Pemain Bola Brunei Anak Sultan Profil Karir Faiq Bolkiah Di 2025

Kiprah terbaru & perjalanan Faiq Bolkiah di sepak bola.

Pemain Bola Brunei Anak Sultan
Pemain Bola Brunei Anak Sultan

Pemain Bola Brunei Anak Sultan

score.co.id – Gelar “pesepak bola terkaya di dunia” melekat erat padanya, namun bagaimana performa aktual Faiq Jefri Bolkiah, sang pangeran Brunei, di lapangan hijau pada tahun 2025? Lebih dari sekadar status kerajaan dan kekayaan yang fantastis (diperkirakan mencapai US$20 miliar), perjalanan kariernya menawarkan narasi unik tentang passion, tantangan, dan realitas keras sepakbola profesional. Di tengah minimnya menit bermain untuk Ratchaburi FC, apakah sang pangeran masih bisa menorehkan pengaruh signifikan?

Dari Istana ke Akademi Elite Eropa: Fondasi Awal Sang Pangeran

Lahir di Los Angeles pada 9 Mei 1998, Faiq Bolkiah memegang dwi kewarganegaraan Brunei Darussalam dan Amerika Serikat. Statusnya sebagai anggota keluarga kerajaan Brunei – putra Pangeran Jefri Bolkiah dan keponakan Sultan Hassanal Bolkiah – tak menyurutkan tekadnya mengejar mimpi sepakbola. Jejak pendidikannya di lapangan hijau dimulai jauh dari kemewahan istana, tepatnya di akademi bergengsi Eropa.

Kiprah terbaru & perjalanan Faiq Bolkiah di sepak bola.
Kiprah terbaru & perjalanan Faiq Bolkiah di sepak bola.

Perjalanan juniornya layak dicatat:

  • Akar Inggris: Memulai di AFC Newbury sebelum pindah ke akademi Southampton pada 2009. Tiga tahun di Saints membekalinya dasar-dasar teknis solid.
  • Percikan Stamford Bridge: Tahun 2014, Faiq membuat lompatan besar ke Chelsea. Kontrak dua tahunnya di Cobham termasuk momen gemilang di Lion City Cup, di mana ia mencetak gol krusial dalam kemenangan 2-1 atas Singapura.
  • Puncak Masa Junior di Leicester: Pada 2016, ia menandatangani kontrak profesional pertamanya – selama tiga tahun – dengan Leicester City. Masa di Foxes, yang diperpanjang satu tahun tambahan, menjadi puncak perjalanan akademinya sebelum terjun ke dunia senior.

Transisi dari bintang akademi ke pemain profesional selalu menjadi ujian berat. Bagi Faiq, tantangan itu dimulai di Benua Eropa.

Jejak Profesional: Mencari Pijakan dari Portugal ke Thailand

Perjalanan karier senior Faiq Bolkiah mencerminkan tekadnya mencari menit bermain dan ruang berkembang, meski harus jauh dari sorotan liga top Eropa.

  • Babak Eropa di Marítimo (2020-2021): Setelah bebas transfer dari Leicester, Faiq menandatangani kontrak dengan C.S. Marítimo, klub Primeira Liga Portugal, pada September 2020. Sayangnya, peluang di tim utama sulit didapat. Debut profesionalnya akhirnya terjadi untuk tim B Marítimo (Liga Portugal 2) pada 2021, hanya mencatatkan 1 penampilan singkat tanpa gol. Babak Portugal ini berakhir tanpa banyak cerita.
  • Terobosan Sejarah di Chonburi (2021-2023): Desember 2021 menandai babak baru sekaligus bersejarah. Faiq bergabung dengan Chonburi FC di Thai League 1, menjadi pemain asal Brunei pertama di liga Thailand. Di sini, ia mulai menemukan ritme. Gol pertamanya sebagai profesional akhirnya tercipta pada November 2022. Selama satu setengah musim, ia mengumpulkan 31 penampilan dan mencetak 2 gol – bukti nyata kemampuannya bersaing di level profesional.
  • Babak Baru di Ratchaburi (2023-Sekarang): Pada Juni 2023, Faiq memutuskan pindah ke Ratchaburi FC, masih di kasta tertinggi Thailand. Debutnya datang pada Agustus 2023. Momen manis terjadi sebulan kemudian, ketika ia mencetak gol perdana untuk Ratchaburi dalam kemenangan telak 6-1 atas Police Tero. Hingga akhir musim 2023/24, ia mencatat 15 penampilan dan 2 gol. Harapan pun menggelora untuk musim berikutnya.
Baca Juga  Alarm untuk Timnas Indonesia, Vitenam Punya 12 Pemain yang Bisa Dinaturalisasi

