OPINI Peluang Persib Juara Super League 2025/26 Sudah Habis? Ini 3 Alasannya

Mengapa Persib sulit juara Super League 2025/26?

Peluang Persib Juara Super League 2025/26
Peluang Persib Juara Super League 2025/26

Peluang Persib Juara Super League 2025/26

score.co.id – Bayangkan sebuah tim yang memenangkan sepuluh pertandingan beruntun tanpa pernah terhenti. Sekarang, bayangkan tim favorit Anda, yang baru saja meraih tiga kemenangan beruntun, justru tertinggal sangat jauh dari puncak. Inilah realitas pahit yang dihadapi Persib Bandung dan Bobotoh di penghujung 2025. Dengan baru sekitar seperempat musim berlalu, pertanyaan besar menganga: apakah peluang Maung Bandung meraih gelar ketiga secara beruntun di BRI Super League 2025/2026 sudah benar-benar pupus?

Berdasarkan data terkini, Persib bercokol di peringkat empat klasemen dengan 19 poin dari 9 laga, masih menyimpan satu jatah pertandingan yang tertunda. Di atas sana, Borneo FC Samarinda bagai pesawat ulang-alik yang lepas landas sempurna, memimpin dengan sempurna: 30 poin dari 10 kemenangan tanpa ampun.

Lembaga analitis Footy Rankings bahkan hanya memberi Persib peluang juara sebesar 14%. Angka itu kecil, sangat kecil, tapi bukan nol. Artikel ini tidak sekadar melaporkan fakta-fakta tersebut, tetapi akan menyelami lebih dalam tiga alasan mendasar mengapa mimpi juara Persib musim ini berada di ambang kepunahan, meskipun secercah harapan masih tersisa.

Mengapa Persib sulit juara Super League 202526
Mengapa Persib sulit juara Super League 202526

Dominasi Mutlak Borneo FC dan Jarak Poin yang Nyaris Mustahil Dikejar

Ada sebuah kekuatan yang muncul dari Samarinda yang seolah-olah bermain di liga yang berbeda. Borneo FC bukan hanya memimpin; mereka mendominasi dengan cara yang belum pernah terjadi dalam beberapa musim terakhir. Start sempurna dengan sepuluh kemenangan beruntun adalah sebuah prestasi yang dalam sejarah sepak bola Indonesia kerap menjadi pertanda kuat sang juara. Mereka telah membangun benteng yang kokoh di puncak, dan untuk menjebolnya dibutuhkan lebih dari sekadar konsistensi biasa.

Baca Juga  Sejarah permusuhan Arema dan Persebaya, fakta kelamnya

Borneo FC: Mesin Kemenangan yang Hampir Sempurna

Tidak berlebihan jika menyebut tim besutan Pieter Huistra ini sebagai mesin yang hampir sempurna. Sepuluh laga, sepuluh kemenangan. Mereka telah mengumpulkan 30 poin sempurna, sebuah efisiensi yang membuat setiap tim pesaing, termasuk Persib, hanya bisa gigit jari. Keunggulan 11 poin dari Persib di fase awal musim adalah sebuah jurang.

Bahkan dalam skenario terbaik di mana Persib memenangkan laga tandanya, jarak itu masih tetap 8 poin. Dalam psikologi persaingan, tertinggal hampir empat kemenangan di belakang sang pemimpin adalah beban mental yang sangat berat. Setiap kali Persib menang, mereka tahu Borneo FC hampir pasti melakukan hal yang sama, mempertahankan status quo yang menyulitkan.

Sejarah dan Realitas Matematika yang Kejam

Sejarah liga Indonesia, dan hampir di semua liga dunia, memberikan pelajaran yang keras. Tim yang memulai dengan start mendekati sempurna seperti ini jarang sekali gagal mengamankan trofi. Momentum dan keyakinan yang mereka bangun menjadi senjata pamungkas.

Dari sudut pandang matematika, untuk mengejar defisit 11 poin (atau 8 poin dengan syarat kemenangan mutlak di laga tunda), Persib tidak hanya harus nyaris sempurna di sisa musim, tetapi juga berharap Borneo FC mengalami kemerosotan performa yang dramatis—sesuatu yang sama sekali tidak terlihat tanda-tandanya saat ini. Bobotoh mungkin berargumen musim masih panjang, namun logika dasar sepak bola mengatakan bahwa mengejar ketertinggalan di awal musim seringkali lebih sulit daripada di akhir musim, karena sang pemimpin belum menunjukkan titik lemahnya.

Konsistensi dan Tantangan Internal Persib Bandung

Di sisi lain, kita harus jujur mengakui bahwa perjalanan Persib sendiri di awal musim ini belum tanpa cacat. Meski sedang dalam tren positif, performa mereka secara keseluruhan belum mencapai level yang dibutuhkan untuk menantang sebuah tim yang nyaris tanpa cela seperti Borneo FC. Ada faktor internal yang menjadi penghalang serius dalam perburuan poin yang dibutuhkan untuk mengejar ketertinggalan.

Inkonsistensi di Awal dan Daya Gedor yang Terbatas

Sebelum meraih tiga kemenangan beruntun dengan clean sheet, Persib menunjukkan wajah yang tidak konsisten. Mereka kehilangan poin-poin berharga dalam laga-laga yang seharusnya bisa dimenangkan. Statistik mencetak gol menjadi indikator yang mengkhawatirkan: hanya 14 gol yang tercipta dari 9 pertandingan.

