabaikan.
Proyeksi Masa Depan: Menuju Piala Dunia 2026
Dengan tambahan pemain naturalisasi, Timnas Indonesia memiliki peluang realistis untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Setidaknya tiga dari tujuh pemain dalam artikel ini diproyeksikan menjadi starter: Kevin Diks (bek kanan), Tijjani Reijnders (gelandang serang), dan Emil Audero (kiper).
Faktor penentu lainnya adalah kemampuan Shin Tae-yong mengkombinasikan mereka dengan pemain lokal seperti Marselino Ferdinan dan Pratama Arhan. Chemistry tim akan diuji dalam laga uji coba melawan negara-negara Asia Timur pada Juni 2025.
Tantangan yang Masih Harus Diatasi
Meski potensinya besar, ada beberapa hambatan yang perlu diperhatikan:
- Persaingan dengan Negara Lain: Beberapa pemain seperti Reijnders masih diminati federasi negara Eropa.
- Adaptasi Tactical: Perbedaan gaya permainan antara klub Eropa dan Timnas bisa memengaruhi performa.
- Tekanan Publik: Ekspektasi tinggi dari fans Indonesia berpotensi membebani psikologis pemain.
Penutup
Kiprah pemain keturunan Indonesia di Eropa bukan sekadar kebanggaan, tetapi juga bukti bahwa darah Nusantara bisa bersaing di level tertinggi sepak bola dunia. Dengan manajemen naturalisasi yang tepat, generasi emas Garuda bisa terwujud lebih cepat dari perkiraan. Dari Copenhagen hingga Milan, mereka adalah duta bangsa yang membawa harapan baru untuk sepak bola Indonesia.












