SCORE.CO.ID – Pelatih PBSI 2025 sudahkah dibentuk? Ini jadi pertanyaan mendasar untuk badminton lover di Indonesia, pasalnya beredar kabar mereka yang dijuluki sebagai top coach harus keluar pada tahun depan, atau sengaja dipecat?
Rumor Pelatih PBSI 2025
Kami merangkum beberapa perombakan untuk staff pelatih padepokan ijo meliputi nama-nama top coach yang harus resign disini.
Dilansir dari laman sosial media @aainnurrohman, terdapat perubahan komposisi di kepelatihan Pelatnas PP PBSI.
Coach Irwansyah dan Harry Hartono yang keluar dari Pelatnas dan digantikan oleh Mulyo Handoyo dan Marleve Mainaky.
Dua pelatih tunggal putri Indra Widjaja dan Herli Djaenudin ‘digeser’ posisinya sebagai pelatih tunggal putra.
Pelatih utama tunggal putri diisi dua pelatih yang sempat berkarier lama di Jepang yaitu Imam Tohari (PB Djarum) dan Nunung Subandoro.
Coach Aryono Miranat kembali ke PB Djarum, posisinya sebagai pelatih kepala ganda putra Pelatnas digantikan oleh Antonius Budi Ariantho (PB Djarum).
Juga ada Adriyanti Firdasari untuk jadi pelatih tunggal putri, dan mantan partner Greysia Polli yaitu Nitya Krishinda yang dirumorkan jadi pelatih ganda putri.
Hingga baru-baru Harry IP keluar dari PBSI untuk tahun 2025, berdasarkan kabar dari laman iNews, coach naga tak dipakai lagi, benarkah?
“Iya saya sudah tidak digunakan lagi (di pelatnas PBSI),” kata Herry IP dalam pesan singkatnya melalui WhatsApp, Rabu (18/12/2024) malam.
Ambisi Ricky Subagja Ditengah Rombakan
Mendengar perombakan pelatih PBSI, untuk menghadapi berbagai event turnamen di tahun 2025, Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) langsung gerak cepat dengan membuka seleksi untuk pelatih pemusatan latihan nasional (Pelatnas).
Sekretaris Jenderal PP PBSI, Ricky Soebagdja menyampaikan rekrutmen pelatih ini menjadi agenda penting dari pengurus baru PBSI.
“Dikarenakan dalam jangka pendek, berkaitan dengan kontrak kerja pelatih yang sekarang dan persiapan turnamen tahun depan”.
“Sementara dalam jangka panjang, peran pelatih sangat strategis dalam menggembleng, meranc ang peta jalan kompetisi, dan membangun strategi atlet”.
“Kebetulan kontrak para pelatih yang sekarang akan selesai pada akhir Desember, sementara pada 7 Januari 2025 ada Malaysia Open, seleksi terbuka melibatkan konsultan manajemen independen, hak dan kewajiban masing-masing pihak, akan dituangkan di dalam kontrak profesional”.
“Tentu juga tidak mudah, bagaimana posisi saya saat ini Sekjen, tentu untuk bulutangkis sejak awal, begitu pensiun, apabila dibutuhkan saya selalu sedia sampai kapanpun untuk membantu PBSI”.
Apalagi sekarang melihat, prestasi badminton Indonesia memang sedang ‘merosot’, bahkan bisa dibilang ‘terjun bebas’, pada BWF World Tour 2024 saja, Indonesia hanya meraih enam gelar level S500 ke atas.
Kondisi itu membuat Ricky juga mengakui bahwa badminton Indonesia sedang tidak baik, dan dibutuhkan perubahan² untuk mengangkat kembali prestasi para atlet ke depannya.