Namun, musim 2024/2025 justru membawa realitas yang berbeda untuk sang pangeran.

Musim 2024/2025: Realitas Pahit di Ratchaburi dan Minimnya Kontribusi

Tahun 2025 menjadi periode yang menantang bagi Faiq Bolkiah di Ratchaburi FC. Statistik resmi per 2 Mei 2025 mengungkapkan gambaran yang cukup suram:

Kompetisi Penampilan Gol Assist Menit Bermain Kartu Kuning
Thai League 3 0 0 35 0
Thai FA Cup 1 0 0 45 0
Thai League Cup 1 0 0 1 1
Total 5 0 0 81 1
  • Sedikitnya Kesempatan: Hanya 81 menit bermain sepanjang musim di semua kompetisi adalah angka yang sangat minim untuk pemain berusia 27 tahun. Ini menunjukkan sulitnya Faiq menembus skuad utama atau mempertahankan tempatnya jika diberi kesempatan.
  • Kontribusi Offensif Nihil: Tanpa gol maupun assist, dampaknya di lini serang hampir tidak terasa. Pemain dengan latar belakang penyerang seperti dia dituntut memberikan kontribusi nyata di area final third.
  • Status Pasar dan Kontrak: Nilai pasarnya stagnan di €150 ribu, mencerminkan perannya yang marjinal. Yang lebih mengkhawatirkan, kontraknya bersama Ratchaburi FC akan berakhir pada 30 Juni 2025. Dengan performa musim ini, masa depannya di klub sangat diragukan, bahkan memperpanjang kontrak pun menjadi tanda tanya besar.

Situasi ini menyisakan pertanyaan besar: mengapa pemain dengan fasilitas latihan sempurna dan pengalaman akademi top Eropa kesulitan bersinar di Thailand?

Melampaui Kekayaan: Refleksi atas Karier dan Tantangan di 2025

Menyaksikan perjalanan Faiq Bolkiah hingga pertengahan 2025 mengundang refleksi mendalam tentang esensi sepakbola profesional.

  • Paradoks Kekayaan vs Performa: Statusnya sebagai “pesepakbola terkaya dunia” justru menjadi bumerang. Kekayaan keluarga yang melimpah tidak bisa membeli tempat di starting eleven atau menggantikan kerja keras, konsistensi, dan dampak nyata di lapangan. Sepakbola tetap arena meritokrasi.
  • Tantangan Transisi Akademi ke Senior: Perjalanan Faiq menggarisbawahi jurang lebar antara sukses di level akademi dan bertahan di level senior. Bakat saja tak cukup; mentalitas, adaptasi, ketahanan fisik, dan sedikit keberuntungan memainkan peran krusial.
  • Pilihan Jalur Karier yang Unik: Keputusannya meninggalkan jalur Eropa (setelah Marítimo) untuk meniti karier di Thailand patut diapresiasi. Ini menunjukkan kesadaran diri untuk mencari menit bermain di liga yang mungkin lebih sesuai dengan level perkembangannya saat itu, serta keberanian keluar dari zona nyaman. Ia menjadi pionir bagi pemain Brunei di Thai League.
  • Globalisasi Sepakbola: Karier Faiq mencerminkan semakin banyaknya pemain yang mencari peluang di liga “non-tradisional” seperti Thailand. Liga-liga ini menawarkan kompetisi yang terus berkembang dan menjadi pijakan berharga bagi banyak pemain Asia Tenggara dan sekitarnya.
Baca Juga  Basarnas Jambi bantu evakuasi korban erupsi Gunung Marapi di Agam

