Pemain Baru Borneo FC 2025 2026
score.co.id – Sepuluh kemenangan beruntun. Tiga puluh poin sempurna. Hanya empat gol kebobolan. Di puncak klasemen Liga 1 2025/2026, Borneo FC Samarinda bukan lagi sekadar pesaing, melainkan sebuah kekuatan yang mendominasi. Di balik statistik fantastis yang mirip dengan cerita dongeng itu, tersembunyi sebuah narasi yang lebih menarik: sebuah revolusi skuad yang dirancang dengan berani dan dieksekusi dengan sempurna. Musim ini, manajemen Pesut Etam tidak melakukan renovasi biasa; mereka membongkar fondasi dan membangun istana baru. Melepas 14 pemain kunci, termasuk nama-nama besar seperti Matheus Pato dan Berguinho, adalah sebuah pernyataan.
Lalu, mendatangkan 12 wajah baru, sembilan di antaranya pemain asing dari berbagai belahan dunia, adalah aksi strategis yang kini menuai hasil nyata. Artikel ini akan mengupas tuntas daftar skuad dan transfer masuk Borneo FC 2025/2026, menganalisis bagaimana kolaborasi antara pemain asing berpengalaman dan talenta lokal muda ini menciptakan mesin kemenangan yang begitu efisien, serta memproyeksikan apakah tren sempurna ini dapat bertahan hingga trofi diraih.

Strategi Transfer Masif: Menyusun Kembali Puzzle Pesut Etam
Keputusan untuk melepas begitu banyak pilar tim bukanlah tanpa risiko. Itu adalah langkah berani yang mensinyalkan keinginan untuk keluar dari zona nyaman dan mencari identitas baru. Strategi transfer masuk yang dijalankan terlihat sangat terfokus dan menjawab langsung kebutuhan taktis. Mereka tidak sekadar mengumpulkan nama-nama, tetapi mencari profil spesifik yang cocok dengan visi pelatih Fabio Lefundes.
Fokus pada Kualitas dan Pengalaman Pemain Asing
Inti dari revolusi ini terletak pada kualitas sembilan pemain asing baru yang direkrut. Mereka bukan pemain yang coba-coba, melainkan individu dengan track record dan pengalaman di liga-liga kompetitif. Juan Felipe Villa dari Kolombia, misalnya, membawa pengalaman matang dari Eropa (Portugal dan Yunani) serta kompetisi Asia. Kemampuannya membaca permainan dan kontribusi gol dari lini tengah menjadi elemen vital. Di lini serang, kehadiran Joel Vinicius dan Douglas Coutinho—dua penyerang tengah asal Brasil berusia 31 tahun—memberikan kedalaman dan kelicikan di area penalti lawan. Joel telah membuktikan diri dengan 4 gol, sementara kehadiran mereka berdua memberikan opsi berbeda bagi Lefundes.
Namun, masterstroke mungkin adalah akuisisi Mariano Peralta. Meski bukan “pemain baru” dalam arti bergabung musim ini, ia adalah retained player yang menjadi nyawa serangan dengan 7 gol dan 4 assist. Kombinasinya dengan pemain baru seperti Maicon Souza, sayap kiri eks Liga Malta, menciptakan dinamika kecepatan dan kreativitas yang sulit dihentikan. Di pertahanan, Mohammad Al-Husseini dari Lebanon adalah bukti perekrutan yang cermat. Di usia 22 tahun, bek tengah yang pernah membela timnas negaranya dan klub top Irak ini memberikan kematangan dan ketenangan yang langka, menjadi partner ideal untuk Aldair Simanca dari Kolombia dan Westherley Garcia (Caxambu) di bek kiri.
Pelatih Fabio Lefundes dalam sebuah konferensi pers menyatakan, “Adaptasi pemain-pemain asing baru ini sangat cepat. Mereka datang dengan mentalitas pemenang dan memahami langsung apa yang kami mau. Mereka bukan hanya pemain bagus secara teknis, tetapi juga cerdas secara taktis. Itu yang membuat perbedaan besar.”
