Pemain asing Liga Indonesia
score.co.id – Geliat kompetisi Super League Indonesia 2025/2026 semakin memanas. Salah satu pendorong utamanya? Masifnya kedatangan pemain asing berkaliber internasional, khususnya mereka yang membawa pengalaman berharga dari pentas sepak bola Eropa. Kehadiran para legiun ini bukan sekadar pemanis daftar pemain, melainkan suntikan langsung bagi kualitas teknis, kedisiplinan taktis, dan standar profesionalisme di lapangan hijau Indonesia. Mereka menjadi bukti nyata ambisi liga untuk terus menanjak.
Dua Wajah Pengalaman Eropa di Liga 1
Kontingen pemain dengan jejak Eropa di Liga 1 saat ini bisa dibagi dalam dua kelompok besar. Pertama, para pemain asli Eropa yang menghabiskan sebagian besar atau seluruh karier senior mereka di benua biru. Kedua, adalah para “alumni Eropa”, pemain non-Eropa (termasuk naturalisasi Indonesia) yang pernah mengasah kemampuan di klub-klub Eropa sebelum kemudian merantau ke Asia, termasuk Indonesia. Keduanya membawa warna berbeda namun sama-sama berharga.

Para Pemain Asli Eropa: Membawa DNA Liga Top
- Sonny Stevens (Belanda – Dewa United): Penjaga gawang andalan Dewa United ini bukan pemain baru di Eredivisie. Pengalaman bertahun-tahun bersama FC Twente dan Excelsior memberinya kematangan dalam mengorganisir pertahanan dan kepercayaan diri menghadapi penyerang tajam.
- Nick Kuipers (Belanda – Persib Bandung): Bek tengah Persib ini dikenal tegas dan jago membaca permainan. Dia mengasah kemampuannya di ADO Den Haag dan FC Emmen, menghadapi penyerang-penyerang terbaik Belanda. Kehadirannya menjadi tulang punggung lini belakang Maung Bandung.
- Jordy Wehrmann (Belanda – Madura United): Gelandang serang Madura United ini pernah merasakan atmosfer klub besar seperti Feyenoord di Belanda, sebelum kemudian mengembangkan kariernya di FC Luzern, Swiss. Wawasan permainannya sangat terasa dalam membangun serangan Laskar Sape Kerrap.
- Xandro Schenk (Belanda – Persis Solo): Bek serba bisa Persis Solo ini memiliki rekam jejak di Go Ahead Eagles dan FC Twente. Fleksibilitasnya bermain di beberapa posisi bertahan menjadi aset berharga bagi Laskar Sambernyawa.
- Thijmen Goppel (Belanda – Bali United): Pemain sayap atau bek sayap Bali United ini pernah merumput di Roda JC (Belanda) dan Wehen Wiesbaden (Jerman 2. Bundesliga). Kecepatan dan daya tahannya menjadi senjata andalan Serdadu Tridatu.
- Maciej Gajos (Polandia – Persija Jakarta): Gelandang bertahan Persija ini adalah sosok berpengalaman di Ekstraklasa Polandia. Dia memperkuat klub-klub papan atas seperti Lechia Gdansk dan Jagiellonia Bialystok, membawa mentalitas tempur yang khas Eropa Timur ke tengah lapangan Macan Kemayoran.
- Ondrej Kudela (Republik Ceko – Persija Jakarta): Rekan setim Gajos di Persija, Kudela adalah bek tengah berkarakter kuat. Dia memiliki sejarah panjang di dua raksasa Ceko, Slavia Prague dan Sparta Prague, termasuk pengalaman di Liga Champions dan Liga Europa. Kepemimpinannya di lini belakang sangat vital.
- Risto Mitrevski (Makedonia Utara – Persebaya Surabaya): Bek tengah andalan Bajul Ijo ini pernah bermain di Kroasia (Istra 1961) dan Siprus (Enosis Neon Paralimni). Fisik yang kuat dan kemampuan udara menjadi ciri khasnya.
