Pelatih Timnas Italia dari Masa ke Masa
Score.co.id – Sepak bola Italia tidak pernah lepas dari drama. Sejarah panjang Gli Azzurri adalah kisah tentang kejayaan yang gemilang, kejatuhan yang pahit, dan kebangkitan yang selalu dramatis. Di balik setiap torehan tinta emas maupun noda hitam dalam catatan mereka, terdapat seorang sutradara di pinggir lapangan: sang pelatih. Figur yang sering kali menjadi kambing hitam saat kegagalan datang, namun juga dielu-elukan sebagai pahlawan nasional ketika piala diangkat. Lantas, seperti apa perjalanan para arsitek yang membentuk wajah timnas Italia dari masa ke masa?
Era Legendaris: Vittorio Pozzo dan Dua Mahkota Dunia
Mustahil membicarakan pelatih Italia tanpa menyematkan hormat tertinggi kepada Vittorio Pozzo. Namanya bukan sekadar tercatat dalam buku sejarah, melainkan terpateri sebagai legenda yang tak tertandingi. Pozzo memegang kendali tim nasional dalam beberapa periode, dengan masa keemasan terjadi antara 1929 hingga 1948.

Inovasi Taktis Pozzo
Dia bukanlah seorang manajer biasa; ia adalah seorang inovator sejati. Pozzo memperkenalkan dan menyempurnakan formasi Metodo (2-3-2-3), sebuah sistem revolusioner yang menciptakan keseimbangan sempurna antara pertahanan yang bertenaga dan serangan yang mematikan. Taktiknya menjadi fondasi bagi filosofi catenaccio yang melekat pada identitas sepak bola Italia di kemudian hari.
Prestasi Monumental
Prestasinya sungguh luar biasa dan masih belum ada yang mampu menyaingi hingga hari ini. Vittorio Pozzo adalah satu-satunya pelatih dalam sejarah sepak bola yang berhasil memenangkan dua Piala Dunia FIFA secara beruntun:
- 1934: Membawa Italia menjadi juara dunia di tanah sendiri, mengalahkan Cekoslovakia di final.
- 1938: Mengulangi kesuksesan di Prancis dengan mengandaskan Hungaria.
Dua gelar ini menjadikan Italia kekuatan global dan menciptakan standar kesuksesan tertinggi bagi setiap pelatih yang akan datang.
Masa Penebusan: Enzo Bearzot dan Keajaiban Spanyol 1982
Pasca era Pozzo, Italia mengalami pasang surut. Mereka kerap menjadi tim yang disegani tetapi kerap gagal di pentas akhir. Titik balik dramatis terjadi di bawah komando Enzo Bearzot, yang memimpin dari tahun 1977 hingga 1986.
Mengatasi Krisis
Italia memasuki Piala Dunia 1982 di Spanyol dengan beban berat. Skandal Totonero yang melibatkan bintang mereka, Paolo Rossi, baru saja mengguncang sepak bola nasional. Ekspektasi publik nyaris tidak ada. Namun, Bearzot melihat peluang dalam krisis. Ia membangun mentalitas “kita lawan dunia” di dalam ruang ganti. Daripada terpecah, tim justru semakin solid dan memiliki ikatan yang luar biasa.
Kemenangan Epik
Setelah start yang lambat, Italia akhirnya menunjukkan taringnya. Mereka mengalahkan tim-tim favorit seperti Argentina dan Brasil yang fenomenal, sebelum akhirnya menaklukkan Jerman Barat dengan skor 3-1 di partai puncak. Kemenangan di Spanyol 1982 lebih dari sekadar gelar; itu adalah sebuah penebusan nasional. Bearzot berhasil mengubah aib menjadi euforia, membuktikan sekali lagi bahwa Italia paling berbahaya ketika mereka dipojokkan.
Titik Puncak Modern: Marcello Lippi dan Kemenangan di Atas Drama Calciopoli 2006
Sejarah memiliki cara yang unik untuk berulang. Jika Bearzot bangkit dari skandal Totonero, maka Marcello Lippi menghadapi ujian yang bahkan lebih besar menjelang Piala Dunia 2006. Skandal Calciopoli meledak, menjungkirbalikkan dunia sepak bola Italia. Juventus, klub tempat banyak pemain inti berasal, bahkan terdegradasi. Kekacauan dan cibiran dari seluruh dunia menerpa.
Kepemimpinan di Tengah Badai
Lippi, dalam periode pertamanya (2004–2006), melakukan hal yang sama seperti Bearzot: mengisolasi timnya dari badai media dan menciptakan benteng solidaritas yang tak tergoyahkan. Dengan pertahanan yang dijaga Fabio Cannavaro dan Gianluigi Buffon yang sedang berada di puncak kejayaan, serta kreativitas Andrea Pirlo, Lippi membentuk sebuah mesin yang hampir sempurna.