Investasi pada Masa Depan: Talent Lokal yang Dipercaya
Di tengah gemerlap rekrutan asing, Borneo FC tidak melupakan fondasi lokal. Mereka merekrut talenta muda Indonesia dengan profil tinggi. Rayhan Utina, putra legenda Firman Utina, adalah contoh sempurna. Bek kiri berusia 21 tahun ini tidak hanya membawa nama besar, tetapi juga bakat nyata yang diasah di Persela Lamongan. Begitu pula dengan Haykal Alhafiz, bek kiri peraih medali emas SEA Games 2023 yang direkrut dari PSIS Semarang. Mereka adalah investasi jangka panjang yang juga siap berkontribusi segera.
Gelandang muda seperti Faris Adit Saputra (21 tahun) dan Redzuan Fachigi (20 tahun) menambah energi dan dinamika di bangku cadangan. Sementara Ahmad Agung, gelandang bertahan berusia 29 tahun, memberikan pengalaman dan ketenangan dari perjalanannya bersama Persib Bandung dan Persik Kediri. Keseimbangan antara bakat muda dan pengalaman lokal ini menciptakan skuad yang sehat dan kompetitif.
Dampak Langsung pada Performa dan Sistem Permainan
Hasil dari perombakan besar-besaran ini terlihat nyata di lapangan. Borneo FC bukan hanya menang, mereka mendominasi dengan cara yang meyakinkan. Rekor 10 clean sheet dalam 10 kemenangan awal adalah bukti paling konkret bahwa lini belakang baru telah menjadi benteng yang kokoh.
Formasi 4-3-3 yang Hidup dan Dinamis
Pelatih Fabio Lefundes tetap setia pada formasi 4-3-3, tetapi memberikan nuansa baru yang lebih fleksibel dan agresif. Dengan kiper Nadeo Argawinata yang konsisten sebagai penyelamat terakhir, lini pertahanan yang diisi Al-Husseini, Simanca, Garcia, dan Fajar Fathurrahman atau Diego Michiels terlihat solid dan terorganisir rapi. Mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga memulai serangan dari belakang dengan umpan-umpan terukur.
Trio gelandang, sering diisi oleh Kei Hirose (kecerdasan dan distribusi), Christophe Nduwarugira (jantung pertahanan), dan Juan Felipe Villa (kreator), berfungsi sempurna sebagai penghubung. Mereka mampu mengontrol tempo permainan, beralih dari bertahan ke menyerang dalam sekejap. Inilah yang memberi ruang bagi tiga penyerang di depan untuk bermanuver.
Trik sayap yang dihuni Mariano Peralta di kanan dan Maicon Souza (atau Muhammad Sihran) di kiri, dengan satu dari Joel Vinicius atau Douglas Coutinho sebagai ujung tombak, sangat mematikan. Peralta, dengan kemampuan dribbling dan tendangan akuratnya, telah menjadi mesin gol utama. Kehadiran pemain asing baru di lini serang ini memberikan variasi serangan; mereka bisa menyerang dari tengah, dari sayap, atau melalui umpan-umpan terobosan.
Konsistensi dan Mentalitas Juara
Yang paling mencolok dari Borneo FC musim ini adalah konsistensi. Mereka tidak hanya mengandalkan momentum atau keberuntungan. Setiap kemenangan, termasuk atas pesaing berat seperti Persija Jakarta dan Persis Solo, diraih melalui disiplin taktik yang tinggi dan mentalitas yang tak kenal menyerah. Integrasi fisik dan taktik yang difokuskan sejak pemusatan latihan Juli 2025 benar-benar membuahkan hasil. Pemain baru, baik asing maupun lokal, langsung memahami peran mereka dalam sistem tim. Tidak ada ego yang menonjol; yang ada adalah kolektivisme yang mengutamakan kemenangan tim.