- Slavko Damjanovic (Montenegro – Persebaya Surabaya): Mitrevski sering berduet dengan Damjanovic di jantung pertahanan Persebaya. Pemain asal Montenegro ini pernah membela Békéscsaba di Hungaria dan Sutjeska Niksic di liga domestiknya. Duo tengah Persebaya ini dikenal solid dan sulit ditembus.
- Marios Ogkmpoe (Yunani – Persita Tangerang): Penyerang target Persita ini membawa pengalaman dari Skotlandia, di mana dia pernah membela Hamilton Academical. Postur tubuhnya yang besar dan kemampuan memegang bola menjadi senjata utama Cisadane.
- Karim Rossi (Swiss – Persis Solo): Penyerang atau gelandang serang Persis Solo ini memiliki background di FC Lugano (Swiss) dan Hull City (Inggris Championship). Teknik individu dan visinya dalam mencetak gol maupun memberi umpan sangat diandalkan.
- Adriano Castanheira (Portugal – Malut United): Gelandang Malut United ini pernah bermain di divisi utama Portugal bersama Paços de Ferreira dan Covilhã. Kemampuan mengatur tempo permainan dan pergerakannya tanpa bola menjadi nilai tambah.
- Igor Rodrigues (Portugal – Persita Tangerang): Rekan senegara Castanheira, Rodrigues juga pernah bermain di Covilhã dan Leixões SC di Portugal. Dia memperkuat lini tengah atau serang Persita dengan teknik dan kerja kerasnya.
- Ze Valente (Portugal – PSIM Yogyakarta): Pemain serang PSIM ini adalah produk akademi Estoril Praia dan pernah bermain untuk Penafiel di Portugal. Kecepatan dan dribelnya menjadi harapan baru bagi Laskar Mataram.
- Tin Martic (Kroasia – Semen Padang): Gelandang Semen Padang ini pernah memperkuat NK Celje di Slovenia. Perannya sebagai pengatur aliran bola di lini tengah Kabau Sirah sangat krusial.
- Mateo Kocijan (Kroasia – Persib Bandung): Penyerang muda Persib ini adalah produk dari akademi Slaven Belupo di Kroasia. Meski masih berkembang, potensinya sebagai penyerang masa depan sudah terlihat.
- Tyronne del Pino (Spanyol – Malut United): Pemain serang Malut United ini memiliki latar belakang di Spanyol, pernah berada di sistem akademi UD Las Palmas dan CD Tenerife. Kelincahan dan kreativitasnya menjadi andalan.
- Chechu Meneses (Spanyol – Barito Putera): Gelandang bertahan Barito Putera ini pernah bermain untuk Racing Ferrol di divisi bawah Spanyol. Ketegasannya dalam merebut bola dan semangat juangnya menjadi contoh bagi pemain lokal.
Para Alumni Eropa: Non-Eropa dengan Sentuhan Kelas Dunia
- Thom Haye (Indonesia): Meski belum terikat kontrak dengan klub Indonesia per Agustus 2025, nama Thom Haye (yang memiliki pengalaman di SC Heerenveen – Belanda dan Lecce – Italia) selalu hangat terdengar dalam bursa transfer. Gelandang bertahan berkelas internasional ini menjadi incaran banyak klub top Liga 1.
- Justin Hubner (Indonesia): Bek tengah muda berbakat ini juga belum menginjakkan kaki di Liga 1 musim ini, namun rekam jejaknya di Wolverhampton Wanderers (Inggris) dan Fortuna Sittard (Belanda) membuatnya selalu menjadi bahan pembicaraan menarik. Potensinya sangat besar.
- Ciro Alves (Brasil – Malut United): Penyerang Malut United ini bukan hanya membawa pengalaman dari Brasil, tetapi juga pernah mencicipi sepak bola Eropa dengan Remo di Portugal. Insting mencetak golnya sangat tajam.
