SCORE.CO.ID – Lagi dan lagi prestasi bulutangkis Indonesia sedang tidak baik-baik saja, tahun 2024 paling mentok atlet Garuda hanya bisa juara Super 500 sampai 750 saja, itupun jika ada yang beruntung bisa menjuarai Super 1000 seperti Jonathan Cristie menjuarai All England.
Melihat mirisnya atlet Indonesia yang minim gelar, Ketum PBSI yaitu Fadil Imran ingin merombak jalur masuk Pelatnas bagi atlet baru, ya mirip-mirip dengan yang dilakukan Indra Sjafri.
Ingatkah? Ketika Indra Sjafri berhasil mewujudkan Pembangunan Training Center (TC) ini berfungsi untuk mengumpulkan sejumlah pemain dalam satu wadah termasuk pemain keturunan bila memenuhi kriteria yang kita inginkan termasuk regulasi umur.
Pemain yang dipilih pun melalui persyaratan ketat mulai dari tes kesehatan hingga tes psikologi. Kemudian bila mereka gagal dalam tahap seleksi, maka akan gugur.
Sistem Indra Sjafri ternyata sampai ke Ketum PBSI yang akan membuat jalur masuk pelatnas bulu tangkis tidak lagi hanya dari seleksi nasional (seleknas) yang diselenggarakan pada awal tahun tetapi juga diambil dari pemain yang tidak tercium dari radar nasional.
Jadi seperti ini, jika ada satu pemain yang tidak masuk dalam Seleknas, tapi memiliki bakat dan talenta bulutangkis luar biasa, ia bisa terpilih masuk dalam pemandu bakat yang disediakan oleh PBSI.
Hal ini akan dilakukan agar jalur masuk pelatnas menjadi lebih merata, sehingga atlet bulutangkis potensial yang gugur di seleknas karena beberapa faktor, dapat tetap menghuni pelatnas dengan jalur masuk lain, setidaknya melalui pemandu bakat atau talent scouting.
Ketum PBSI mengungkapkan ini jadi lebih berfokus pada bakat dan talenta bukan jalur ordal alias orang dalam ataupun mereka yang melakukan penyogokan.
“Ke depan, rencana saya sebagai Ketua Umum PBSI terpilih, kita akan merubah regulasi,” kata Fadil kepada situs kami saat diwawancarai di sela pertandingan final bulu tangkis nomor perorangan di GOR PBSI Sumut, Deli Serdang.
Ia juga menambahkan bahwa Seleknas ini akan diadakan saat akhir tahun, dan semua regulasi akan berubah.
“Rekrutmen atlet pelatnas itu tidak hanya dari seleknas yang diadakan di akhir tahun. Bisa dari talent scouting, pemandu bakat, pengembangan daerah melihat-lihat. Yang kedua, mungkin memberi ruang juga kepada Sirnas untuk menunjukkan di mana yang poinnya memang ranking-rankingnya bagus,” terangnya lagi.
Dengan ini setidaknya mereka yang tidak memiliki uang tetapi punya bakat bisa menjadi atlet bulutangkis profesional. Sekarang kita tunggu saja apakah ini akan terealisasi ataupun omon-omon.