Komposisi Skuad Borneo FC 2025/2026: Sebuah Tim yang Seimbang
Secara keseluruhan, skuad Borneo FC musim ini terdiri dari 34 pemain dengan rata-rata usia 25 tahun, kombinasi yang ideal antara energi pemuda dan kematangan pengalaman. Sepuluh pemain asing (mencakup 29.4% skuad) memberikan kualitas internasional, sementara 24 pemain lokal, termasuk 5 pemain timnas, memastikan identitas dan semangat Indonesia tetap kuat. Keseimbangan ini yang membuat mereka tangguh. Di setiap posisi, terdapat persaingan sehat setidaknya antara dua pemain berkualitas, menjamin performa tetap tinggi sepanjang musim yang panjang dan melelahkan. Retained players seperti Nadeo, Hirose, Nduwarugira, dan Peralta menjadi penyambung lidah antara identitas lama tim dengan semangat baru yang dibawa para rekrutan.
Proyeksi dan Tantangan ke Depan
Dominasi mutlak di sepuluh laga pertama sudah tercatat. Namun, musim Liga 1 masih panjang. Pertanyaan besarnya adalah: dapatkah Borneo FC mempertahankan level ini?
Faktor pertama adalah kedalaman skuad. Dengan komposisi yang sudah sangat baik, mereka memiliki sumber daya untuk menghadapi cedera atau suspensi. Masih tersedianya dua kuota pemain asing juga menjadi kartu as bagi manajemen jika ingin memperkuat lebih lanjut di jendela transfer paruh musim, mungkin untuk menambah amunisi di lini tengah atau sayap.
Tantangan terbesar justru mungkin datang dari luar lapangan: tekanan sebagai favorit dan target yang ditempel di punggung setiap pemain. Setiap lawan sekarang akan mempelajari mereka dengan lebih saksimat dan bermain dengan motivasi ekstra untuk menghentikan sang raja sementara. Mentalitas juara yang sudah mereka tunjukkan akan terus diuji.
Selain itu, konsistensi pemain asing sepanjang musim juga perlu diperhatikan. Adaptasi terhadap iklim, budaya, dan intensitas pertandingan yang padat di Indonesia adalah ujian berkelanjutan. Namun, melihat kualitas individu dan integrasi yang telah terjadi sejauh ini, sinyalnya sangat positif.
Kesimpulan: Sebuah Blueprint Kesuksesan
Transfer masuk Borneo FC untuk musim 2025/2026 bukanlah aksi serampangan. Ia adalah sebuah studi kasus tentang perencanaan skuad yang cermat. Mereka berhasil mengganti pemain yang pergi dengan pemain yang tidak hanya setara, tetapi dalam banyak aspek, lebih baik dan lebih cocok dengan sistem pelatih. Kombinasi antara pemain asing berpengalaman yang langsung berkontribusi dan talenta lokal berbakat yang dirawat telah menciptakan sebuah tim yang harmonis, tangguh, dan haus kemenangan.
Kesuksesan awal 10 kemenangan beruntun bukanlah kebetulan. Itu adalah hasil dari strategi yang jitu, eksekusi yang tepat di lapangan, dan sinergi sempurna antara pelatih, pemain baru, dan pemain lama. Borneo FC telah menetapkan standar baru untuk musim ini. Mereka tidak lagi sekadar “tim yang kuat,” melainkan “mesin kemenangan” yang setiap bagiannya bekerja dengan presisi. Jika konsistensi ini terjaga, trofi Liga 1 sangat mungkin akan kembali ke Samarinda, membuktikan bahwa revolusi skuad yang mereka lakukan adalah langkah paling brilian dalam sejarah klub.
Ikuti terus analisis mendalam dan berita terbaru seputar Liga 1 dan dunia sepakbola hanya di Score.co.id.