- Wbeymar Angulo (Armenia – Malut United): Gelandang serang Malut United ini pernah bermain untuk Gandzasar Kapan di Liga Armenia. Meski bukan liga top Eropa, pengalaman bermain di kompetisi Eropa memberikan wawasan berbeda baginya.
Catatan Penting:
Daftar ini merangkum pemain-pemain terkemuka dengan pengalaman Eropa yang terdaftar di klub Liga 1 Indonesia per Agustus 2025 berdasarkan data yang tersedia. Kemungkinan ada pemain lain yang memenuhi kriteria namun belum tercakup dalam pemantauan awal ini. Sumber: Tim Riset score.co.id.*
Membaca Peta Rekrutmen: Koridor Bakat Eropa ke Indonesia
Analisis terhadap asal-usul pemain asing berpengalaman Eropa di Liga 1 2025/2026 mengungkap pola rekrutmen yang menarik dan tidak acak. Terlihat jelas adanya “koridor rekrutmen” yang lebih dominan dari negara-negara Eropa tertentu dibandingkan lainnya.
Dominasi pemain dari Belanda sangat mencolok. Ini bukanlah kebetulan. Hubungan historis antara Indonesia dan Belanda, ditambah dengan jaringan agen pemain dan pemandu bakat yang sudah lama terjalin, memudahkan akses ke pasar tersebut. Gaya permainan teknis, penguasaan bola, dan penekanan pada pembangunan serangan dari belakang yang menjadi ciri khas sepak bola Belanda, tampaknya juga sangat dicari oleh banyak manajer klub Liga 1 yang menginginkan permainan yang lebih terstruktur dan indah.
Selain Belanda, kontingen besar juga datang dari Semenanjung Iberia (Portugal dan Spanyol). Pemain dari kedua negara ini sering kali dikenal karena kreativitas tinggi, teknik individu yang mumpuni, kemampuan dribbling memukau, dan visi permainan yang baik. Gaya permainan terbuka dan menyerang yang masih banyak ditemui di Liga 1 tampaknya menjadi lahan subur bagi bakat-bakat Iberia untuk bersinar. Pemain seperti Karim Rossi, Ze Valente, atau Tyronne del Pino diharapkan dapat menjadi pengungkit serangan bagi klub mereka.
Yang menarik adalah kelangkaan pemain dari negara-negara sepak bola raksasa Eropa lainnya seperti Jerman, Prancis, atau Italia. Fenomena ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, jaringan pemandu bakat dan agen Indonesia mungkin belum terlalu kuat menjangkau pasar pemain di negara-negara tersebut. Kedua, gaya permainan yang sangat khas dari negara-negara itu – misalnya, pendekatan sangat terstruktur, fisik, dan disiplin taktis ala Jerman, atau penekanan pada pertahanan kokoh ala Italia – mungkin dianggap kurang cocok atau lebih sulit beradaptasi dengan dinamika dan kondisi lapangan di Liga 1 yang sering kali lebih cair dan mengandalkan individual skill. Biaya transfer dan gaji pemain dari liga top negara-negara tersebut juga kemungkinan menjadi kendala signifikan bagi klub Liga 1.
Dampak Kehadiran Legiun Eropa: Lebih Dari Sekadar Nama Besar
Kedatangan para pemain dengan CV Eropa ini membawa dampak yang jauh melampaui sekadar peningkatan kualitas pertandingan secara visual.
- Peningkatan Level Kompetisi: Kualitas teknis, kecepatan permainan, dan kecerdasan taktis yang dibawa pemain-pemain ini secara otomatis menaikkan standar permainan. Pemain lokal dituntut untuk beradaptasi dan meningkatkan level permainan mereka jika ingin bersaing.
- Transfer Pengetahuan & Profesionalisme: Para pemain Eropa membawa budaya kerja dan kedisiplinan yang tinggi. Mulai dari pola latihan, perawatan tubuh, pemulihan pasca-pertandingan, hingga sikap profesional di dalam dan luar lapangan. Ini menjadi pembelajaran berharga bagi pemain lokal dan staf klub secara keseluruhan.
