Score – Semua itu tidak lepas dari proses stagnan yang dialami Bobby ketika main di tunggal putra.
Walaupun sempat merekah di level junior, misalnya seperti pernah mengalahkan Kunlavut Vitidsarn (Thailand), tetap saja nomor ini nyatanya kurang cocok untuk Bobby.
Pemain 22 tahun itu sejatinya memang sejak awal lebih mantap bermain di nomor ganda.
Tetapi rezekinya untuk diterima di pelatnas PBSI diberi dari jalur tunggal.
Setelah sempat jadi salah satu pahlawan tim junior yang membawa pulang Suhandinata Cup 2019 di Kazan, Rusia lalu, performa Bobby justru menurun.
Puncaknya adalah tahun ini ketika ia akhirnya didegradasi dari pelatnas.
PB Djarum selaku klub yang mengorbitkan Bobby tidak tinggal diam. Salah satu klub bulu tangkis terbesar Tanah Air yang berpusat di Kudus, Jawa Tengah itu langsung mengajak Bobby banting setir.
Bobby langsung dilatih intensif untuk bermain di nomor ganda.
Debut pertandingannya adalah nomor ganda putra, saat ia dipasangkan dengan Gabriel Christopher Winta Wijaya di Malaysia International Series 2023, Oktober lalu, di mana mereka mencapai babak perempat final.
Selanjutnya, juara Bahrain International Series 2021 itu langsung diplot mengikuti Kejuaraan Nasional PBSI 2023 dengan main rangkap di dua nomor. Di ganda putra bersama Akbar Bintang Cahyono, di ganda campuran bersama Melati Daeva Oktavianti.
Hebatnya, Bobby berhasil jadi juara di dua nomor tersebut. Sebuah pencapaian dan pembuktian luar biasa yang membuat ia semakin mantap meninggalkan tunggal putra.
Kemantapan pemain asal Situbondo, Jawa Timur untuk pindah haluan ke ganda, sejatinya mirip dengan apa yang pernah dilakukan salah satu pemain ganda top Korea Selatan saat ini, Seo Seung-jae.
Ya, Seo Seung-jae sebenarnya pun juga mengawali kariernya dari nomor tunggal putra. Ia malah bisa dibilang sebagai musuh seangkatan dari Anthony Sinisuka Ginting dan Shi Yi Qi (China).
Namun tahun-tahun Seo dalam menjalani karier di level junior sebagai tunggal putra, 2014-2017, tidak berjalan mulus. Ia mulai stagnan dan akhirnya pada pertengahan 2017, pemain kidal itu difokuskan untuk main ganda.
Bahkan saat itu, Seo langsung dipasangkan dengan pemain senior ganda campuran Korea, Kim Ha-na.
Selain itu Seo juga dipasangkan bersama Kim Won-ho di ganda putra. Hasilnya, ia mulai sering wara-wiri ke final. Bahkan menjuarai Chinese Taipei Open 2017 dan US Open 2017 di ganda campuran, lalu dua kali jadi finalis di Canada Open 2017 dan Macau Open 2017 di ganda putra.
Puncak awalan prestasinya saat itu adalah saat mampu juara di dua nomor pada Korea Masters 2017. Sejak itu, Seo juga tak pernah lagi diturunkan di nomor tunggal putra.
Alur karier Seo yang sedemikian rupa, bisa jadi juga diikuti Bobby. Posturnya yang jangkung, memiliki power dan masih muda, menjadi bekal apik bagi Bobby untuk meneruskan kariernya di ganda.
Tetapi, Bobby enggan berkespektasi tinggi dahulu, pasalnya menuru dia, masih banyak kekurangan dari dirinya terutama dalam hal transisi permainan dari tunggal ke ganda.
“Masih banyak kesalahannya. Terutama bagi saya yang datang dari single ke ganda campuran dan ganda putra,” ujar Bobby.
“Masih harus banyak latihan lagi.”
“Saya bersyukur bisa juara di sini (Kejurnas PBSI 2023). Hanya saja belum sampai bagus sekali, karena ini masih (turnamen) di Indonesia. Targetnya kami kan level dunia. Jadi masih banyak yang perlu dipelajari. Jadi saya ingin tetap semangat saja untuk latihannya,” tandasnya.
Sementara itu, soal ke manakah Bobby akan menentukan pilihan, apakah ganda campuran atau ganda putra, ia masih diskusi dengan semua pihak terutama dari PB Djarum.
“Kalau ganda putra, belum tahu nanti partnernya siapa,” kata Bobby.
“Tapi kalau ganda campuran, ada kak Meli (Melati). Tapi belum tahu untuk tahun depan mau ikut turnamen apa atau apa yang disarankan,” pungkas dia.