Score – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim menyatakan pihaknya melakukan tiga perubahan besar untuk mentransformasi pendidikan tinggi dan vokasi dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul.
“Kami di Kemendikbudristek melakukan tiga perubahan besar untuk mentransformasi pendidikan vokasi. Kita ingin menciptakan pendidikan yang lebih terbuka terhadap inovasi,” katanya dalam Pembukaan Vokasifest X Festival Kampus Merdeka di Jakarta, Senin.
Tiga perubahan besar tersebut meliputi mewujudkan sistem pendidikan yang lebih terbuka terhadap inovasi, pembelajaran yang terintegrasi dengan industri dan daerah, serta pendidikan yang lebih inklusif, aman dan memberdayakan.
Nadiem mengatakan Kemendikbudristek melakukan perubahan besar atau mentransformasi pendidikan vokasi karena Presiden Joko Widodo beberapa tahun lalu sempat mengaku frustrasi dengan keadaan pendidikan Indonesia.
Nadiem bercerita ketika ia baru menjabat menjadi Mendikbudristek, Presiden Joko Widodo mengamati adanya berbagai tantangan dalam dunia pendidikan yang menghambat pengembangan potensi siswa dan mahasiswa termasuk pada pendidikan vokasi.
Beberapa tantangan pendidikan Indonesia beberapa tahun lalu itu seperti sistem pendidikan yang kaku dan sulit bergerak, keterlibatan industri yang rendah dan belum terintegrasi dengan daerah serta pendidikan yang tidak bebas dan nyaman untuk siswa.
“Ada diskusi dengan Presiden, Pak Joko Widodo cukup frustrasi dengan keadaan pendidikan kita saat itu yang kaku, tidak lebih terbuka dan relevan, ada pembatas antara dunia akademik dan industri. Saya ingat empat tahun lalu diskusi itu dengan Pak Joko Widodo,” kata Nadiem.
Ia menjelaskan untuk langkah membuat sistem pendidikan lebih terbuka terhadap inovasi dilakukan dengan memberi ruang pendidikan untuk berinovasi seperti merancang proses dan bentuk pembelajaran sesuai kebutuhan keilmuan dan perkembangan teknologi.
Kemudian, membuka ruang pendanaan baru yaitu melalui dana kolaborasi beasiswa non Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan Indonesia (LPDP) sebesar lebih dari Rp6,3 triliun serta pendanaan dari Dana Abadi Perguruan Tinggi sebesar lebih dari Rp355 miliar.
Selanjutnya, menurutNadiem, menciptakan insentif untuk inovasi yaitu melalui insentif Competitive Fund lebih dari Rp1 triliun serta nilai insentif untuk kolaborasi industri melalui SMK Pusat Keunggulan sebesar Rp614 miliar.
Untuk pembelajaran yang terintegrasi dengan industri dan daerah dilakukan dengan pembelajaran berbasis praktik melalui SMK Pusat Keunggulan yang telah diikuti oleh 35 persen SMK di Indonesia serta program Kampus Merdeka yang diikuti lebih dari 900 ribu siswa dan 14 ribu praktisi.
Selain itu juga dengan memecahkan solusi lokal bersama melalui lebih dari 7.000 kolaborasi riset bersama perguruan tinggi/SMK dan industri serta penguatan ekosistem vokasi yang dilakukan oleh 27 provinsi.
Sementara untuk mencapai pendidikan lebih inklusif, aman dan memberdayakan ditempuh melalui proses seleksi perguruan tinggi negeri (PTN) yang lebih holistik, inklusif, dan transparan serta adanya lebih dari 893 ribu penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan 7.400 penerima afirmasi 2023.
Berikutnya, memberikan payung hukum untuk pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan dan perguruan tinggi serta pelatihan kecakapan kerja dan wirausaha bagi anak usia 15-25 tahun yang tidak bersekolah dan telah diikuti oleh 285 ribu anak.