- Peningkatan Kualitas Pelatih: Kehadiran pemain berpengalaman juga menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi pelatih lokal. Mereka perlu mampu mengelola pemain dengan wawasan internasional, memahami gaya permainan yang lebih kompleks, dan menyusun strategi yang memaksimalkan potensi bintang-bintang baru mereka.
- Daya Tarik Komersial & Eksposur: Nama-nama pemain dengan latar belakang klub Eropa terkemuka tentu meningkatkan daya tarik liga. Media lebih tertulis memberitakan, sponsor mungkin lebih tertarik, dan eksposur internasional liga pun berpotensi meningkat. Fans juga lebih antusias melihat pemain dengan “brand” Eropa berlaga di stadion lokal.
- Pembelajaran Taktis Langsung: Pemain lokal mendapat kesempatan langka untuk berlatih dan bertanding setiap hari melawan (atau bersama) pemain yang pernah menghadapi level terbaik di Eropa. Ini adalah sekolah sepak bola praktis yang sangat berharga untuk memahami pola permainan, pergerakan tanpa bola, dan keputusan cepat di lapangan yang hanya didapat dari pengalaman level tinggi.
Tantangan dan Harapan Ke Depan
Meski membawa banyak dampak positif, kehadiran massif pemain asing, terutama yang berpengalaman Eropa, juga menyimpan tantangan. Keseimbangan antara memanfaatkan kualitas mereka untuk meningkatkan liga dan tetap memberikan ruang bagi pemain lokal untuk berkembang adalah seni manajemen yang rumit. Regulasi mengenai kuota pemain asing perlu terus dievaluasi agar tepat sasaran.
Harapannya, pengetahuan dan standar yang dibawa oleh para “duta besar” sepak bola Eropa ini tidak hanya bertahan selama masa kontrak mereka, tetapi bisa diserap dan menjadi bagian dari budaya sepak bola Indonesia jangka panjang. Investasi pada pemain asing berkualitas seharusnya berjalan paralel dengan pembinaan pemain muda lokal dan peningkatan kualitas pelatih serta infrastruktur.
Penutup: Eropa di Nusantara, Sebuah Babak Baru
Kehadiran pemain-pemain asing yang pernah merasakan atmosfer sepak bola Eropa di Liga 1 Indonesia musim 2025/2026 adalah fenomena signifikan. Dari Belanda yang mendominasi, Iberia yang menghadirkan kreativitas, hingga bakat-bakat dari Eropa Tengah dan Timur yang membawa mentalitas bertarung, mereka bersama-sama menenun benang-benang pengalaman internasional ke dalam kain sepak bola Indonesia. Daftar panjang seperti Sonny Stevens, Nick Kuipers, Jordy Wehrmann, Maciej Gajos, Ondrej Kudela, Karim Rossi, dan banyak lagi, bukan sekadar kumpulan nama, melainkan representasi dari upaya liga untuk terus berkembang.
Dampak mereka sudah terasa: permainan lebih cepat, lebih teknis, dan lebih taktis. Namun, esensi kehadiran mereka seharusnya melampaui musim ini. Mereka adalah katalisator, pendobrak batas, dan guru tak langsung bagi pemain lokal. Tantangannya adalah memastikan pelajaran berharga dari para legiun Eropa ini bisa menjadi fondasi yang kokoh bagi peningkatan kualitas sepak bola Indonesia secara berkelanjutan. Jika jaringan rekrutmen yang mapan dan strategi integrasi yang baik terus dikembangkan, babak baru persaingan yang lebih ketat dan berkualitas di Super League Indonesia bukanlah impian semata.
Jangan lewatkan perkembangan terkini seputar pemain asing, strategi klub, dan analisis mendalam seputar Super League Indonesia!
Pantau terus berita sepakbola terpercaya dan terlengkap hanya di score.co.id – sumber utama Anda untuk segala hal tentang sepak bola Indonesia dan dunia.












