Rodrygo dan Endrick Terancam Dibuang
score.co.id – Di bawah sorotan Santiago Bernabéu, di mana hanya yang terbaik yang bisa bertahan, dua talenta muda Brasil menghadapi kenyataan pahit: masa depan mereka di Real Madrid mungkin segera berakhir. Rodrygo, yang pernah dianggap sebagai penerus Cristiano Ronaldo, dan Endrick, sang wonderkid, kini berada di persimpangan jalan yang krusial. Ancaman kepergian mereka pada Januari 2026 bukan sekadar gosip, tapi hasil dari revolusi taktik, persaingan ketat, dan tuntutan klub yang selalu haus akan kesuksesan.
Artikel ini mengupas tuntas alasan di balik keputusan sulit ini. Kita akan bahas perubahan filosofi di bawah Xabi Alonso, dominasi Kylian Mbappé, serta data statistik yang tak bisa dibantah. Bagi penggemar yang penasaran dengan dinamika taktis dan bisnis transfer, simak analisis lengkapnya di sini.

Revolusi Alonso dan Persaingan Sengit di Lini Depan
Kedatangan Xabi Alonso sebagai pelatih membawa perubahan besar di Real Madrid. Filosofinya menekankan konsistensi, disiplin taktik, dan kontribusi nyata di setiap laga. Di era baru ini, status lama tak lagi menjamin tempat. Setiap pemain harus buktikan diri setiap hari, dan Rodrygo serta Endrick menjadi korban utama transisi ini.
Di lini serang, Alonso punya “masalah mewah” bernama Kylian Mbappé. Pemain Prancis ini bukan hanya starter utama, tapi pusat segala serangan Los Blancos. Dengan sumbangan lebih dari 50% gol tim, kehadirannya mengubah hierarki dan memfokuskan permainan. Pemain lain di posisi depan harus beradaptasi sebagai pendukung atau siap jadi cadangan. Rodrygo di sayap kanan dan Endrick sebagai striker murni, keduanya kalah bersaing untuk slot terbatas.
Situasi ini makin parah karena preferensi Alonso pada profil pemain spesifik. Di sayap, ia butuh kecepatan dan skill satu-lawan-satu seperti Vinicius Junior. Untuk striker, selain Mbappé, ia lebih percaya Gonzalo Garcia karena energi dan gerakan tanpa bolanya. Ini menjebak Rodrygo yang kurang dominan di sayap, serta Endrick yang masih butuh adaptasi taktik.
| Pemain | Statistik Utama | Situasi Saat Ini |
|---|---|---|
| Rodrygo | 0 gol dalam 30 pertandingan beruntun | Hanya 3 kali starter dari 16 laga |
| Endrick | 166 hari tanpa bermain kompetitif | Hanya 2 penampilan singkat |
Rodrygo: Paceklik Gol yang Menghancurkan dan Hilangnya Status Istimewa
Statistik Rodrygo musim ini sungguh menyedihkan. Pemain 24 tahun ini belum mencetak satu gol pun dalam 30 pertandingan berturut-turut untuk Real Madrid. Ini bukan cuma masa sulit, tapi rekor negatif klub yang menyamai Mariano Diaz. Dari 16 laga Madrid, ia hanya starter tiga kali dan sering masuk di menit akhir, seperti saat imbang lawan Rayo Vallecano di mana ia cuma main 10 menit.
Kekeringan gol ini menghapus label “tak bisa dijual” yang pernah melekat padanya. Klub kini siap pertimbangkan tawaran masuk. Frustrasinya jelas: terjebak sebagai pengganti, karirnya yang seharusnya melejit justru mandek.
Langkah keluar dari Bernabéu bisa menjadi titik balik bagi karier Rodrygo, agar ia kembali ke performa terbaik dan amankan tempat di Timnas Brasil.
Minat dari Premier League menguat. Manchester City paling agresif dengan tawaran sekitar 80 juta euro. Bagi Pep Guardiola, Rodrygo cocok sebagai pemain serbaguna pendamping Erling Haaland. Arsenal dan Liverpool juga memantau. Transfer ke liga Inggris yang lebih fisik bisa jadi suntikan energi baru, terutama jelang Piala Dunia 2026.
Endrick: Korban Pengembangan yang Terhambat dan Solusi Pinjaman ke Lyon
Nasib Endrick mirip tapi beda nuansa. Ancaman baginya bukan jual permanen, tapi pinjaman sementara. Sejak gabung 2024, pemain 19 tahun ini hampir tak dapat kesempatan. Di bawah Alonso, ia hanya dua kali turun sebagai cadangan. Ia bahkan lewati 166 hari tanpa main kompetitif.
Sebagai striker murni, ia langsung bersaing dengan Mbappé dan jadi pilihan ketiga di belakang Gonzalo Garcia. Madrid belum menyerah pada investasinya, tapi sadar perkembangannya terancam jika terus cadangan. Maka, pinjaman ke Olympique Lyon pada Januari 2026 hampir pasti dan disetujui semua pihak.
Pinjaman ini strategis. Lyon tawarkan platform ideal: Ligue 1, pelatih Paulo Fonseca yang ramah pemain Brasil, plus jadwal padat termasuk Europa League. Tujuannya: beri Endrick menit reguler untuk asah skill, bangun percaya diri, dan buktikan diri jelang Piala Dunia 2026. Madrid akan pantau ketat, harap ia pulang lebih matang.
Dampak dan Proyeksi: Bertahan di Level Tertinggi
Keputusan melepas Rodrygo dan pinjamkan Endrick tunjukkan pragmatisme Madrid. Di level elite, potensi saja tak cukup; butuh kontribusi langsung dan adaptasi sistem pelatih.
Bagi Rodrygo, kepergiannya akhiri proyek yang tak sepenuhnya sukses. Ia datang sebagai talenta top, tapi mungkin pergi sebelum puncak. Namun, ke Manchester City di bawah Guardiola bisa jadi katalis. Bagi Madrid, jualannya suntik dana dan buka slot untuk rekrutan baru sesuai visi Alonso.
Bagi Endrick, perjalanannya masih panjang. Lyon jadi ujian pertama di Eropa: cetak gol konsisten, atasi fisik lawan, pimpin serangan. Sukses di sana tentukan partisipasi Piala Dunia dan masa depan di Bernabéu.
Kesimpulan
Kasus ini ingatkan: di Real Madrid, bintang masa depan bisa jadi komoditas transfer sekejap. Yang bertahan adalah yang adaptif, tangguh mental, dan pas dengan taktik pelatih. Januari 2026 jadi bulan krusial bagi Rodrygo dan Endrick—antara bertahan di bayang-bayang atau ambil langkah berani ke tempat baru.
Ikuti terus analisis mendalam soal taktik, transfer, dan dinamika klub top Eropa hanya di Score.co.id.












