score.co.id – Manajer Manchester United, Ruben Amorim, mengungkapkan bahwa mayoritas pemainnya tidak terlalu terpengaruh oleh gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran yang melanda klub tersebut.
Amorim mencatat bahwa para pemain, khususnya yang masih muda, hidup dalam “gelembung” mereka sendiri dan menjalani kehidupan yang sangat berbeda dari staf lain di klub.
Manchester United saat ini sedang menghadapi gelombang PHK yang cukup signifikan, dengan perkiraan sekitar 200 staf akan kehilangan pekerjaan mereka akibat langkah ini. Ini merupakan lanjutan dari pemangkasan sebanyak 250 pekerjaan tahun sebelumnya, sebagai bagian dari upaya klub untuk mengatasi kerugian sebesar £300 juta dalam tiga tahun terakhir.
Dampak dari langkah efisiensi biaya yang diterapkan oleh pemilik minoritas, Sir Jim Ratcliffe, telah dirasakan oleh hampir sepertiga dari karyawan loyal dan senior di Manchester United.
Pengakuan Ruben Amorim
Meskipun memberikan simpati kepada individu yang kehilangan pekerjaan, Amorim menekankan bahwa para pemainnya tidak begitu terbebani oleh situasi tersebut. Menurutnya, para pemain hidup dalam realitas yang berbeda yang membuat mereka tidak terlalu merasakan tekanan eksternal. Bagi mereka, fokus utama adalah bagaimana mereka dapat memenangkan pertandingan demi kejayaan Manchester United, meskipun tekanan dari media sosial, koran, dan kritik terus menghampiri setiap kali tim kalah atau tampil di bawah ekspektasi.
Amorim menyatakan bahwa para pemain lebih cenderung terpengaruh oleh kebutuhan untuk memberikan performa terbaik di lapangan daripada beban ekonomi yang dialami oleh orang-orang di luar dunia sepakbola. Bagi mereka, tekanan sejati berasal dari tuntutan untuk meraih kemenangan dan memberikan kebanggaan kepada suporter klub. Meski kritik dan sorotan negatif terus mengalir dari berbagai sumber, para pemain cenderung fokus pada tujuan utama mereka: meraih kesuksesan dalam kompetisi.
Dalam dunia yang dipenuhi dengan sorotan publik dan ekspektasi tinggi, Amorim menyoroti bagaimana para pemain Manchester United harus menghadapi tekanan tak hanya dari lapangan hijau, tetapi juga dari tekanan media sosial, pers, dan pengkritik. Meskipun tidak terlalu terpengaruh oleh masalah di luar lapangan, para pemain harus tetap menjaga fokus dan mentalitas juara untuk meraih kesuksesan dalam dunia sepakbola yang penuh dengan tantangan.
Tekanan untuk Skuad MU
Amorim mengungkapkan bahwa tekanan yang dirasakan oleh para pemain cenderung bersifat psikologis, terutama dipicu oleh ekspektasi publik dan kritik yang terus menerus mengalir dari berbagai arah.
Menurut pendapatnya, saat adanya harapan untuk memperbaiki situasi, pemain seringkali terjebak dalam pikiran berlebihan yang menghambat mereka tampil sebaik yang seharusnya.
Meskipun tidak secara langsung terpengaruh oleh pemutusan hubungan kerja di klub, tekanan dari luar yang begitu besar bisa menjadi beban tersendiri bagi para pemain.
Dalam menghadapi situasi ini, Amorim merasa semakin termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya sebagai pelatih tim.
Meski merasa empati terhadap kesulitan yang dihadapi orang lain, sebagai manajer, ia menegaskan pentingnya mempertahankan pikiran positif dan fokus untuk membantu tim melewati masa transisi yang menantang ini.