Score – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo masih dalam tahap pembahasan oleh para ketua umum partai politik pendukung.
“Tentang bacawapres itu tadi sudah disampaikan oleh Bapak Haji Muhammad Mardiono yang masih melakukan pencermatan dan selalu, ya, dilakukan pembahasan-pembahasan secara dinamis untuk dicari yang terbaik. Seluruh partai politik solid semua bergerak juga memperkuat kerja sama pemilu legislatif,” kata Hasto di Gedung High End, Jakarta, Rabu.
Menurutnya, penentuan bakal cawapres sangat vital mengingat pihak pendukung Ganjar menargetkan kemenangan Pilpres dalam satu putaran.
Ia menyadari sejumlah nama kini masuk dalam bursa bacawapres, antara lain Ridwan Kamil, Mahfud MD, Sandiaga Uno, , dan Andika Perkasa.
Politisi asal Yogyakarta itu menambahkan saat ini para ketum parpol sedang mencermati sosok yang akan didorong bersama Ganjar.
“Itu terus dilakukan pencermatan nama-nama dan tunggu momentum yang tepat untuk dapat disampaikan pada waktu yang tepat. Dan itu pasti menang satu putaran, itu harapan dari rakyat,” jelas dia.
Di internal tim pemenangan nasional (TPN), lanjut Hasto, pihaknya memang menyusun strategi untuk menang pilpres dalam satu putaran. Target ini tentu sebagai upaya membangun semangat TPN, organ sukarelawan, dan pendukung Ganjar.
“Itu untuk membangun optimisme tetapi yang menentukan satu putaran atau dua putaran itu, kan, rakyat Indonesia. Tentu saja kami merumuskan target-target yang terbaik,” ujar Hasto.
Hasto mencontohkan pada Pemilu 2014 dan 2019, ada dua pasang calon sehingga bisa satu putaran. Kemudian pada Pilpres 2009, ada tiga pasangan itu bisa satu putaran.
Lalu, 2004, terdapat lima pasangan calon yang berlangsung dua putaran, sehingga dalam desain pemenangan tentu saja menyiapkan suatu strategi yang terbaik yang intinya menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi mau satu putaran atau dua putaran, tambahnya.
Meski demikian, lanjut Hasto, yang terpenting dalam kontestasi politik ialah menjaga dinamika dengan berkebudayaan, bermartabat, dan kerendahan hati.
“Juga menampilkan gagasan yang terbaik untuk bangsa dan negara dan tentu saja memohon rida dari Tuhan Yang Mahakuasa, Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ujar Hasto.