Score – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tidak akan dirugikan setelah TiktTok Shop berhenti beroperasi mulai Rabu (4/10).
“Penutupan TikTok Shop ini sebenarnya tidak mengganggu para seller, karena para seller, para pelaku UMKM yang jualan ‘online’ bisa memanfaatkan promo produknya di TikTok medsosnya,” kata Teten saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Teten menjelaskan bahwa para seller (penjual) dan UMKM dapat memanfaatkan TikTok sebagai media sosial untuk mempromosikan produk mereka, kemudian penjualannya akan diarahkan kepada e-commerce dari berbagai platform.
Pada kenyataannya, Teten mengatakan penjual tidak berjualan di satu platform saja.
Menurut Teten, TikTok sebagai media sosial menjadi pemasaran yang paling efektif karena sudah 113 juta orang Indonesia masuk ke dalam ekosistem.
“Pembelinya juga tinggal pindah ‘channel’ saja, jadi sederhana itu, jadi tidak benar kalau setelah ditutup ini mereka akan bangkrut dan lain sebagainya,” kata Teten.
Teten menambahkan bahwa pemerintah tidak melarang TikTok Shop untuk beroperasi di Indonesia, melainkan hanya perlu mengikuti aturan, yakni membuka kantor berbadan hukum di Indonesia.
Saat ini TikTok baru membuka kantor perwakilan di Indonesia. Agar TikTok Shop bisa beroperasi kembali, TikTok harus membuka kantor usaha dan mengantongi perizinan berusaha berbasis risiko.
Di sisi lain, Teten meyakini TikTok berpotensi membuka usaha di Indonesia karena Indonesia adalah pasar terbesar kedua TikTok Shop setelah Amerika Serikat yang kini sudah memiliki pengguna 170 juta orang.
“Indonesia kan sudah 113 juta (pengguna) dan Indonesia termasuk negara yang daya belinya cukup kuat,” katanya.