Seorang pengamat sepakbola Asia Tenggara pernah berkomentar, “Passion Faiq untuk sepakbola itu nyata. Dia punya semua alasan untuk hanya hidup dalam kemewahan, tapi dia memilih lapangan yang keras. Sayangnya, passion dan kerja keras saja belum tentu cukup untuk menjamin kesuksesan di level tertinggi. Itulah kejam dan indahnya olahraga ini.”

Masa Depan yang Tak PastiMemasuki paruh kedua 2025, masa depan karier Faiq Bolkiah digantungkan pada beberapa faktor krusial. Dengan kontrak Ratchaburi yang hampir habis, beberapa skenario mungkin terjadi:

  1. Perpanjangan Kontrak Terbatas: Jika Ratchaburi melihat potensi atau alasan non-teknis, perpanjangan jangka pendek mungkin ditawarkan, meski dengan peran yang tetap terbatas.
  2. Pindah ke Klub Thai League Lain: Klub lain di Thailand yang membutuhkan pemain dengan profil dan pengalamannya mungkin menjadi opsi, meski daya tariknya bisa berkurang akibat statistik musim ini.
  3. Kembali ke Brunei atau Liga Regional: Bergabung dengan tim di Brunei Darussalam atau liga regional ASEAN level lebih rendah (seperti Malaysia atau Indonesia divisi bawah) untuk mendapatkan jam terbang lebih banyak bukan tidak mungkin.
  4. Pensiun Dini: Opsi ini, meski terasa prematur di usia 27, bisa menjadi pertimbangan jika semangat dan peluang terus menipis, mengingat prioritas hidup lainnya sebagai pangeran.

Penutup: Warisan Sang Pangeran HijauFaiq Jefri Bolkiah di tahun 2025 tetap merupakan figur unik dalam jagad sepakbola. Ia bukan hanya sekadar trivia tentang “pemain terkaya”, tapi simbol nyata seseorang yang memilih mengejar passion di lapangan hijau meski berasal dari latar belakang yang serba memungkinkan untuk tidak melakukannya. Perjalanannya dari akademi Chelsea dan Leicester ke liga Thailand adalah kisah tentang pencarian jati diri dan tempat di dunia sepakbola yang kompetitif.

Baca Juga  Rumput JIS Jadi Topik Hangat Perbincangan, PSSI: FIFA Nyatakan Kondisinya Aman

Meski statistik musim 2024/2025 di Ratchaburi FC mengecewakan, warisannya mungkin terletak di luar angka-angka tersebut. Ia telah membuka pintu bagi pemain Brunei lain untuk bermimpi bermain di liga regional profesional seperti Thailand. Ia membuktikan bahwa gairah terhadap olahraga ini bisa mengalahkan segala bentuk kemewahan. Dan yang terpenting, kariernya menjadi pengingat universal bagi semua pemain muda: sepakbola profesional adalah dunia yang kejam dan indah, di mana kerja keras, konsistensi, dan sedikit keberuntungan di lapangan adalah mata uang sejati – terlepas dari latar belakang atau rekening bank mana pun.

Apapun keputusan yang diambil Faiq Bolkiah setelah kontraknya berakhir Juni 2025, namanya telah tercatat dalam sejarah sepakbola Brunei dan Asia Tenggara. Ia adalah sang pangeran yang memilih pertandingan, bukan hanya istana.

Pantau terus perkembangan terkini karier Faiq Bolkiah dan berita sepakbola dalam maupun luar negeri lainnya hanya di score.co.id sumber terpercaya sepakbola Indonesia!