SCORE.CO.ID – Pelatih Borneo FC Samarinda, Pieter Huistra juga ikut memberikan suara terkait performa timnas yang sedang menggebu-gebu mengejar target Piala Dunia 2026.
Dirinya yakin bahwa sepak bola Indonesia sedang bangkit dan dia senang menjadi bagian dari reputasi yang sedang berkembang di Indonesia.
Peluang Indonesia untuk Lolos Piala Dunia 2026
Dimata Pelatih Borneo FC peluang Timnas untuk lolos ke Piala Dunia 2026 sebesar 40%. Sisanya setidaknya laga kandang harus dimaksimalkan dengan baik.
Karena sistem Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde Ketiga ini bermain poin. Indonesia ada diperingkat keempat dan butuh setidaknya 12 poin lagi untuk bisa selamatkan diri, dengan lolos menjadi peringkat tiga atau empat terbaik.
Analisis kami berbeda dari Pelatih Borneo FC, berikut bagaimana peluang Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2026:
Negara yang Berpeluang Lolos | Peringkat | Presentase Kemenangan |
Jepang | 1 | 100% |
Arab Saudi | 2 | 85% |
Indonesia dan Australia | Berebut Peringkat 3 Terbaik | 81% |
Bahrain | 4 | 80% |
Apa yang Dikatakan Pieter Huistra?
Melihat peluang yang cukup, Pieter Huistra mengatakan bahwa kesenjangan antara sepak bola Asia dan Eropa masih besar, tetapi langkah-langkah kecil telah diambil untuk menutupi kesenjangan tersebut.
“Sulit bagi Asia untuk menipiskan ketertinggalan dari rekan-rekan mereka di Eropa, tetapi kami melihat negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan tampil baik di turnamen internasional,” kata Huistra di Kuala Lumpur.
“Negara-negara ini berkembang pesat karena mereka memiliki persiapan yang baik di tingkat akademi, yang menurut saya sangat penting,” tambah Pieter Huistra,
“Di Borneo, kami telah meningkatkan klub, para pemain, cara mengelola klub, dan juga gaya bermain,” ungkap mantan pelatih Groningen itu.
“Kami telah berkembang dengan baik dalam dua tahun terakhir dan liga Indonesia telah meningkat pesat dengan persaingan yang ketat di antara klub-klub,” imbuh Huistra.
Ia juga mengungkapkan bahwa Shin bisa saja membawa Indonesia ke Piala Dunia 2026, dengan satu catatan “Hindari Kekalahan Telak”.