Peluang Persib di Piala Presiden
score.co.id – Bandung sudah bergetar. Stadion Si Jalak Harupat bersiap menyambut derap langkah Maung Bandung dalam Piala Presiden 2025. Tapi benarkah trofi menjadi target utama? Atau ada misi tersembunyi di balik partisipasi Persib? Simak analisis mendalam dari para pengamat sepakbola nasional.
Panggung Pramusim: Format dan Tantangan Piala Presiden 2025
Piala Presiden 2025 resmi jadi ajang pembuka musim sepakbola Indonesia. Enam tim elit terbagi dalam dua grup, dengan pertandingan bergulir dari 6 hingga 14 Juli 2025. Persib Bandung mendapat kehormatan sebagai tuan rumah Grup B di Kandang Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. Sementara itu, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta akan menggelar laga pembuka spektakuler: Liga Indonesia All Star vs Oxford United.

Komposisi grup sudah ditentukan:
- Grup A: Liga Indonesia All Star, Arema FC, Oxford United
- Grup B: Persib Bandung, Port FC (Thailand), Dewa United
Jadwal fase grup padat: 6, 8, dan 10 Juli 2025. Hanya juara grup yang langsung melaju ke final tanggal 14 Juli. Runner-up akan bertarung di perebutan tempat ketiga. Bagi Persib, grup ini ibarat jurang berlapis api. Port FC sudah membuktikan kelasnya dengan mengalahkan Maung Bandung 2-0 di laga perdana. Dewa United pun bukan lawan sembarangan dengan strategi permainan cepatnya.
Strategi Persib: Bukan Sekadar Mengejar Gelar
Pelatih Bojan Hodak tegas menyatakan prioritas tim: “Piala Presiden adalah platform persiapan, bukan tujuan akhir.” Pernyataan ini bukan basa-basi. Pengamat liga Indonesia, Aji Santoso, menjelaskan: “Hodak sedang membangun fondasi untuk dua medan perang lebih besar: Liga 1 2025/2026 dan kualifikasi AFC Champions League Two (ACL II). Turnamen ini jadi laboratorium uji coba skema taktis dan integrasi pemain.”
Kondisi terkini skuad Persib mencerminkan strategi itu. Setelah perombakan besar-besaran, Hodak membawa 18 pemain ke Piala Presiden – campuran bibit muda dan senior. Nama-nama seperti Teja Paku Alam (kiper), Kakang Rudianto (bek), dan Rezaldi Hehanussa (gelandang) mendapat panggung untuk membuktikan diri. Meski kalah dari Port FC, ada secercah harapan: performa individu beberapa pemain muda dinilai menjanjikan, meski koordinasi lini serang masih perlu diasah.
“Kekalahan dari Port FC harus dilihat sebagai cermin evaluasi, bukan akhir cerita,” ujar pengamat sepakbola Bandung, Dedi Ruskandar. “Hodak sengaja memainkan kombinasi tidak biasa. Dia menguji kedalaman skuad dan mencari chemistry terbaik sebelum musim resmi bergulir.”
Peluang Nyata di Tengah Uji Coba
Lantas, masih adakah peluang Persib melangkah jauh? Pengamat menilai peluang itu ada, meski dengan catatan krusial:
- Faktor Kandang: Dukungan 25.000 penonton di Si Jalak Harupat bisa menjadi senjata psikologis. “Suara gemuruh bobotoh mampu menggerus mental lawan, terutama tim asing seperti Port FC yang kurang akrab atmosfer ini,” papar analis pertandingan, Rizal Fauzi.
- Kebangkitan Pemain Muda: Kekalahan dari Port FC justru menyoroti potensi bibit muda. Zalnando (18 tahun) menunjukkan teknik dribbling memikat, sementara Zulkifli Lukmansyah (19 tahun) dinilai agresif merebut bola di lini tengah. “Mereka haus membuktikan Hodak tak salah memberi kesempatan,” tambah Rizal.
- Strategi Rotasi Pintar: Hodak diperkirakan akan memainkan skuad inti melawan Dewa United (10 Juli). Kemenangan di sini bisa membuka jalan ke final jika Port FC tergelincir. “Port FC belum tentu konsisten. Mereka juga dalam fase adaptasi,” tegas Aji Santoso.
Namun, pengamat sepakbola Asia Tenggara, Tommy Welly, mengingatkan: “Port FC punya motivasi balas dendam setelah gagal di Piala AFC musim lalu. Mereka tak akan anggap Piala Presiden sekadar pemanasan.”
Proyeksi: Dampak Jangka Panjang Lebih Berharga
Bahkan jika Persib gagal melaju dari grup, pengamat sepakbola nasional sepakat: partisipasi dalam Piala Presiden 2025 sudah memberi tiga keuntungan strategis:
- Identifikasi Kelemahan: Kekurangan di sektor final third (kotak penalti lawan) terlihat jelas melawan Port FC. Tim punya waktu 3 minggu untuk memperbaikinya sebelum Liga 1 bergulir.
- Integrasi Pemain Baru: Proses penyatuan pemain seperti Achmad Jufriyanto (transfer anyar) dengan core tim bisa dipercepat lewat atmosfer kompetitif.
- Pematangan Mental Pemain Muda: Tekanan laga resmi melawan tim berkelas seperti Port FC adalah “sekolah tercepat” bagi talenta muda.
“Trofi Piala Presiden adalah bonus,” simpul Dedi Ruskandar. “Yang lebih vital adalah bagaimana Persib memanfaatkan momentum ini untuk membentuk tim yang solid dan reaktif menghadapi duel di Liga 1 dan ACL II. Kemenangan sesungguhnya ada di sana.”
Penutup: Fokus pada Proses, Hasil Akan Mengikuti
Peluang Persib di Piala Presiden 2025 memang seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, tuan rumah Grup B punya modal dukungan massa dan potensi skuad. Di sisi lain, prioritas utama bukanlah piala, melainkan penyempurnaan mesin taktis Bojan Hodak. Kekalahan awal bukan akhir, melainkan bagian dari proses panjang menyambut tantangan musim depan.
Satu hal pasti: setiap menit di Si Jalak Harupat adalah investasi berharga. Baik untuk pemain yang membuktikan diri, pelatih yang bereksperimen, maupun tim yang membangun chemistry. Hasil akhir turnamen mungkin penting, tapi persiapan matang untuk Liga 1 dan kualifikasi kontinental jauh lebih menentukan sejarah Persib musim ini.
Pantau terus dinamika Persib dan analisis mendalam hanya di score.co.id – sumber terpercaya berita sepakbola terkini!












