Agama Mario Balotelli
score.co.id – Dunia sepak bola tidak pernah kekurangan karakter. Namun, sedikit yang bisa menandingi magnetisme dan kontroversi yang melekat pada Mario Balotelli. Di usia 35 tahun pada 2025, namanya masih bergaum, meski kini lebih sering terdengar di luar lapangan hijau. Di balik sorotan atas gol-gol spektakuler dan tindakannya yang seringkali tak terduga, tersimpan pertanyaan mendalam tentang identitasnya. Siapa sebenarnya Mario Balotelli? Bagaimana keyakinan dan latar belakang keluarganya membentuk pria yang satu ini?
Artikel ini akan menyelami lebih dalam tentang agama yang dianut Balotelli serta profil pribadinya, dirangkum dari data-data terpercaya dan terbaru hingga akhir 2025. Kita akan mengungkap fakta di balik klaim-klaim yang beredar dan melihat bagaimana perjalanan hidupnya yang unik membentuk sosok yang kita kenal sekarang.

Agama Mario Balotelli: Sebuah Refleksi Identitas dalam Keberagaman
Pertanyaan tentang agama Mario Balotelli kerap muncul, terutama menyusul pernyataannya yang kontroversial di media sosial satu dekade lalu. Berdasarkan seluruh catatan dan laporan resmi yang ada hingga 2025, dapat dikonfirmasi bahwa Mario Balotelli menganut agama Katolik.
Latar Belakang Katolik yang Kuat
Keyakinan ini tidak terlepas dari lingkungan di mana ia dibesarkan. Balotelli diadopsi dan dibesarkan oleh keluarga Francesco dan Silvia Balotelli di Brescia, Italia Utara—sebuah wilayah dengan budaya dan tradisi Katolik yang kuat. Keluarga inilah yang memberinya fondasi nilai-nilai dan pendidikan agama. Ikatan spiritualnya dengan iman Katolik pernah ditunjukkan secara terbuka pada Agustus 2013, ketika ia bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus, di Vatikan. Pertemuan yang hangat tersebut, di mana Paus memuji “semangat bebas” Balotelli, semakin mengukuhkan koneksinya dengan keyakinan ini.
Kontroversi dan Klaim Yudaisme
Lantas, dari mana muncul anggapan bahwa ia beragama Yahudi? Pada akhir 2014, Balotelli terlibat dalam insiden media sosial setelah mengunggah gambar yang dianggap antisemitik. Saat mendapat tekanan dan investigasi dari FA Inggris, ia membela diri dengan menulis di Twitter, “Ibuku adalah seorang Yahudi, jadi tolong kalian semua diamlah.” Pernyataan ini merujuk pada ibu angkatnya, Silvia Balotelli, yang memang memiliki latar belakang keturunan Yahudi dan merupakan putri dari penyintas Holocaust. Pernyataan itu adalah sebuah bentuk pembelaan diri yang emosional terhadap tuduhan rasisme, bukan sebuah deklarasi perubahan keyakinan pribadi. Hingga saat ini, tidak ada bukti atau pernyataan resmi apa pun yang menunjukkan bahwa Balotelli mempraktikkan Yudaisme atau pindah agama dari Katolik.
Asal-Usul dan Kisah Keluarga yang Mengharukan
Untuk memahami sepenuhnya sosok Balotelli, kita harus menelusuri kembali ke akarnya. Mario Balotelli lahir dengan nama Mario Barwuah pada 12 Agustus 1990 di Palermo, Sisilia. Ia adalah anak dari pasangan imigran Ghana, Thomas dan Rose Barwuah, yang saat itu tinggal secara ilegal di Italia. Karena kondisi kesehatan Balotelli kecil yang membutuhkan perawatan medis serius—termasuk asma dan infeksi usus—serta kesulitan finansial yang dialami orang tua kandungnya, ia akhirnya ditempatkan di panti asuhan pada usia tiga tahun.
Adopsi dan Kehidupan Baru
Titik balik hidupnya terjadi ketika pasangan warga Italia, Francesco dan Silvia Balotelli, membawanya keluar dari panti asuhan dan mengadopsinya secara permanen. Mereka membesarkannya di Concesio, Brescia, dengan penuh kasih sayang. Balotelli kecil awalnya masih mengunjungi keluarga kandungnya di akhir pekan, namun lambat laun ia sepenuhnya berintegrasi ke dalam keluarga Balotelli dan secara hukum mengganti namanya. Peran keluarga angkat ini sangat sentral. Francesco, seorang pegawai negeri, dan Silvia, dengan warisan Yahudinya, menciptakan lingkungan rumah yang multikultural namun tetap berakar pada nilai-nilai Italia yang Katolik.
Hubungan dengan Keluarga Kandung
Dari keluarga kandungnya, Balotelli memiliki tiga saudara: Abigail, Enoch (yang juga menjadi pesepak bola profesional), dan Angel. Ikatan kekeluargaannya tetap erat, terbukti dengan hubungan baiknya dengan keponakannya, Kevin Martins, yang juga mengikuti jejak karir sepak bola keluarga.
Kehidupan Pribadi: Dari Ayah Penyayang hingga Pria Berprinsip
Di balik citra “bad boy”, Mario Balotelli adalah seorang pribadi yang kompleks dan penuh kejutan. Saat ini, ia adalah seorang ayah dari dua orang anak.