Baca Juga  Jadwal BRI Liga 1 2023/2024: Duel Sengit Borneo FC vs Persib Bandung di Stadion Segiri

Rata-rata di bawah 1,6 gol per laga adalah angka yang kurang untuk tim yang bercita-cita juara, terutama ketika sang pesaing di puncak memiliki rasio gol yang jauh lebih baik. Masalah efisiensi di lini depan ini menjadi bom waktu jika tidak segera diatasi. Kemenangan 1-0 memang bagus, tetapi untuk mengejar jarak yang lebar, dibutuhkan kemenangan-kemenangan yang lebih meyakinkan dan produktif.

Seorang analis dari Footy Rankings dalam laporannya yang dikutip Bolasport.com menyatakan, “Borneo FC Terlalu Kuat, Peluang Persib Juara Super League 2025-2026 Hanya 14 Persen.” Pernyataan ini merefleksikan betapa beratnya tugas Persib.

Beban Ganda yang Melelahkan: Ancaman AFC Champions League Two

Persib tidak hanya bertarung di front domestik. Kesuksesan mereka di AFC Champions League Two, di mana mereka saat ini memuncaki grupnya, adalah prestasi yang membanggakan sekaligus kutukan. Jadwal yang padat akibat kompetisi kasta kedua Asia ini membawa konsekuensi logis: kelelahan fisik, risiko cedera yang membesar, dan kebutuhan rotasi pemain yang dapat mengganggu ritme tim. Sejarah telah membuktikan betapa sulitnya bagi klub Indonesia untuk bersaing di dua front secara simultan. Fokus yang terbagi dan energi yang terkuras dalam laga-laga Asia seringkali berimbas pada hasil yang buruk di liga domestik. Ini adalah tantangan manajemen skuad yang sangat kompleks untuk Bojan Hodak dan stafnya.

Peta Klasemen dan Perlombaan yang Tidak Setara

Untuk memahami sepenuhnya betapa sulitnya posisi Persib, kita perlu melihat peta persaingan secara keseluruhan. Persaingan juara musim ini bukanlah perlombaan dua kuda antara Persib dan Borneo FC. Ada pesaing-pesaing lain yang juga memiliki ambisi dan berada di posisi yang lebih menguntungkan daripada Persib.

Klasemen BRI Super League 2025/2026 (Top 5, Update November 2025)

  • 1. Borneo FC Samarinda – Main: 10 – Poin: 30
  • 2. Persija Jakarta – Main: ~11 – Poin: 23
  • 3. Malut United / PSIM – Main: ~11 – Poin: 19-20
  • 4. Persib Bandung – Main: 9 – Poin: 19
  • 5. Bhayangkara / Persita – Main: ~11 – Poin: 18

Dari klasemen di atas, terlihat jelas bahwa Persib bukan hanya harus melompati Borneo FC, tetapi juga harus melewati setidaknya dua tim lain: Persija Jakarta yang sudah unggul 4 poin dengan lebih banyak pertandingan, serta Malut United atau PSIM yang poinnya seimbang atau sedikit lebih unggul. Ini adalah perlombaan berlapis. Setiap kali Persib berhasil mendekati Borneo FC, mereka harus memastikan tidak disalip oleh tim di belakangnya yang juga berusaha keras. Setiap poin yang terbuang akan menjadi hadiah untuk pesaing langsung seperti Persija, membuat upaya pengejaran ke puncak menjadi semakin rumit.

Baca Juga  BRI Liga 1: Persikabo 1973 Vs Persis Solo, 6 Oktober 2023

Proyeksi dan Kesimpulan Akhir

Lantas, apakah benar peluang itu sudah habis? Kata “habis” mungkin terlalu mutlak. Dalam sepak bola, selama masih ada matematika peluang dan selama musim belum berakhir, harapan selalu ada. Namun, kata yang lebih tepat untuk menggambarkan situasi Persib adalah “nyaris mustahil”.

Sebuah Harapan Kecil di Tengah Realita yang Suram

Peluang 14% dari Footy Rankings bukanlah angka yang diciptakan tanpa dasar. Itu adalah cerminan dari kondisi di lapangan. Harapan itu masih hidup hanya jika dua skenario hampir ajaib terjadi secara bersamaan. Pertama, Borneo FC harus mengalami kemerosotan performa yang signifikan, mungkin kehilangan 8-10 poin dalam rentang 5-6 laga. Kedua, Persib harus nyaris sempurna, memenangkan 8-10 laga beruntun tanpa terhenti. Kombinasi kedua peristiwa ini memiliki probabilitas yang sangat rendah. Borneo FC sejauh ini menunjukkan stabilitas yang luar biasa, sementara Persib masih harus berjuang melawan kelelahan dan inkonsistensi.

Bobotoh, kumpulan suporter paling fanatik di Indonesia, tentu sah-sah saja untuk terus bermimpi dan mendukung tanpa syarat. Itulah hakikat dari sebuah fansme. Namun, dari kacamata analisis yang dingin dan objektif, bobot harapan itu harus disesuaikan. Gelar ketiga beruntun selalu menjadi pencapaian yang sangat langka dan berat di sepak bola mana pun.

Musim 2025/2026 ini, dengan kemunculan Borneo FC yang fenomenal dan beberapa ketidaksempurnaan Persib sendiri, tampaknya akan menjadi penghalang bagi terciptanya dinasti tersebut. Fokus Persib mungkin perlu mulai dialihkan untuk mengamankan tempat di Liga Champions Asia musim depan dan meraih hasil terbaik di kompetisi yang sedang mereka jalani sekarang, sambil tetap berdoa untuk sebuah keajaiban di Super League.

Ikuti terus analisis mendalam dan perkembangan terkini sepak bola Indonesia dan dunia hanya di Score.co.id.