Nama De Gea Kembali Muncul Setelah Kekecewaan Terhadap Onana
Andre Onana kembali menjadi sorotan setelah Manchester United mengalami kekalahan 1-3 melawan Brighton & Hove Albion di Old Trafford.
Hasil tersebut menambah daftar panjang catatan buruk MU di kandang musim ini, dengan enam kekalahan dari 12 laga.
Salah satu momen krusial dalam pertandingan tersebut adalah kesalahan Onana yang berujung pada gol ketiga Brighton.
Blunder tersebut semakin memperburuk citra Onana di mata fans. Kiper asal Kamerun itu kerap dikritik karena sejumlah kesalahan yang merugikan tim.
Hingga kini, Onana tercatat melakukan tiga blunder yang langsung berujung gol di musim ini, sehingga memunculkan pertanyaan besar mengenai kemampuannya untuk menggantikan peran David de Gea, mantan penjaga gawang utama MU.
Perbandingan Onana dan De Gea
Keputusan Manchester United untuk mendatangkan Onana pada awal musim lalu bertujuan memberikan dimensi baru dalam permainan tim, terutama dari segi distribusi bola.
Akan tetapi, performa Onana yang belum konsisten justru menimbulkan keraguan. Hal ini memunculkan kembali nama De Gea, yang sempat menjadi andalan MU selama 12 tahun.
Nama de Gea mencuat saat ini saat ia sedang membela Fiorentina dan tampil cukup solid. Dalam 19 laga, ia hanya kebobolan 22 gol dan mencatatkan enam clean sheet.
Fakta bahwa De Gea sempat absen selama satu musim setelah dilepas MU, tetapi mampu bangkit dan tampil konsisten, menjadi sorotan positif.
Sebagai perbandingan, De Gea hanya melakukan 17 blunder sepanjang 12 tahun karirnya bersama MU, angka yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kesalahan Onana dalam waktu singkat.
Dukungan Fans terhadap Sosok dengan Nama De Gea
Kritik terhadap performa Onana membawa efek domino berupa nostalgia para fans terhadap De Gea.
Sebagian pendukung Manchester United menilai bahwa melepas De Gea secara gratis pada akhir musim 2022/2023 adalah keputusan yang terburu-buru.
Penampilan stabil De Gea bersama Fiorentina memperkuat anggapan tersebut, sekaligus memperlihatkan bahwa ia masih mampu berkontribusi di level tertinggi.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar tentang keputusan manajemen Manchester United dalam mengganti penjaga gawang utama mereka. Fans mulai merindukan kehadiran De Gea, yang pernah menjadi pilar penting tim.
Dengan situasi ini, tekanan terhadap Onana semakin meningkat, mengingat ekspektasi tinggi yang ada sejak ia direkrut.
Dalam konteks ini, Manchester United dihadapkan pada tantangan untuk menemukan solusi atas inkonsistensi penjaga gawang mereka.
Keputusan klub di masa lalu kini mulai dipertanyakan, terutama oleh para pendukung yang mengharapkan stabilitas di lini belakang.