Kehidupan Keluarga
- Pia: Putri pertamanya, lahir pada Desember 2012 dari mantan kekasihnya, model Raffaella Fico. Awalnya sempat meragukan, Balotelli kemudian mengakui Pia sebagai anaknya setelah melakukan tes DNA.
- Lion: Anak keduanya, lahir pada September 2017 dari seorang ibu yang tidak disebutkan namanya. Balotelli dikenal sebagai ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya dan sering membagikan momen kebersamaan mereka di media sosial.
Prinsip Hidup
Balotelli juga dikenal dengan prinsip-prinsip pribadinya yang kuat. Sejak era 2010-an, ia memutuskan untuk berhenti mengonsumsi alkohol sama sekali untuk menjaga kebugaran dan performa fisiknya. Di luar sepak bola, ia memiliki ketertarikan mendalam pada seni bela diri campuran (MMA). Bahkan, ia pernah menyatakan bahwa jika bukan menjadi pesepak bola, ia mungkin akan mengejar karir sebagai petarung MMA profesional.
Melawan Rasisme
Namun, hidupnya tidak lepas dari bayang-bayang kontroversi dan rasisme. Sejak muda, ia sering menjadi target cacian dan tindakan rasis dari sejumlah suporter, mulai dari lemparan pisang hingga nyanyian bernada rasis. Pengalaman-pengalaman pahit inilah yang turut membentuknya menjadi pribadi yang vokal dalam melawan diskriminasi.
Gelora Karir dan Status Terkini di 2025
Karir sepak bola Balotelli ibarat roller coaster—penuh dengan puncak prestasi dan lembah ketidakpastian. Pemain yang dikenal dengan fisik kuat dan finishing-nya yang tajam ini telah membela klub-klub top Eropa.
Perjalanan Karir
- Kebangkitan di Italia: Ia meledak di Inter Milan, menjadi bagian penting dari tim yang meraih treble winner (Serie A, Coppa Italia, Liga Champions UEFA) pada 2010.
- Era Inggris yang Dramatis: Kepindahannya ke Manchester City diwarnai momen legendaris, termasuk gol krusial yang membantu City merebut gelar Premier League 2012. Namun, periode singkatnya di Liverpool ia sebut sebagai “kesalahan terburuk” dalam hidupnya.
- Kebangkitan Kembali di Prancis: Setelah kembali ke AC Milan, ia menemukan bentuk terbaiknya selama bermain untuk OGC Nice, di mana ia mencetak 33 gol di Liga Prancis.
- Petualangan ke Turki dan Kepulangan Terakhir: Ia sempat mencetak rekor pribadi dengan lima gol dalam satu laga saat membela Adana Demirspor, Turki. Pada musim 2024/25, ia kembali ke Italia dengan membela Genoa. Sayangnya, periode ini tidak berjalan mulus; ia hanya tampil dalam enam pertandingan tanpa mencetak gol sama sekali.
Statistik Karir Singkat Mario Balotelli (Per Oktober 2025)
| Aspek | Detail |
|---|---|
| Penampilan Klub (Liga) | 374 pertandingan |
| Gol di Level Klub (Liga) | 150 gol |
| Caps Timnas Italia | 36 penampilan |
| Gol untuk Timnas Italia | 14 gol |
| Klub Terkini | Tanpa klub sejak Juli 2025 |
| Prestasi Internasional | Pencetak gol terbanyak bersama di Euro 2012, Medali Perunggu Piala Konfederasi 2013 |
Saat ini, status Balotelli adalah sebagai free agent setelah kontraknya dengan Genoa berakhir pada Juli 2025. Kabar terbaru menyebutkan bahwa ia sedang fokus pada pemulihan total dari cedera tangan yang dialaminya, sambil menimbang tawaran dari klub lain. Meski telah melewati puncak kariernya, bakat alam yang dimilikinya membuat banyak orang yakin bahwa kisah Mario Balotelli di dunia sepak bola belum benar-benar berakhir.
Penutup: Sebuah Simfoni Identitas yang Unik
Mario Balotelli adalah sebuah mosaik yang terdiri dari banyak kepingan identitas. Ia adalah seorang Italia dengan darah Ghana, seorang Katolik yang dibesarkan dalam keluarga dengan ibu berdarah Yahudi, seorang “bad boy” yang ternyata adalah ayah yang penyayang, dan seorang pesepak bola berbakat yang karirnya diwarnai pasang surut yang dramatis.
Agamanya, yang kerap menjadi bahan pertanyaan, ternyata adalah cermin dari kehidupan personalnya: stabil pada intinya (Katolik), namun diperkaya oleh keberagaman latar belakang di sekitarnya. Hingga akhir 2025, keyakinannya tetap kokoh pada agama yang membesarkannya. Kisah hidup Balotelli mengajarkan kita bahwa identitas bukanlah sesuatu yang hitam putih, melainkan sebuah spektrum yang luas dan kompleks. Ia tetap menjadi simbol ketangguhan, bakat, dan pencarian jati diri yang tak kunjung usai.
Ikuti terus perkembangan terbaru seputar Mario Balotelli dan berita sepak bola terkini lainnya hanya di Score.co.id.