Kemenangan Epik 2006
Perjalanan mereka di Jerman 2006 berakhir dengan final epik melawan Prancis. Setelah bermain imbang, Italia akhirnya keluar sebagai juara dunia untuk keempat kalinya melalui adu penalti. Kemenangan ini adalah simbol ketangguhan. Lippi membuktikan bahwa semangat juang dan taktik yang brilian dapat mengatasi segala macam gangguan.
Volatilitas Era Kekinian: Dari Mancini yang Brillian hingga Gattuso yang Baru
Era modern Timnas Italia adalah rollercoaster emosi yang tiada henti. Setelah kesuksesan Lippi, ia justru gagal total pada periode keduanya di Piala Dunia 2010. Cesare Prandelli membawa Italia ke final Euro 2012, tetapi kemudian gagal di Piala Dunia 2014. Antonio Conte membawa stabilitas, tetapi tongkat estafet kemudian diberikan kepada Gian Piero Ventura yang justru mencatatkan aib terbesar dalam sejarah sepak bola Italia modern: gagal lolos ke Piala Dunia 2018.
Kebangkitan Roberto Mancini
Dari lubang kegagalan itulah, Roberto Mancini muncul sebagai pahlawan baru. Ia melakukan transformasi besar-besaran, mengubah gaya bermain Italia yang defensif menjadi ofensif dan menarik. Hasilnya adalah rekor tak terkalahkan yang panjang dan puncaknya, kemenangan di Euro 2020 melawan Inggris di final. Namun, pola klasik Italia kembali terulang. Hanya dalam hitungan bulan setelah menjadi juara Eropa, mereka kembali gagal, kali ini untuk lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar.
Transisi ke Spalletti dan Gattuso
Mancini pun akhirnya meninggalkan kursi kepelatihan. Posisinya kemudian diisi oleh Luciano Spalletti, yang bertugas dari September 2023 hingga Juni 2025. Kini, tongkat estafet berada di tangan seorang figur yang dikenal keras dan penuh semangat: Gennaro Gattuso. Ditunjuk pada 15 Juni 2025, Gattuso menghadapi tugas berat untuk membangun kembali timnas Italia yang masih dalam fase transisi pasca era Mancini. Pertandingan pertamanya memberikan hasil yang positif, tetapi jalan menuju Piala Dunia 2026 masih sangat panjang.
Rekor Pelatih Italia Era Modern (2004-Sekarang)
| Nama Pelatih | Periode | Jumlah Pertandingan | Rata-Rata Poin Per Pertandingan | Prestasi Utama |
|---|---|---|---|---|
| Marcello Lippi | 2004-2006 | 29 | 2.17 | Juara Piala Dunia 2006 |
| Roberto Donadoni | 2006-2008 | 23 | 1.87 | Perempat Final Euro 2008 |
| Marcello Lippi | 2008-2010 | 27 | 1.63 | Gugur Fase Grup Piala Dunia 2010 |
| Cesare Prandelli | 2010-2014 | 56 | 1.64 | Runner-Up Euro 2012 |
| Antonio Conte | 2014-2016 | 24 | 2.00 | Perempat Final Euro 2016 |
| Gian P. Ventura | 2016-2017 | 16 | 1.94 | Gagal Lolos ke Piala Dunia 2018 |
| Roberto Mancini | 2018-2023 | 58 | 2.17 | Juara Euro 2020 |
| Luciano Spalletti | 2023-2025 | 24 | 1.75 | Fase Kualifikasi |
| Gennaro Gattuso | 2025-Sekarang | 1 (berjalan) | 3.00 | Masih dalam Proses |
Warisan Abadi Para Arsitek
Perjalanan panjang pelatih Timnas Italia mencerminkan jiwa sepak bola negara itu sendiri: penuh strategi, ketahanan mental, dan drama. Dari inovasi taktis Vittorio Pozzo, kekuatan mental Enzo Bearzot, kepemimpinan Marcello Lippi di tengah badai, hingga transformasi gaya yang dilakukan Roberto Mancini, setiap pelatih meninggalkan jejaknya. Pola berulang kesuksesan yang diikuti kegagalan menunjukkan bahwa tantangan terbesar Italia seringkali bukan pada teknik, tetapi pada konsistensi dan regenerasi pasca sebuah kemenangan besar.
Menuju Masa Depan
Kini, dengan Gennaro Gattuso, babak baru yang penuh semangat dan temperamen telah dimulai. Apakah dia yang akan membawa Italia kembali ke puncak yang telah lama mereka incar?
Jangan lewatkan setiap momen perkembangan timnas Italia dan berita sepak bola terkini lainnya hanya di Score.co.id.












