Pelatih AS Roma Sebelum Ranieri: Sejarah Kepelatihan dan Transisi Penting

Evolusi Taktik, Pengaruh Legenda, dan Momen Krusial di Serie A

Pelatih AS Roma Sebelum Ranieri
Pelatih AS Roma Sebelum Ranieri

Pelatih AS Roma Sebelum Ranieri

Mengurai Jejak Ivan Jurić di AS Roma

score.co.id – Dalam dunia sepak bola, pergantian pelatih kerap menjadi titik balik yang menentukan bagi klub. AS Roma, salah satu raksasa Serie A, pernah mengalami momen krusial pada musim 2024-25 ketika Ivan Jurić ditunjuk menggantikan Daniele De Rossi. Meski masa jabatannya singkat, kisah Jurić di Roma menyimpan pelajaran berharga tentang dinamika kepelatihan, tekanan klub besar, dan ketahanan karier di dunia sepak bola. Artikel ini mengupas tuntas perjalanan Jurić, mulai dari latar belakangnya, transisi di Roma, hingga langkah berikutnya di Liga Primer Inggris.

Profil Ivan Jurić: Dari Pemain ke Pelatih Berpengaruh

Lahir di Split, Kroasia, pada 25 Agustus 1975, Ivan Jurić memulai karier sebagai gelandang di Hajduk Split sebelum merambah liga-liga Eropa seperti La Liga (Sevilla) dan Serie A (Genoa). Pengalamannya di lapangan menjadi fondasi kuat saat beralih ke dunia kepelatihan. Pada 2014, ia memulai debut sebagai pelatih di Mantova (Serie C), lalu meraih perhatian setelah membawa Crotone promosi ke Serie A untuk pertama kali dalam sejarah klub pada 2016.

Keberhasilannya dengan tim beranggaran terbatas membuatnya dipercaya melatih klub-klub seperti Genoa, Hellas Verona, dan Torino. Gaya khas Jurić—seperti pressing tinggi dan formasi 3-4-2-1—menjadi ciri yang diandalkan, meski tak selalu berbuah hasil instan.

Evolusi Taktik, Pengaruh Legenda, dan Momen Krusial di Serie A
Evolusi Taktik, Pengaruh Legenda, dan Momen Krusial di Serie A

Masa Jabatan di AS Roma: Antara Harapan dan Realitas

Pengangkatan yang Kontroversial

Baca Juga  Menang 3-1 dari Frosinone, Pioli Beri Pujian Theo Hernandez: Itu idenya

Pada 18 September 2024, Jurić resmi menjadi pelatih AS Roma menggantikan Daniele De Rossi, yang dipecat setelah gagal meraih kemenangan dalam empat laga awal musim. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat De Rossi baru memperpanjang kontrak tiga bulan sebelumnya. Roma, yang saat itu berada di posisi ke-16, membutuhkan perubahan cepat.

Awal yang Menjanjikan

Tiga pertandingan pertama Jurić memberikan secercah harapan: seri 1-1 melawan Fiorentina, kemenangan 2-1 atas Lecce, dan hasil imbang 2-2 kontra Inter Milan. Performa ini menunjukkan potensi stabilitas, terutama dengan taktik pressing yang mengandalkan energi pemain muda seperti Nicola Zalewski dan Edoardo Bove.

Krisis dan Kejatuhan

Namun, momentum positif tak bertahan lama. Kekalahan 1-2 dari Elfsborg di Liga Europa dan tragedi 1-5 dari Fiorentina di Serie A menjadi titik balik negatif. Hasil buruk beruntun, termasuk kekalahan 2-3 dari Bologna pada 10 November 2024, memaksa manajemen Roma mengambil keputusan drastis: Jurić dipecat setelah hanya 12 pertandingan.

Analisis Performa: Mengapa Jurić Gagal di Roma?

Ketidakcocokan Gaya dan Skuad

Gaya pressing tinggi Jurić membutuhkan pemain dengan stamina dan disiplin taktis. Sayangnya, skuad Roma saat itu didominasi veteran seperti Chris Smalling dan Rui Patrício, yang kesulitan beradaptasi dengan intensitas tersebut. Kurangnya kedalaman bangku cadangan juga memperparah situasi.

