Score – Menteri keuangan negara-negara ASEAN berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi sektor keuangan untuk menjaga ketahanan pangan di kawasan.
“Kami membahas komitmen kami untuk meningkatkan keterlibatan sektor keuangan guna menjamin ketahanan pangan regional dan global,” kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani saat konferensi pers Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (AFMGM) di Jakarta, Jumat.
Menkeu menjelaskan penguatan kolaborasi tersebut diwujudkan melalui proses keuangan ASEAN serta badan-badan sektoral ASEAN lainnya.
Dengan melibatkan kolaborasi lintas sektoral, para menteri keuangan ASEAN menargetkan perbaikan kebijakan yang dapat mengurangi tantangan terhadap ketahanan pangan.
Target berikutnya yaitu untuk meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan makanan sehat yang lebih merata.
Penguatan kolaborasi sektor keuangan untuk ketahanan pangan juga bertujuan meningkatkan akses pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah serta petani kecil.
Tujuan terakhir yaitu meningkatkan fasilitas perdagangan untuk mendorong ketahanan pangan di kawasan.
“Hal itu untuk mendukung pencapaian jangka panjang kami yang berkelanjutan di kawasan ASEAN,” ujar Sri Mulyani.
Sementara itu, Indonesia juga memperkuat dukungan sektor keuangan terhadap ketahanan pangan. Hal itu tercermin pada rencana pemerintah yang menganggarkan dana sebesar Rp108,8 triliun untuk ketahanan pangan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.
Anggaran tersebut diarahkan untuk meningkatkan ketersediaan, akses, dan stabilitas harga pangan. Hal itu diwujudkan melalui peningkatan produksi domestik; penguatan kelembagaan, pembiayaan, dan perlindungan petani; percepatan pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur pangan; pengembangan Kawasan Food Estate (Kawasan Sentra Produksi Pangan); serta penguatan cadangan pangan nasional.
Secara rinci, dana ketahanan pangan sebesar Rp108,8 triliun disalurkan melalui belanja pemerintah pusat sebesar Rp89,6 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp19,2 triliun.