Score – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi program Sandiwara Sastra karena disuguhkan secara kreatif dalam bentuk audio drama sehingga dapat melatih imajinasi pendengar.
“Dengan mengalihwahanakan sastra ke dalam audio, Sandiwara Sastra tidak hanya kreatif, tetapi juga memiliki unsur edukatif,” ucap Nadiem pada peluncuran “Sandiwara Sastra Musim Kedua” di kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Senin.
Ia mengatakankarya ini dapat digunakan oleh orang tua atau guru untuk memperkenalkan cerita-cerita rakyat nusantara kepada anak maupun murid. Melalui upaya ini, harap dia, budaya literasi dapat terbentuk dengan baik di kalangan generasi muda Indonesia.
Selain mengedukasi cerita rakyat nusantara, Nadiem juga menilai bahwa sepuluh episode drama audio dalam “Sandiwara Sastra Musim Kedua” dapat melatih daya imajinasi anak.
“Salah satu hal yang kenapa alasan saya suka memainkan audio book buat anak-anak saya adalah karena tanpa adanya visualisasi itu melatih imajinasi jauh lebih baik daripada melihat karya visual,”ujarnya.
Namun, ia mengakui bahwa terdapat banyak aspek seni yang akhirnya terbatasdalam program tersebut karena harus disajikan hanya melalui media suara.
“Tentunya ada banyak adaptasi yang harus dilakukan. Ini bukan film, ini bukan teater. Ada berbagai macam batas-batas, limitasi-limitasi, yang mungkin harus diadaptasikan (agar karya ini dapat terwujud),” kata Nadiem.
Selain itu, ia menyatakan bahwa penyajian cerita rakyat dalam format drama audio merupakan suatu hal yang inovatif. Oleh karena itu, ia mengapresiasi segenap tim produksi yang terlibat dalam program ini.
“Saya ucapkan selamat kepada teman-teman sutradara dan para penulis yang terlibat dalam program ini. Pasti tidak mudah melaksanakan program ini. Formatnya sangat baru, sangat inovatif,”ujar Nadiem.
Program “Sandiwara Sastra Musim Kedua” mengangkat sepuluh cerita rakyat maupun legenda urban yang terkenal di berbagai daerah di Indonesia.
Kesepuluh cerita itu termasuk “Perempuan Perkasa” (Papua), “Kampung Mati dan Hantu Berang-Berang” (Kalimantan), “Si Manis Jembatan Ancol” (Jakarta), “Pahlawan” (Bali), “Bombol dan Babi” (NTT), “Keris” (Jawa Tengah), “Di Tubuh Tara dalam Rahim Pohon” (Sulawesi Selatan), “Mimpi Jurai” (Sumatera), “Sandekala” (Jawa Barat), dan “Halo Bleki” (Aceh).
Publik dapat mengunjungi pameran poster serta mendengarkan sampel audio dari beberapa cerita yang ditampilkan dalam program ini di Lobi Gedung E, Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, pada 30 Oktober hingga 12 November 2023.
Sementara itu, kesepuluh cerita tersebut akan mulai disiarkan secara penuh pada siniar @budayakita mulai 3 November 2023.