Tekanan Eksternal yang Besar

Roma bukan klub biasa. Ekspektasi juara dan tekanan dari tifosi (suporter) kerap membuat pelatih kesulitan bernapas. Jurić, yang lebih terbiasa dengan klub berprofil menengah, gagal menahan tekanan media dan kritik setelah hasil buruk.

Manajemen yang Tidak Stabil

Keputusan manajemen untuk memecat De Rossi secara prematur menciptakan ketidakstabilan. Jurić masuk dalam situasi kacau, tanpa dukungan penuh dari ruang ganti atau kepemimpinan klub yang jelas.

Baca Juga  Jose Mourinho Hanya Turunkan Renato Sanches Selama 18 menit, Ada Apa?

Transisi Penting: Dari Roma ke Southampton

Pemecatan dan Refleksi

Setelah dipecat, Jurić mengaku belajar banyak dari pengalaman di Roma. “Ini pengalaman berharga, meski hasilnya tidak sesuai harapan,” ujarnya dalam konferensi pers terakhir. Pemecatan ini tidak merusak reputasinya, terbukti dengan tawaran dari Southampton di Liga Primer Inggris pada Desember 2024.

Babak Baru di Liga Primer

Southampton, yang baru promosi, melihat Jurić sebagai sosok tepat untuk membangun tim kompetitif dengan anggaran terbatas. Langkah ini menandai transisi karier yang berani, sekaligus membuktikan bahwa kegagalan di Roma bukan akhir dari perjalanannya.

Perbandingan dengan Pelatih Sebelumnya: Pelajaran untuk Masa Depan

Daniele De Rossi vs. Ivan Jurić

De Rossi, legenda Roma, diangkat lebih karena faktor emosional daripada pengalaman kepelatihan. Sebaliknya, Jurić datang dengan rekam jejak jelas di Serie A. Namun, keduanya gagal karena faktor serupa: kurangnya kesesuaian filosofi dengan skuad yang ada.

Warisan untuk Claudio Ranieri

Ranieri, yang menggantikan Jurić, mengambil alih tim dengan moral rendah. Pelajaran dari era Jurić—seperti pentingnya menyesuaikan taktik dengan kemampuan pemain—menjadi bahan evaluasi penting untuk membangun Roma yang lebih tangguh.

Prospek ke Depan: Apa yang Bisa Dipetik dari Era Jurić?

Pentingnya Kesabaran dalam Proyek Jangka Panjang

Kisah Jurić mengingatkan bahwa kesuksesan di sepak bola modern tak hanya bergantung pada taktik, tetapi juga kesabaran manajemen. Roma, yang kerap berganti pelatih, perlu belajar memberi waktu lebih bagi sosok seperti Jurić untuk membangun sistem.

Adaptasi sebagai Kunci Kesuksesan

Kegagalan Jurić di Roma bukan karena kurangnya kualitas, melainkan ketidakmampuan beradaptasi dengan tekanan klub besar. Bagi pelatih lain, ini menjadi pelajaran tentang pentingnya memilih proyek yang sesuai dengan filosofi dan kapasitas diri.

Baca Juga  Pelatih Girona Adik Pep Guardiola: Strategi Cerdas dalam Kepemimpinan Tim Sepak Bola

Penutup: Refleksi atas Perjalanan Singkat Jurić di Roma

Ivan Jurić mungkin hanya catatan kaki dalam sejarah panjang AS Roma, tetapi kisahnya menyimpan banyak pelajaran. Dari promosi heroik dengan Crotone hingga tantangan di klub sebesar Roma, perjalanannya mencerminkan dinamika tak terduga dunia sepak bola. Kini, di Southampton, ia mendapat kesempatan untuk membuktikan bahwa kegagalan di Italia bukanlah akhir, melainkan batu loncatan menuju kesuksesan baru.

Bagi Roma, periode Jurić mengingatkan pentingnya stabilitas dan visi jangka panjang di tengah hingar-bingar hasil instan.