Score – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat masih menunggu arahan pemerintah pusat terkait rencana pembangunan stadion internasional untuk dipakai pada saat Pekan Olahraga Nasional tahun 2028.
“Rencana pembangunan stadion dalam rangka menghadapi PON ke-28 yang akan digelar di NTB dan NTT pada 2028 masih belum mendapatkan kepastian informasi dari pemerintah pusat, makanya kita menunggu,” kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi NTB, Tri Budi Prayitno di Mataram, Jumat.
Menurutnya, hal itu bisa jadi disebabkan oleh karena para pihak masih fokus terhadap berbagai agenda yang ada di tahun 2023 dan tahun 2024. Bahkan untuk pelaksanaan PON 2024 Aceh-Sumut masih banyak persiapan-persiapan yang dilakukan tuan rumah.
“Berdasarkan hasil konsultasi kami dengan pusat, masih fokus dengan PON 2024,” ujarnya.
Meski memaklumi adanya kondisi seperti itu, namun pihaknya mengaku tetap melakukan komunikasi-komunikasi dengan pusat untuk memastikan ketersediaan dukungan-dukungan sapras untuk kebutuhan PON 2028.
“Jujur banyak sapras yang harus disiapkan. Mudah-mudahan pada saatnya nanti ketersediaan sapras yang dibutuhkan untuk pelaksanaan PON 2028 itu dapat kita siapkan,” terang Tri Budi Prayitno.
Pada gelaran PON 28 NTB-NTT, cabang olahraga yang ditetapkan akan dipertandingkan itu ada sekitar 54.
“27 Cabor-nya akan dipertandingkan di NTT dan sisanya akan dilaksanakan di NTB. Dan atas arahan pimpinan laga-laga Cabor itu bisa terdistribusi untuk dilaksanakan di berbagai daerah di NTB. Jadi tidak terfokus di satu kota atau satu kabupaten saja,” katanya.
Rencananya, pembangunan stadion olahraga berstandar internasional itu akan di bangun di salah satu wilayah di Kabupaten Lombok Barat.
“Kalau itu fiks, maka harus ada kesiapan lahan dan begitu pun pendanaan-nya,” katanya.
Rencana pembangunan stadion utama tersebut berkapasitas 60 ribu sampai 70 ribu orang penonton. Stadion utama ini di bangun di atas lahan seluas 10-15 hektar. Sedangkan, anggaran untuk pembangunannya diperkirakan menelan biaya mencapai Rp2 triliun.